Virus Corona
Bukti Covid-19 Bisa Dilawan, Dokter di Palembang Berhasil Sembuhkan Pasien Corona dengan 3 Resep Ini
Dokter di Palembang berhasil sembuhkan 3 pasien covid-19 dengan memberikan 3 resep ini.
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Virus corona yang kian mewabah dan menjadi pandemi memang membuat khawatir masyarakat.
Namun, kabar semakin bertambahnya pasien yang sembuh menjadi angin segar bagi masyarakat yang sedang berjuang melawan virus corona.
Seperti cerita Dokter di Palembang, Sumatera Selatan, berhasil menyembuhkan tiga pasien positif Covid-19.
Pada hari Senin (13/04/2020), Dokter di Palembang yang berhasil sembuhkan 3 pasien covid-19 berbagi pengalamannya.
Tiga pasien yang terjangkit virus corona di Sumatera Selatan berhasil sembuh setelah menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang.
• POPULER Deretan Kisah Kekejaman Kim Jong Un: Tembak Mati Pasien Virus Corona hingga Eksekusi Menteri
• CURHAT Terakhir Pasien Corona Sebelum Meninggal Membuat Perawat Tercabik-cabik Hatinya, Ini Ucapnya

Ketiga orang tersebut adalah, pasien 012 seorang perempuan warga Palembang; pasien 04 warga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan pasien 08 warga Jakarta.
Mereka kini sudah diperbolehkan pulang dan berkumpul dengan keluarga.
Wakil Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging (PIE) RSMH Palembang Harun Hudari mengatakan, selama menjalani perawatan, para pasien tersebut diberikan obat antibiotik, antivirus serta vitamin.
Tiga jenis obat dan vitamin itu digunakan untuk memperkuat daya tahan tubuh pasien.
Hasilnya, ketiga pasien pun mampu melewati fase sulit hingga akhirnya dinyatakan sembuh.
"Tiga komposisi obat itu terbukti mampu menghilangkan virus di tubuh pasien dan sekarang sudah dinyatakan negatif," kata Harun kepada wartawan, Senin (13/4/2020).

Harun mengatakan, proses pemberian obat kepada pasien tak bisa dilakukan secara mandiri.
Para pasien harus tetap di bawah pengawasan dokter.
"Dokter akan menyesuaikan takaran obat dengan kondisi pasien," ujar Harun.
Untuk pasien yang sembuh, ia mengimbau agar tetap selalu menjaga kondisi imunitas tubuh, sehingga tak kembali terjangkit virus corona.
"Mereka bisa kembali terkena jika kondisi imun tubuhnya turun," kata Harun.
Uji coba vaksin

Para peneliti di seluruh dunia sedang berlomba dengan waktu untuk membuat virus corona yang sudah menewaskan puluhan ribu warga.
Para peneliti terus bekerja untuk membuat vaksin guna menanggulangi wabah virus corona yang sudah mengingfeksi lebih dari 1,5 juta warga di seluruh dunia.
Kabar terbaru, peneliti AS telah melakukan uji coba keamanan vaksin virus corona yang kedua kalinya kemarin Rabu (08/04/2020).
Metode kali ini adalah suntikan yang lebih dalam di bawah permukaan kulit.
Seorang peneliti mengatakan kepada relawan yang dites vaksin, "cubitan (pada kulit) ini harusnya terasa seperti tes kulit sederhana."
Dr John Ervin dari pusat penelitian farmasi mengatakan pada asosiasi media bahwa uji vaksin kedua tersebut adalah uji coba penting kedua.
Uji coba kali ini dilakukan menggunakan kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Farmasi Inovio.
Salah satu bagian dari pencarian perlindungan global yang paling dibutuhkan dalam melawan virus yang kini telah berdampak pada sektor perekonomian karena membuat banyak orang terkurung dalam aturan lockdown.
Sebelumnya uji coba pertama dilakukan di Seattle.
Vaksinnya dikembangkan oleh Lembaga Kesehatan Nasional AS.
Sekitar dua per tiga dari partisipan telah mendapatkan satu dari dua dosis yang dibutuhkan.
Studi Inovio diatur untuk menguji dua dosis vaksin dengan kode INO-4800 kepada 40 relawan di laboratorium penelitian kota Kansas dan Universitas Pennsylvania.
Inovio sendiri bekerja sama dengan peneliti China yang juga telah melakukan studi serupa di China sesegera mungkin.
Kajian awal studi ini merupakan tahap pertama untuk melihat apakah vaksin tampak cukup aman untuk tes dalam skala lebih besar dan untuk membuktikan apakah vaksin itu akan memberikan perlindungan.
Walau pun penelitian berjalan mulus, hasilnya baru bisa diharapkan lebih dari setahun sebelum hadirnya vaksin lain.
Puluhan vaksin potensial sedang dirancang di laboratorium di seluruh dunia.
Vaksin-vaksin tersebut diharapkan dapat memulai proses uji coba selama beberapa bulan ke depan.
"Hal baiknya adalah kita punya banyak kandidat," kata Dr Anthony Fauci, kepala penyakit menular NIH.
Dia mengatakan hal itu selama podcast untuk Journal of American Medical Association pada Rabu (7/4/2020).
Sebagian besar vaksin yang sedang dikembangkan memiliki target yang sama yaitu fokus pada lonjakan protein yang mengikat permukaan virus dan membantunya menyerang sel manusia.
Namun banyak yang bekerja dengan cara yang sangat berbeda, sehingga penting untuk menguji opsi yang berbeda pula.
Peneliti Inovio mengemas bagian dari kode genetik virus di dalam sepotong DNA sintetis.
Disuntikkan sebagai vaksin, sel bertindak sebagai pabrik mini untuk menghasilkan salinan protein yang tidak berbahaya.
Sistem kekebalan membuat antibodi pelindung terhadap mereka - terutama jika virus yang sebenarnya datang.
Kepala penelitian dan pengembangan Inovio, Kate Broderick mengibaratkan dengan memberikan tubuh
sebuah poster orang yang dicari FBI sehingga dapat mengenali musuh.
Tetapi setelah suntikan atauu injeksi sedalam kulit, peneliti harus memegang perangkat di tempat yang memberikan sedikit sengatan listrik.
"DNA sintetis itu besar dalam hal penetrasi sel manusia, dan nadi membantu vaksin lebih mudah menembus dan mulai bekerja," jelas Broderick.
Vaksin DNA adalah teknologi baru.
Tetapi Inovio memiliki vaksin eksperimental terhadap penyakit lain yang dibuat dengan cara yang sama dan telah lulus uji keamanan awal.
Dr Pablo Tebas dari Universitas Pennsylvania mengatakan bahwa setidaknya ada satu petunjuk entah bagaimana injeksi di bawah permukaan kulit mempercepat pengembangan pelindung bagi sistem kekebalan tubuh.
Kandidat vaksin NIH, yang diproduksi oleh Moderna Inc sebelumnya, bekerja dengan cara yang sama.
Bedanya, vaksin tipe ini menggunakan sejenis kode genetik yang disebut messenger RNA dan disuntikkan lebih dalam yaitu ke dalam otot.
Baik vaksin potensial NIH maupun Inovio dibuat menggunakan virus yang sebenarnya, yang berarti tidak ada kemungkinan terinfeksi dari vaksin.
Dan dimungkinkan untuk membuat jauh lebih cepat daripada suntikan tradisional.
(Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Cerita Dokter di Palembang Berhasil Sembuhkan Pasien Positif Covid-19 dengan 3 Resep