Perbedaan Social Distancing dengan Lockdown, Mana yang Lebih Cocok Diterapkan di Indonesia?
Social distancing berbeda dengan lockdown, ini penjelasannya. Mana yang lebih cocok diterapkan di Indonesia?
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Suli Hanna
Dilansir dari verywellmind, social distance baru-baru ini telah dirujuk oleh Centers for Disease Control (CDC) sebagai salah satu strategi terbaik dalam mencegah penyebaran virus corona.
Social distancing adalah tindakan menjauhi kerumunan, menghindari pertemuan masal, dan menjaga jarak (sekitar 2 meter) dari orang lain.
Hal ini bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak dalam jarak dekat dengan orang lain untuk mengurangi peluang penularan virus.
Kiranya ada poin penting dari social distancing, yaitu sebagai berikut:
- Menjauhi segala bentuk perkumpulan;
- Menjaga jarak dengan orang lain;
- Menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang.

Faktanya, tidak semua negara memutuskan lockdown sebagai langkah cegah penyebaran virus corona.
Korea Selatan, contohnya, mengambil kebijakan lain untuk mencegah penyebaran virus corona, yaitu dengan social distancing.
Selain Korea Selatan, Indonesia dan Singapura juga menerapkan social distance alih-alih lockdown.
Alasan Indonesia tidak Mengambil Langkah Lockdown
Dilansir oleh Kompas.com, alasan pemerintah belum putuskan lockdown adalah karena itu justru akan meningkatkan peluang penyebaran virus di suatu wilayah.
Hal ini diungkapkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

"Kalau di-lockdown, malah kita tidak bisa berbuat apa-apa. Konsekuensinya, kasus (Covid-19) di wilayah itu bisa jadi naik dengan cepat," ujar Yuri.
Gugus Tugas Penanganan COVID-19 menyatakan bahwa lockdown akan berbahaya bagi perekonomian di Indonesia.