Virus Corona
Pabrik Terbesar Dipaksa Tutup Gara-gara Virus Corona, Kini Hong Kong Panik Kekurangan Stok Peti Mati
Korban meninggal akibat virus corona meningkat, Hong Kong kini kelabakan lantaran kekurangan stok peti mati.
Editor: Monalisa
Untuk itu, mereka meminta bantuan pemerintah Hong Kong.

"Kami sangat putus asa, bahwa kami mengetik surat saat pertemuan kami berlangsung, dan mengirim faks ke departemen pemerintah terkait sebelum akhir pertemuan," katanya.
Kwok mengatakan krisis itu mereda beberapa hari setelah pemerintah mengangkat masalah tersebut dengan Dewan Negara Hong Kong dan Kantor Urusan Makau dan otoritas Guangdong.
"Pemasok kami di Guangdong diizinkan mengirim stok mereka ke Hong Kong," katanya.
Sementara itu, Seorang jurubicara Departemen Kebersihan dan Makanan mengatakan bahwa pemerintah Hong Kong telah meminta otoritas daratan mengizinkan pabrik peti mati di Guangdong untuk melanjutkan produksi sesegera mungkin, dan mengirimkan stok mereka ke Hong Kong.
"Karena pemasok di Guangdong diizinkan mengirim peti mati ke Hong Kong, kekurangan pasokan telah diselesaikan saat ini," kata jurubicara itu.
• Korban Meninggal karena Virus Corona Capai 2345 Jiwa, Kasus di Korea Selatan Meningkat 6 Kali Lipat
• Hong Kong Diserang Corona, WNI Malah Pancing Emosi dengan Curi 5,500 Masker, Alasannya: Demi Ayah
Kwok mengatakan empat pemasok peti mati utama telah memulai kembali produksi dalam beberapa hari terakhir, tetapi hanya sekitar sepertiga pekerja di setiap pemasok yang kembali bekerja.
"Penilaian kami adalah bahwa stok yang dimiliki oleh perdagangan pemakaman di Hong Kong dapat mengatasi permintaan sampai akhir bulan ini," katanya.
Kwok mengatakan stok peti mati di Guangdong saat ini sekitar 2.000 set. Namun, ia masih khawatir sehingga mempertimbangkan sumber pemasok peti mati lain selain dari Guandong.
"Jika pemasok kami di Guangdong gagal memulihkan operasi penuh pada saat itu, kami mungkin harus mempertimbangkan sumber pasokan dari negara-negara Asia Tenggara untuk menebus kekurangan," kata Kwok.
Kendala lain disampaikannya terkait solusi tersebut.

Menurutnya, harga yang dikenakan oleh pemasok Asia Tenggara cukup mahal, enam kali lebih tinggi dari Guandong.
Seorang penduduk menceritakan pengalamannya terkait masalah yang ditimbulkan kekurangan peti mati ini.
Dia adalah Peter Pang, yang yang ibunya meninggal pada akhir bulan lalu.
Ia mengatakan tidak masalah untuk membeli peti mati di pemakaman, namun terjadi keterlambatan dalam prosedurnya.