Virus Corona
Kapok dengan Awal Wabah Virus Corona, PM China Minta Pejabat Tak Sembunyikan Informasi Infeksi Baru
Kapok dengan kejadian awal wabah virus corona yang disembunyikan, PM China minta pejabat lokal tak sembunyikan informasi infeksi baru.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Suli Hanna
TRIBUNSTYLE.COM - Kapok dengan kejadian awal wabah virus corona yang disembunyikan, PM China minta pejabat lokal tak sembunyikan informasi infeksi baru.
Pejabat lokal di China didesak agar tidak menyembunyikan angka kasus baru infeksi virus corona.
Diketahui pada akhir Desember 2019 hingga awal Januari 2020, pejabat lokal China di Provinsi Hubei disebut oleh para dokter lokal menyembunyikan informasi virus corona.
Virus corona sendiri pernah diperingatkan oleh Dr. Li Wenliang yang gugur karena berjuang melawan virus corona saat wabah pertama ditemukan.
Juga diketahui akibat terlambat dengan peringatan ini membuat warga provinsi Hubei, di-lockdown selama dua bulan.
Dilansir dari Kompas.com, kini otoritas di provinsi Hubei telah mengizinkan warganya bepergian keluar pada Rabu (25/3/2020).
Namun, tidak untuk kota Wuhan yang baru dijadwalkan bebas lockdown pada 8 April mendatang.
Perdana Menteri China, Li Keqiang mengatakan tiap pemerintah lokal harus mencari kebenaran fakta.

• Kondisi Detri Warmanto Semakin Membaik setelah 10 Hari Karantina Diri karena Positif Virus Corona
• Galang Dana Pandemi Corona, Maia Estianty Kumpulkan Donasi Rp 1,3 M, Ini cara Berbeda Mulan Jameela
Bahkan ia juga menyebutkan harus mempublikasikannya secara transparan terkait wabah virus corona alias Covid-19.
Pada pertemuan kelompok tokoh-tokoh terkemuka terkait upaya perlawanan terhadap virus corona, Li mengatakan jika para pejabat China harus akurat dalam melaporkan angka kasus baru.
Dia mengatakan, "Tidak boleh ditutup-tutupi hanya demi mengejar laporan nol infeksi."
Menurut keterangan Li, para pakar percaya virus itu tidak bisa hilang begitu saja seperti SARS.
Li juga mengatakan, meski virus telah secara efektif berhenti di Hubei, risiko wabah lokal dan kasus sporadis masih ada.
"Langkah awal pencegahan dan deteksi pengendalian dini, laporan awal, isolasi awal dan perawatan dini harus dilakukan dengan tegas untuk mengekang penularan wabah di lokal dan bahkan untuk skala yang lebih besar," ujar Li.
Sejauh ini tidak ada kasus infeksi baru yang ditularkan secara lokal pada Rabu, karena China meningkatkan aturan karantina dan penyaringan untuk semua kedatangan internasional sebab adanya risiko dari kasus impor.
Hubei tampak tidak memiliki kasus infeksi baru belakangan dan banyak dilaporkan lebih pada infeksi dari luar China.
• Hantavirus - Virus Baru Setelah Corona, Satu Pria Meninggal, Ini Kronologi Penyakit & Penjelasannya
Otoritas lokal juga menurunkan tingkat risiko wabah virus corona dari 'tinggi' menjadi 'sedang'.
Tentu bersamaan dicabutnya aturan lockdown provinsi tersebut.
Meski begitu, China telah memiliki 81 ribu lebih kasus infeksi yang dikonfirmasi dengan 474 kasus infeksi impor.
Korban tewas juga berada pada angka 3.281 pada Selasa (24/3/2020), angka tersebut naik empat orang dari hari sebelumnya.

Ilmuwan China ungkap kapan virus corona berakhir dan bagaimana caranya
Namun baru-baru ini terdapat ilmuwan China yang mengungkap rahasia kapan virus corona ini berakhir dan caranya.
Dilansir dari Gridhealth.id, ada seorang ilmuwan mengatakan bahwa wabah virus corona di China bisa berakhir pada bulan Juni ini.
Pasalnya, hingga kini wabah virus corona sudah melewati masa puncaknya dan kasus virus corona di Hubei, tempat virus tersebut pertama kali muncul semakin menurun.
• Dampak Virus Corona, Pabrik di Magetan Potong Setengah Gaji, Karyawan Demo & Pecahkan Kaca

"Secara umum, puncak epidemi telah berlalu untuk China," kata Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional.
"Peningkatan kasus baru sedang menurun," lanjutnya.
Di sisi lain penasihat medis senior pemerintah China, Zhong Nanshan mengatakan bahwa selama negara-negara menanggapi wabah dengan serius.
Dan kini mereka siap untuk mengambil tindakan tegas, itu bisa meluas ke seluruh dunia dalam hitungan bulan.
Oleh karenanya, ahli China tersebut mengungkap rahasia agar virus Corona ini bisa hilang tak tersisa pada bulan Juni.
"Saran saya menyerukan semua negara untuk mengikuti instruksi WHO dan melakukan intervensi pada skala nasional," katanya.
"Jika semua negara bisa dimobilisasi, virus Corona bisa berakhir pada Juni."
• POPULER Kabar Corona Rabu 25 Maret 2020: Covid-19 Menyebar 168 Negara, Ada Berita Baik & Buruknya
Zhong, seorang ahli epidemiologi berusia 83 tahun yang terkenal karena membantu memerangi wabah SARS pada 2003 itu, mengatakan virus dalam keluarga yang sama biasanya menjadi kurang aktif di bulan-bulan hangat, yang dapat membantu memperlambat penyebaran.
"Perkiraan saya bulan Juni didasarkan pada skenario bahwa semua negara mengambil tindakan positif.
Tetapi jika beberapa negara tidak melakukan ini, virus akan bertahan lebih lama."
Dengan pelambatan yang ditandai dari penyebaran virus di China, banyak bisnis yang mulai kembali dijalankan dengan hati-hati.
Provinsi Hubei mengumumkan pada hari Kamis pelonggaran lebih lanjut dari pembatasan perjalanan, dan juga akan memungkinkan beberapa industri untuk melanjutkan produksi di dua kota dan dua kabupaten.
Ekonomi Hubei, didorong oleh manufaktur dan perdagangan, termasuk sektor otomotif yang cukup besar di ibukota provinsi, Wuhan, sebelumnya sudah tutup sejak 23 Januari.
Sementara virus ini menyebar dengan cepat secara global, kemajuannya di China telah melambat dalam tujuh hari terakhir.
Surat kabar Partai Komunis yang berkuasa, People's Daily, memperingatkan dalam sebuah tajuk rencana bahwa sementara jumlah kasus virus baru di China turun, kondisinya masih sulit dan ada risiko lebih banyak wabah diimpor dari luar China.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PM China Minta Pejabat Lokal Tidak Sembunyikan Kasus Infeksi Baru".