Virus Corona
Tragis, Dokter Virus Corona Mati Kelelahan Karena 18 Hari Bekerja Tanpa Henti, Dianggap 'Teladan'
Update virus corona - Kisah tragis dokter yang menangani virus corona mati kelelahan karena 18 hari bekerja tanpa henti, dianggap 'Tealadan'.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Update virus corona - Kisah tragis dokter yang menangani virus corona mati kelelahan karena 18 hari bekerja tanpa henti, dianggap 'Pahlawan'.
Pengorbanan yang dilakukan oleh para profesional medis ini memang patut diapresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi yang mereka tunjukkan.
Apalagi jika dalam keadaan darurat seperti kejadian wabah virus corona di China saat ini.
Bahkan beberapa orang rela bekerja lebih dari waktu yang ditentukan demi mengatasi wabah virus corona yang merajalela ini.
Dilansir dari World of Buzz (14/2/2020), dilaporkan tewasnya dokter berusia 51 tahun ini memicu kemarahan publik ketika ia tewas setelah bekerja tak henti selama 18 hari berturut-turut.
• Pasien Pengidap Virus Corona di Korea Utara Ditembak Mati Setelah Kabur dan Mandi di Pemandian Umum
• VIRAL VIDEO Ribuan Gagak Terbang di Langit Kota Wuhan, China di Tengah Kekhawatiran Virus Corona

Kemarahan publik China ini diawali oleh komentar dari sekretaris Partai Komunis China yang menyebut petugas medis berusia 51 tahun ini 'Teladan'.
Dalam komentarnya itu Partai Komuis China ini menyebut bahwa ia adalah 'Panutan dan teladan bagi petugas medis lainnya saat menangani virus corona'.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (12/2/2020), dokter tersebut dipuji karena "memimpin dengan memberi contoh - mendedikasikan dirinya sepenuhnya untuk pekerjaannya."
Dilansir dari Shanghaiist, dokter yang meninggal pada (7/2/2020) itu bernama Xu Hui.
Dia adalah wakil direktur terhormat Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Cina Nanjing.
Sejak politisi tersebut membuat pernyataan kontroversial tentang kematian Xu, pengguna sosial media banyak yang menyatakan kemarahan mereka.
• UPDATE Korban Virus Corona - Gadis Tega Tusuk Kakek & Bocah 12 Tahun Berebut Obat di Apotek China
• Pemakaman Kilat Korban Corona di China, Kantong Jenazah Dilarang Dibuka Hingga Lewati Jalur Khusus
Banyak dari pengguna sosial media mempertanyakan sistem medis yang mendorong dokter mati karena pekerjaan.
Beberapa warganet pun berkomentar:
“Jadi panutannya adalah mati? Anda akan kehilangan semua petugas medis dengan sangat cepat seperti itu."
“Siapa pun yang bekerja untuk tulang itu baik untuk siapa pun termasuk diri mereka sendiri di beberapa titik."
"Saya mengagumi dedikasinya tetapi saya berharap dia bekerja di lingkungan di mana karyawan dijaga juga."
"Mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk tetap sehat untuk merawat lebih banyak orang. "
Dalam komentar lain ada yang menuliskan:
"Panutan? Apakah kamu bercanda? Dia mati sia-sia! Dia bisa saja hidup untuk menyelamatkan lebih banyak orang. ”
• Jatuh Korban Tewas Virus Corona di Thailand, Singapura, Benarkah Indonesia Nihil? WHO Bongkar Fakta
• Cara Jitu Beritahu Anak-anak Soal Virus Corona, Jangan Ditakut-takuti Kematian, Pakai Metode Ini
Bahkan netizen di sosial media China, Weibo, menolak untuk tetap diam tentang kematian Xu, mereka menuliskan:
"Mereka adalah manusia, bukan mesin. Mereka lelah,” suara salah satu warganet.
Kerja keras dan pengorbanan Xu Hui tidak akan pernah dilupakan oleh orang-orang yang dicintainya dan rekan-rekannya.
Meskipun demikian, budaya kerja keras sampai mati perlu berhenti dimuliakan.
Kita semua harus melakukan bagian kita dalam mendorong keseimbangan kehidupan kerja yang sehat.
Memang benar jika dokter yang meninggal karena dedikasinya merawat pasien virus corona tersebut patut dicontoh.
Namun kurang benar jika orang lain harus mengikuti jejaknya untuk tewas setelah bekerja 18 hari tanpa henti.
• Dilihat dari Satelit, Wuhan Kota Pusat Virus Corona Tampak Menyala, Ilmuwan: Akibat Kremasi Mayat
• Mati Sia-sia! Pria Ini Bunuh Diri Usai Mengira Terinfeksi Virus Corona, Ternyata Penyakitnya Sepele

Update jumlah korban virus corona
Korban positif terinfeksi virus corona Wuhan hingga Jumat pagi (14/2/2020), dilansir dari Kompas.com, pukul 9.00 WIB tercatat 65.247 orang.
Sementara itu, angka kematian bertambah 123 orang dalam 24 jam terakhir menjadi 1.491 korban.
Diketahui, 122 kematian baru berasal dari China dan satu kematian lain dari Jepang.
Korban meninggal asal Jepang ini adalah seorang wanita berusia 80 tahunan.
Kabar baiknya, orang yang dinyatakan sembuh dari virus corona Wuhan pun terus bertambah.
Jika pada Kamis (13/2/2020) tercatat sedikitnya 5.963 orang dinyatakan sembuh dan sehat, pada hari ini angka itu bertambah menjadi 7.099 orang.
Ini berarti bahwa 1.136 orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 sudah pulih dari virus corona. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar).
• Nekat Tak Mau Pakai Masker & Tetap Fitnes, Binaragawan Ini Tewas Usai 4 Hari Melawan Virus Corona
• COVID-19, Nama Resmi Penyakit Baru Akibat Virus Corona, Ini Alasan WHO Tetapkan Nama Tersebut