Virus Corona
Curhat Warga Sekawul Pasca Menolak Jenazah Corona: Kami Takut Bila Sakit Tak Ada yang Mau Merawat
Aksi penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP Kariadi Semarang yang positif virus corona kini berimbas pada warga setempat.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Aksi penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP Kariadi Semarang yang positif virus corona kini berimbas pada warga setempat.
Setelah aksi penolakan jenazah perawat korban virus corona viral di media sosial, kini warga Sewakul, Ungaran, Jawa Tengah turut terkena imbasnya.
Puluhan karangan bunga dukacita sengaja dikirim oleh beberapa pihak sebagai aksi protes atas sikap warga Sewakul yang menolak pemakaman jenazah korban virus corona.
Tak hanya itu perwakilan dari ikatan perawat Indonesia pun telah memutuskan untuk membawa kasus penolakan jenazah seorang perawat korban virus corona ke ranah hukum.
Alhasil tiga orang yang diduga sebagai provokator aksi penolakan warga atas jenazah korban Covid-19 ini pun ditetapkan sebagai tersangka.
Kini warga Sewakul, UngaranBarat, Kabupaten Semarang pun mengaku merasa menyesal.
• MERUSAK Paru-paru, Benarkah Virus Corona Bisa Bisa Kambuh Lagi pada Pasien Sembuh? Lihat Faktanya
• UPDATE Corona Nasional 13 April 2020, Jawa Timur Lonjakan Pasien Covid-19 Terbanyak, Ada 119 Kasus

Beberapa warga pun mulai merasa khawatir tak akan mendapatkan layanan kesehatan yang baik akibat dari kasus penolakan tersebut.
Soleh, warga Sewakul, mengatakan sebenarnya tidak semua menolak pemakaman tersebut.
"Kejadian itu membuat nama Sewakul jadi buruk, padahal yang menolak itu hanya oknum yang mengaku perwakilan warga," ujar Soleh di TPU Siwarak, Sewakul, Minggu (12/4/2020).
Dampak yang paling terasa, lanjutnya, saat ini adanya kecaman di media sosial.
"Itu tidak hanya dirasakan individu-individu, tapi semua warga Sewakul," ujarnya.
• Ditemukan 6 Virus Corona Baru di Kelelawar, Ada Potensi Mutasi & Pindah Ke Manusia Seperti Covid-19?
Namun yang paling dikhawatirkan adalah bila suatu saat ada yang membutuhkan layanan kesehatan dan melihat KTP sebagai warga Sewakul.
"Kami takut juga bila sakit tidak ada yang mau merawat atau saat berobat ditolak," ungkapnya.
Dia meminta kepada seluruh perawat agar tidak menyamakan perilaku warga.
"Kami jujur minta maaf atas kejadian tersebut kepada para perawat di seluruh Indonesia.