Virus Corona
Tak Hanya Rusak Paru-paru, Corona Diklaim Cuma 'Tidur' pada Pasien Sembuh & Bisa Terinfeksi Kembali
Tak hanya rusak paru-paru seperti SARS, Virus corona diduga cuma tertidur di organ dalam milik pasien yang sembuh lalu langsung terinfeksi kembali.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Tak hanya rusak paru-paru seperti SARS, virus corona diduga cuma 'tertidur' di organ dalam milik pasien yang sembuh lalu langsung terinfeksi kembali.
Hingga kini virus corona masih menjadi penyakit yang belum diketahui secara penuh cara bekerjanya.
Salah satu hal yang membuat virus corona ini begitu berbahaya adalah karena penyebarannya yang diam-diam dan begitu cepat.
Hal ini terbukti ketika banyak manusia yang terinfeksi virus corona namun tanpa gejala penyakit.
Dan bukti di mana virus corona ini berinkubasi selama 14 hari dan sudah bisa mereplikasi diri dan menyebar melalui udara dan cairan tubuh.
Hingga kini lebih dari 100 ribu orang meninggal dunia akibat virus corona, namun tak sedikit pula mereka yang beruntung berhasil disembuhkan.
Sayangnya kesembuhan pasien ini belum bisa dipastikan karena obat maupun vaksinnya belum ditemukan.
• Buka Lowongan Tim Relawan Penanganan Virus Corona, Website BIN Kini Down
• Andi Rianto Ajak Yuni Shara, Raisa hingga Joe Taslim di Lagu Satu Cara untuk Lawan Corona

Vaksin sendiri masih memerlukan waktu sekitar 1 hingga 2 tahun untuk dibuat.
Selain itu, beberapa waktu sebuah kabar baru tentang virus corona ynag tak begitu baik terjadi di mana beberapa pasien di Korea Selatan mendadak kambuh lagi.
Dilansir dari Intisari.grid.id, mereka yang sembuh kembali terinfeksi oleh virus corona dengan cepat.
Merusak organ dalam dan dugaan virus hanya 'tertidur'
Menurut Otoritas Rumah Sakit Hong Kong, mereka menemukan pasien yang sembuh dari Covid-19 akan mengalami kerusakan paru-paru 20-30%.
Bahkan yang lebih mengerikan pasien bisa mengalami kerusakan organ dalam seumur hidup.
Sementara yang paling dikhawatirkan ilmuwan adalah virus ini kemungkinan hanya tertidur dalam tubuh manusia ketika pasien dinyatakan sembuh, dan masih bisa hidup selama puluhan tahun kemudian.
Penelitian itu dilakukan oleh Universitas Yale yang menyatakan, adanya kerusakan jantung, hati, pada pasien Covid-19.