Breaking News:

Kisah Haru Pasien Corona, Rayakan Ulang Tahun Pernikahan Ke-50 di Ruang Perawatan Intensif

Kisah pasangan lansia positif Covid-19 di Italia merayakan ulang tahun pernikahan emas di ruang perawatan intensif. Staf medis menangis haru.

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Newsflash/Roberta Ferretti via The Sun
Pasangan pasien Covid-19 lansia di Italia rayakan ulang tahun pernikahan ke-50 di ruang intensif. 

TRIBUNSTYLE.COM - Pasangan lansia positif Covid-19 di Italia merayakan ulang tahun pernikahan emas di ruang perawatan intensif.

Pasangan Giancarlo (73) dan istrinya, Sandra (71), terpaksa menjalani perawatan di ruang intensif.

Keduanya dirawat di Rumah Sakit Murri, Marche, wilayah timur Italia.

Giancarlo dan Sandra merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-50 dengan dibantu oleh staf medis.

Perayaan tersebut dilakukan setelah perawat Roberta Ferretti, yang telah merawat mereka berdua, mendengar kabar ulang tahun pernikahan itu.

Dilansir dari The Sun, Ferretti mengaku sangat tersentuh dengan cinta tulus pasangan lansia tersebut.

10 Cara Mendeteksi Kebohongan dalam Hitungan Detik! Perhatikan Gerakan Tangan hingga Bibirnya!

Stres di Tengah Pandemi Virus Corona? Kendalikan Dengan 7 Cara Mudah Berikut Ini

Pasangan lansia positif Covid-19 di Italia merayakan ulang tahun pernikahan ke-50.
Pasangan lansia positif Covid-19 di Italia merayakan ulang tahun pernikahan ke-50. (Newsflash/Roberta Ferretti via The Sun)

"Sandra banyak menangis, bukan untuk dirinya, melainkan karena khawatir tentang kondisi suaminya," kata Ferretti kepada media setempat.

Kepada Ferretti, Sandra mengatakan betapa dirinya masih mencintai suaminya, setelah berpuluh-puluh tahun kehidupan telah mereka tempuh bersama.

"Ketika saya mengetahui bahwa itu adalah hari jadi mereka, saya pikir mereka harus merayakannya," ujar Ferretti.

Ferretti pun mengatur rencana bersama para anggota staf medis lainnya untuk merayakan ulang tahun pernikahan pasiennya itu.

Ranjang pasangan lansia itu lantas dipindahkan dan ditempatkan bersebelahan sehingga mereka bisa bergandengan tangan.

Staf medis membantu merayakan ulang tahun pernikahan ke-50 pasien Covid-19 lansia di Italia.
Staf medis membantu merayakan ulang tahun pernikahan ke-50 pasien Covid-19 lansia di Italia. (Newsflash/Roberta Ferretti via The Sun)

Tidak hanya itu, para staf medis juga mempersiapkan kue dan lilin.

"Kami meletakkan lilin dengan angka "50" pada sebuah kue kecil, namun tidak bisa menyalakannya karena mereka berada di dekat tabung oksigen," kata Ferretti.

Dari foto yang beredar, para staf yang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap mengelilingi pasien tersebut dan membuat lambang hati menggunakan jari mereka.

Mereka juga memainkan lagu 'Wedding March' ketika pasangan tersebut bergandengan tangan dengan sedikit kekuatan yang masih mereka miliki.

Itu adalah momen yang sanghat luar biasa dan indah, seolah-olah menjadi ganjaran atas pengorbanan yang dilakukan para tim medis.

Giancarlo juga terus mengulang ungkapan cinta kepada sang istri dan membuat para staf menitikkan air mata haru.

Kue ulang tahun pernikahan ke-50 pasien Covid-19 di Italia.
Kue ulang tahun pernikahan ke-50 pasien Covid-19 di Italia. (Newsflash/@roberta.ferretti.393 via The Sun)

Dilahirkan untuk Bersama

Media setempat melaporkan bahwa pasangan itu sekarang sudah pulih dari virus dan diperkirakan akan pulang bersamaan.

Virus corona telah mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, tetapi orang yang berusia di atas 70 tahun diketahui sangat rentan terhadapnya.

Anak-anak pasangan itu, bernama Gianluca dan Andrea, dikirimi foto perayaan dan kemudian berterima kasih kepada staf rumah sakit.

"Kami telah menerima hadiah yang fantastis," kata mereka.

"Orang tua kita dilahirkan untuk bersama. Mereka adalah pasangan kuno yang jarang ditemui saat ini," tambahnya.

Lusisanna Cola, kepala unit perawatan intensif, mengatakan bahwa dirinya selalu merawat pasien menggunakan identitas dan sejarah sebagai dukungan untuk pemulihan.

"Kadang-kadang, keajaiban terjadi, seperti dalam kasus ini," ujar Cola.

POPULER Covid-19 Bisa Dilawan, Dokter dari Palembang Sembuhkan Pasien Corona dengan 3 Resep Ini

POPULER Pasien Corona Ajukan Pertanyaan Terakhir sebelum Embuskan Napas Terakhir, Hati Perawat Pilu

Derrick Smith, perawat anestesi rumah sakit di New York.
Derrick Smith, perawat anestesi rumah sakit di New York. (Kolase TribunStyle (Facebook Derrick Smith, AFP/Miranda))

CURHAT Terakhir Pasien Corona Sebelum Meninggal Membuat Perawat Tercabik-cabik Hatinya, Ini Ucapnya

Seorang perawat anestesi di rumah sakit di New York, Amerika Serikat, membagikan kisahnya dalam menangani pasien COVID-19.

Ia merasa tercabik-cabik dan tersayat hatinya mendengar curhat pilu terakhir si pasien sebelum detik-detik kematian menjemputnya ........ 

Perawat yang diketahui bernama Derrick Smith itu sudah mulai terbiasa menyaksikan akhir hidup para pasiennya yang menjadi korban virus corona.

Ia merupakan perawat anestesi terdaftar beersertifikat (CRNA).

Pekerjaannya adalah seputar memberikan anestesi dan sedasi sebelum orang operasi, serta menempatkan ventilator.

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona(Shutterstock)
Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona(Shutterstock) (Shutterstock)

Namun, baru-baru ini, ia bekerja di unit gawat darurat (UGD) dan unit perawatan intensif (ICU), untuk membantu para pasien Covid-19 yang sulit bernapas dan membutuhkan bantuan ventilator.

Ia menceritakan kata-kata terakhir pasien yang hendak ia pasangi ventilator, yang tak akan pernah ia lupakan. 

Pasien yang akan dipasangi ventilator itu berkata pada Derrick, "Siapa yang akan membayarnya?"

Hal ini Smith ceritakan melalui akun Facebooknya pada Jumat (3/4/2020) lalu.

"Kata-kata terakhir yang tidak akan pernah saya lupakan, respon pasien yang membuat kaget saya dan tim, setelah kami menjelaskan bahwa dia perlu diintubasi dan ditempatkan di ventilator," tulis Smith.

Sementara itu, Smith menyadari meski dipasangi ventilator, pasien itu tetap kecil kemungkinannya untuk sembuh.

Smith kemudian memanggil istri pasien tersebut untuk berbicara di saat-saat terakhir sang suami.

Ia memberi keleluasaan bagi si pasien untuk mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang terkasihnya.

Alih-alih menjawab pertanyaan pasien itu, Smith membiarkannya berbicara dengan pasangannya untuk yang terakhir kali.

Smith mengaku, situasi ini adalah hal terburuk yang telah ia saksikan selama 12 tahun bekerja di perawatan kritis dan anestesi.

Ia mengaku sangat sedih dan harus mendengar seorang pasien yang sekarat yang masih kuatir dengan biasa perawatannya.

Perawat anestesi ini pun menyayangkan pemerintah Amerika Serikat yang gagal dan tak berdaya mengatasi pandemi virus corona.

Smith sangat kuatir dengan jaminan perawatan kesehatan untuk masyarakat yang terpapar virus mematikan ini. 

(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
coronaGiancarloSandraItaliaRoberta Ferretti
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved