Virus Corona
Jenazah Petugas Medis Covid-19 Ditolak, Ari Wibowo Sampai Tak Habis Pikir: Masih Ada Orang Tolol
Ari Wibowo geram pada orang yang menolak jenazah perawat yang tertular virus corona. Adik Ira Wibowo heran masih ada orang tolol.
Penulis: Febriana Nur Insani
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Ari Wibowo geram pada orang yang menolak jenazah perawat yang tertular corona. Adik Ira Wibowo heran masih ada orang tolol.
Wabah virus corona hingga kini terus menjadi perhatian dunia.
Peningkatan jumlah kasus positif di beberapa negara kian mengkhawatirkan.
Terlebih, para petugas medis telah banyak yang berguguran lantaran tertular virus corona.
Baru-baru ini kejadian memprihatinkan justru menimpa perawat yang meninggal karena virus corona.
Seharusnya jenazah perawat RSUP Dr. Kariadi itu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, pada pada Kamis (9/4/2020).
Namun karena penolakan warga, jenazah perawat covid-19 akhirnya dipindah ke Bergota, komplek makam keluarga Dr. Kariadi Kota Semarang.
• Kontras dengan Indonesia, Jenazah Korban Corona di Madinah Justru Dimakamkan dengan Cara yang Mulia
• Ironis, Jenazah Perawat Covid-19 Ditolak Warga Kabupaten Semarang, Ini Pesan Ganjar Pranowo

Penolakan tersebut pun menimbulkan kecaman dari beberapa pihak.
Artis Ari Wibowo tak habis pikir melihat perlakuan tak menyenangkan dari orang-orang yang menolak jenazah para tenaga medis.
Ia mengunggah potret tenaga kesehatan yang nampak kelelahan dan memilih beristirahat di lantai.
"Ya Tuhan, sedih banget liatnya mereka begitu lelah dari kerja keras agar kita semua bisa sehat kembali.
Dan ketika mereka ikut tertular dan meninggal, masih ada orang tolol yang sok ngga mau terima jenazah mereka.
Sementara seandainya tuh orang sendiri yang sakit kena Covid-19, para perawat juga ngga menolak untuk merawat kita," tulis Ari.
Kekesalan Ari pun juga dirasakan para followersnya.
Tak sedikit dari para followers Ari yang ikut kesal melihat perlakuan tak pantas itu.
monsi0211
Ya Tuhan, berikan mereka semua kesehatan,lindungi mrk dan keluarga nya Amin
florajayadi93
Pleasee jangan di tolak jenazahnya, berbelas kasihlah sebagai sesama makhluk hidup
superngurah
Sedih banget lihat temen temen ayo semangat saling suport dan gotong royong
audimot
Proses hukum biar jera
madeyamuni8
Benar-benar gak punya hati
lingga8145
Seharusnya kita mendoakan mereka ,para dokter dan perawat agar mereka selalu sehat karena mereka adalah pahlawan kemanusiaan.
• Jenazah Perawat Covid-19 Ditolak, Ganjar Pranowo Minta Maaf, PPNI Jateng Tetap Bawa ke Ranah Hukum
• 3 Terduga Provokator Tolak Pemakaman Jenazah Perawat di Semarang Diamankan Polisi, Termasuk Ketua RT
Sementara itu Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah telah meminta maaf kepada semua pihak atas tindakan warganya.
"Saya mendapatkan laporan yang mengejutkan, peristiwa yang membuat tatu ati (sakit hati).
Sekelompok warga Ungaran menolak pemakaman pasien Covid-19.
Ini kejadian kesekian kali, dan saya mohon maaf," kata Ganjar dalam cuplikan video yang diunggah di akun instagram @ganjar_pranowo, Jumat (10/4/2020).
(TribunStyle.com/Febriana)

3 Terduga Provokator Tolak Pemakaman Jenazah Perawat di Semarang Diamankan Polisi, Termasuk Ketua RT
Sementara itu kontroversi kasus perawat yang ditolak pemakamannya di Semarang kini berlanjut ke ranah hukum.
Menindaklanjuti laporan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng amankan tiga orang yang dianggap sebagai provokator penolakan pemakaman korban virus corona Covid 19 di Desa Suwakul, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Dari tiga orang yang ditangkap Sabtu (11/4/2020) ini, satu di antaranya adalah sang Ketua RT.
Adapun tiga pelaku yang dibawa untuk dimintai keterangannya adalah P (31), BS (54), dan S (60). Mereka semua adalah tokoh masyarakat setempat.
• Jenazah Perawat Positif Corona Ditolak Warga, Viral Tenaga Medis Kompak Kenakan Pita Hitam di Lengan
• VIRAL Jenazah Perawat di Tolak Warga Semarang, Ketua RT: Saya Juga Menangis, Tapi Demi Aspirasi

Mereka dijemput personel Subdit III Jatanras Ditreskrimum karena dianggap sebagai provokator penolakan pemakaman jenasah seorang perawat RSUP Dr Kariadi Kota Semarang.
Direskrimum Polda Jateng, Kombes Pol Budi Haryanto menegaskan bahwa penolakan pemakaman jenazah korban virus corona oleh para pelaku adalah perbuatan melawan hukum.
Budi menjelaskan, ketiga tokoh masyarakat tersebut sempat dimintai keterangan juga oleh aparat dari Polres Semarang pada Jumat (10/4/2020) sekira pukul 19.00 WIB kemarin.
"Mereka yang diduga memprovokasi warga melanggar pasal 212, 214, dan 14 ayat 1 UU nomer 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit. Kita pakai tiga pasal itu. Sejauh ini, kita sudah periksa tujuh saksi tersebut. Kemudian, tiga provokator itu kita amankan. Untuk video viral tersebut jadi alat bukti dalam pemeriksaan," jelas Budi.
Budi juga berpesan agar masyarakat tidak mudah terhasut oleh beberapa pihak untuk melakukan penolakan pemakaman pasien positif Corona.
"Kami tahu, masyarakat saat ini resah karena virus ini menyebarnya sangat masif. Tapi dengan tindakan penolakan pemakaman seperti itu jelas melawan hukum. Padahal, pihak medis telah menyiapkan SOP khusus," tegas Direskrimum kepada Tribunjateng, Sabtu (11/4/2020) di Mapolda Jateng seperti yang dikutip Tribunpalu.com dari Tribun Jateng.
Dia berharap, dengan tindakan tegas dari kepolisian ini tidak ada lagi penolakan pemakaman terhadap jasad yang terinfeksi virus corona, khususnya di Jateng.
Sebab, pihaknya tidak akan segan menangkap warga yang berusaha menolak proses pemakaman korban virus corona.
"Apalagi yang ditolak ini adalah perawat. Mereka itu adalah pejuang dan garda terdepan pembasmi virus corona. Jangan sampai, tragedi ini terjadi kembali," pungkasnya.(*)
Awal Mula Kasus
Kisah penolakan jenazah Covid-19 kembali terulang di Jawa Tengah.
Seorang perempuan berusia 38 tahun dinyatakan positif virus corona dan meninggal dunia pada Kamis (9/4/2020) siang.
Jenazah perawat di RSUP Kariadi itu rencananya akan dimakamkan di Sewakul, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Ironisnya, rencana pemakamanya batal akibat adanya penolakan warga sekitar padahal liang lahat sudah digali.
Warga di sekitar lokasi menolak pemakaman itu karena dianggap virus pada jenazah masih dapat menular meski sudah dimakamkan.
Meski sudah mendapat penjelasan dari tim medis hingga Wakil Bupati Semarang terkait keamanan dari potensi tertularnya virus tersebut, warga diketahui tetap bersikukuh melakukan penolakan.
Tak tinggal diam, pihak keluarga pun memohon kepada warga agar jenazah perawat tersebut boleh dimakamkan di TPU tersebut.
Sayangnya, warga tetap tak mengindahkan permohonan keluarga.
Penolakan ini dipicu dari seseorang yang berperan di wilayah tersebut, yakni Ketua RT 6 Dusun Sewakul yang bernama Purbo.
Akibat kondisi itu, akhirnya pemakaman jenazah perawat tersebut dipindahkan ke TPU Bergota, Semarang.
Video penolakan pemakaman itu pun menjadi viral di media sosial.
Satu di antaranya adalah video isak tangis ibu yang diunggah oleh akun Facebook Agus Ratna Safitri.
Akun tersebut mengunggah dua video dan satu foto saat terjadinya penolakan warga.
Dalam video yang pertama, tampak sang ibu dari jenazah perawat Covid-19 itu menangis dan berulang kali memohon kepada para petinggi di desa tersebut.
"Ya Allah maafkan kesalahan anakku," mohon sang ibu.
Warga yang peduli pun berusaha menenangkannya, tetapi permohonan ibu tersebut tak berhasil meluluhkan penolakan warga.
Diunggahan selanjutnya, Agus Ratna Safitri juga mengungkapkan kronologi kejadian penolakan jenazah anggota keluarganya tersebut.
"Kronologi saat saudara kami gugur,rencana mau di makamkan di susukan (tempat tinggal beliau). Setelah berembug, jenazah akan di kebumikan di Suwakul (sebelah ayah almarhumah). Warga Suwakul sudah menerima dan sudah proses penggalian. Setelah jenazah sampai di tempat pemakaman Suwakul, ada oknum yg memprovokatori agar tidak di makamkan di Suwakul," tulis Agus Ratna Safitri di unggahannya, Kamis (9/4/2020).
Setelah kejadian ini viral, diketahui Purbo telah meminta maaf di hadapan pengurus DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Dikutip dari Kompas.com, Purbo mengatakan, penolakan pemakaman di TPU Sewakul tersebut adalah aspirasi masyarakat yang berada di lokasi, termasuk beberapa ketua RT lain.
"Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul," ujarnya, Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah, menirukan warga.
Karena desakan warga, akhirnya aspirasi tersebut diteruskannya ke petugas pemakaman.
Dia beralasan, sebagai ketua RT tidak mungkin mengabaikan aspirasi warga.
Sambungnya, terjadinya penolakan pemakaman ini, karena adanya kesalahan informasi sehingga menyebabkan ketidaksetujuan dari warga.
"Keluarga almarhumah juga ada yang dimakamkan di Sewakul meski bukan warga kami," katanya.
Purbo mengaku, istrinya juga seorang perawat, dalam hatinya dia menangis karena adanya penolakan pemakaman jenazah tersebut.
"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut. Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.
Atas kejadian itu, di hadapan Ketua DPW PPNI Jawa Tengah, Edy Wuryanto, Purbo menyampaikan permintaan maafnya.
"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu. Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Sementara Ketua RW 08 Dusun Sewakul, Daniel Sugito mengatakan, penolakan pemakaman tersebut sempat dimediasi.
Bahkan dokter juga memberi penjelasan hingga Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha datang ke lokasi.
"Tapi warga tetap menghendaki pemakaman dipindah," ujarnya.
(TribunPalu.com/Bobby W)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Polda Jateng Resmi Tangkap Ketua RT yang Tolak Pemakaman Perawat di Semarang,