Virus Corona
Dokter Meninggal Gara-gara Pasien Corona Bohong, Putrinya: Jangan Sampai Kematian Ayah Saya Sia-sia!
Ayahnya yang seorang dokter meninggal gara-gara pasien corona bohong, Leonita sampaikan unek-uneknya dan peringatkan ini pada pasien.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Putri dari seorang dokter yang meninggal gara-gara tertular virus corona dari pasien yang berbohong angkat bicara.
Kebohongan pasien yang terjangkit virus corona, kini kembali merenggut nyawa seorang dokter.
Salah satu anak dari dokter yang meninggal akibat tertular virus corona ini merasa geram dengan sikap bohong yang dilakukan oleh pasien tersebut.
Kini setelah sang ayah meninggal dunia, Leonita Triwachyuni pun mengungkapkan unek-uneknya terhadap pasien yang tega membohongi para dokter termasuk sang ayah.
Dilansir dari TribunWow.com, Leonita Triwachyuni mengatakan begitu kehilangan sang ayah yang harus meninggal lantaran tertular virus corona dari pasien yang berbohong.
Ia menegaskan jika virus corona bukanlah penyakit sederhana yang bisa disepelekan begitu saja.
• Update Virus Corona Nasional 18 April 2020, Bertambah 325 Kasus di 22 Provinsi, Total 6.248 Kasus
• Gara-gara Pasien Tak Jujur, 34 Tenaga Medis di Semarang Positif Terinfeksi Virus Corona

Ia pun meminta agar masyarakat dapat lebih waspada terhadap virus corona yang mematikan itu.
Leonita tak ingin kematian ayahnya sebagai dokter yang berjuang mati-matian untuk pasien corona menjadi sia-sia.
Hal itu disampaikan Leonita melalui tayangan YouTube Official iNews, Jumat (17/4/2020).
Pada kesempatan itu, mulanya Leonita menyinggung soal data korban virus corona yang secara rutin disampaikan oleh pemerintah.
Menurutnya, pemerintah hanya memberikan harapan palsu dengan memaparkan data korban sembuh virus corona yang melebihi angka kematian.
"Yang ingin saya bilang bahwa jangan sampai angka-angka kematian yang dipaparkan oleh pemerintah, walaupun sekarang seperti memberikan harapan palsu dengan angka kesembuhan lebih tinggi," kata Leonita.
"Tapi kita lihat angka kematian itu bukan cuma angka loh, itu nyawa manusia."
Karena itu, Leonita meminta semua masyarakat menaati anjuran pemerintah untuk tetap beraktivitas di dalam rumah dan selalu menjaga jarak.
Tak hanya melindungi diri sendiri dan keluarga, Leonita juga mengimbau masyarakat memerhatikan keselamatan para tenaga medis.
• Tangis Perawat Pasien Corona di India, Dibayar Rp 6.000 per Hari: Bagaimana Jika Kami Terinfeksi?
"Dan jangan sampai nyawa itu terhitung dari keluarga Anda atau dari Anda sendiri, jadi sebaiknya turuti aja apapun yang pemerintah anjurkan," terang Leonita.
"Misalnya saat ini physical distancing, pakai masker, jaga kebersihan, dan terutama lindungi juga tenaga medis."
Melanjutkan pernyataannya, Leonita pun mengimbau semua pasien untuk menceritakan kondisi yang dialami secara jujur kepada para tenaga medis.
Sebab, kini banyak tenaga medis yang turut menjadi korban virus corona karena ketidakjujuran pasien.
"Dengan kalian memberi tahu apapun yang kalian tahu sejujurnya, misalnya riwayat perjalanan, riwayat kontak, itu sangat membantu kok," ujar dia.
Lantas, Leonita berharap masyarakat mau belajar dari jumlah korban tewas virus corona yang makin bertambah.
Tak hanya itu, dirinya juga meminta masyarakat tak menyepelekanvirus corona yang telah merenggut nyawa ayahnya.
"Saya cuma berharap satu, jangan sampai kematian ayah saya menjadi sia-sia. Tolong belajar sesuatu dari kematian itu karena nyawa loh ini, kita ngomong nyawa," tegas Leonita.
"Dan tidak segampang itu, penyakit ini enggak sesederhana itu," tukasnya.
Simak video berikut ini menit ke-6.01:
46 Tenaga Medis Tertular Corona
Di sisi lain, sebelumnya sebanyak 46 tenaga medis di Rumah Sakit Kariadi Semarang, Jawa Tengah, dinyatakan positif terkena virus corona.
Dilansir TribunWow.com, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun angkat bicara soal kejadian tersebut.
Menurut Ganjar, 46 tenaga medis itu tertular virus corona saat menangani pasien.
Hal itu disampaikan Ganjar melalui tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (17/4/2020).
Ganjar mengatakan, puluhan dokter yang kini menjalani isolasi mandiri itu dalam kondisi yang sehat.
"Sampai update-nya apa, apa kegiatannya, saya kontak dengan salah satu doter 'Pak Gub saya besok pagi mau olahraga'," kata Ganjar.
"Jadi mereka seperti yang disampaikan sehat-sehat, dalam arti semangat dan seperti tidak sakit yang saya lihat."
• VIRAL Tulisan Allah di Sungai Musi Palembang, Seakan Jadi Bukti Alam Berdzikir Virus Corona Berakhir
Ia menegaskan, semua tenaga medis di Jateng yang positif terkena virus corona itu merupakan pegawai di RS Kariadi Semarang.
"Saya komunikasi dengan beberapa dokter di sana. Yang terjadi di Rumah Sakit Kariadi, bukan di Jawa Tengah," ucapnya.
Lebih lanjut, Ganjar pun mengungkap kronologi penularan virus corona itu.
Diduga, ada dua pasien yang terinfeksi virus corona tapi tak mau berkata jujur.
"Jadi saya tengah ini kira-kira kenapa, jadi ada dua klaster. Satu lagi menangani ibu melahirkan, yang satu lagi menangani operasi," jelas Ganjar.
"Kedua-duanya diperkirakan dia positif, memang ada pertanyaan, ada riwayat yang ditanyakan saya lupa pasien yang ditanya saat itu."
Ganjar menyebut, ketidakjujuran pasien itulah yang menyebabkan para tenaga medis tertular virus corona.
"'Apakah Anda pernah ke sana, ke sini'", jawabannya tidak semua," ujar Ganjar.
"Maka mereka mengerjakan seperti biasanya dokter, saya enggak pernah jadi dokter jadi enggak mengerti."
Belajar dari kejadian itu, Ganjar mengimbau semua pasien itu berkata jujur saat memeriksakan diri ke rumah sakit.
"Jadi mereka tertular, maka kejujuran pasien menjadi penting dan sekarang kita tidak bisa abai," kata Ganjar.
"Siapapun yang datang ke rumah sakit pasti ada potensi-potensi Covid-19," tukasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ungkap Unek-uneknya, Putri Dokter yang Tewas akibat Corona: Jangan sampai Kematian Ayah Saya Sia-sia.