Virus Corona
Virus Corona Semakin Mewabah, Korea Utara Disebut Bisa Hancur Karena Tutupi Informasi Penyebaran
Update virus corona terbaru - Virus corona semakin mewabah di dunia, Korea Utara disebut bisa hancur karena tak miliki alat medis cukup.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Menurut Dailystar, virus corona bisa menghancurkan negara itu, karena mereka tidak memiliki kemampuan memerangi epidemi.
Dengan populasi lebih dari 25 juta orang, wabah itu bisa mengancrukan Korea Utara karena negara tersebut terlalu miskin.
Sarjana Korea Utara Profesor Robert E.Kelly mengungkapkan kebobrokan negara tersebut.
Pada masa lalu Korut pernah mengalami kelaparan di mana hal itu menyebabkan kehancuran negara komunis itu hingga menewaskan 3,5 juta jiwa.
Korea Utara juga mengatakan virus itu adalah "pertarungan" dan merupakan masalah bagi "kelangsungan hidup" negara.
• Kapal Pesiar Mewah ini Mendadak Berubah Penuh Aura Kematian Setelah 1 Orang Tularkan Virus Corona

Profesor Kelly, dari Universitas Nasional Pusan, mengatakan, "Korea Utara tidak memiliki dokter, rumah sakit, cadangan obat-obatan, peralatan medis modern, dan sebagainya untuk merespons secara memadai dan mencegah penyebaran spiral."
"Epidemi akan, seperti yang disadari rezim itu sendiri, adalah masalah kelangsungan hidup nasional," katanya
Dia menambahkan, "Pyongyang tidak memiliki sumber daya maupun budaya administratif transparansi, empirisme yang terpisah dari ideologi, teknokrasi untuk menanggapi epidemi yang sebenarnya."
"Bantuan asing yang berkelanjutan dan, gagal itu, penindasan brutal hampir pasti diperlukan untuk mencegah wabah lokal," jelasnya.
Profesor juga sistem perawatan kesehatan Korea Utara telah "rusak selama beberapa dekade" dan tidak akan mampu mengatasinya.
Selain itu mantan dokter Korea Utara Choi Jung-hun juga ungkapkan hal serupa, yang menyebut Pyongyang tidak memiliki sumber daya melakukan karantina skala penuh.
• 3 Dokter Ini Meninggal Saat Perangi Virus Corona, Ada yang Tewas Saat Terjebak di Lokasi Karantina
Dia bekerja pada wabah campak di dalam negeri pada 2006 hingga 2007 dan mengatakan petugas medis tidak siap untuk melawan.
"Masalahnya di Korea Utara adalah bahwa manual tidak diikuti," dokter menjelaskan.
"Ketika tidak ada cukup makanan yang disediakan untuk orang-orang di rumah sakit dan fasilitas karantina, orang-orang melarikan diri untuk mencari makanan."
Sementara itu Korea Utara menghadapi ancaman menyegel perbatasannya dan memperburuk ekonomi yang sudah hancur.
