Breaking News:

Akibat Virus Corona, 362 Orang Meninggal di China, Jumlah Ini Lebih Besar dari Kasus SARS

Akibat Virus Corona, 362 Orang Meninggal di China, Jumlah Ini Lebih Besar dari Kasus SARS

Metro.co.uk
Wabah virus corona 

TRIBUNSTYLE.COM - Virus corona yang tengah melanda warga China ini memiliki karakteristik yang mirip dengan SARS dan MERS.

Hal tersebut menjadikan virus ini menjadi perhatian dunia.

Dikutip dari Berita Kompas TV, satu bulan pasca virus Corona terdeteksi di Wuhan, Tiongkok.

Organisasi kesehatan dunia, WHO, menyatakan status darurat global, terkait penyebaran virus Corona.

WHO menyebutkan, keadaan darurat ini ditetapkan, karena virus telah menyebar hingga ke-18 negara, mencapai 98 kasus, termasuk penularan antar-warga, di Amerika Serikat, Vietnam, Jepang dan Jerman.

Selain Kelelawar, Berbagai Hewan Ini Bisa Menyebarkan Virus Corona, dari Musang hingga Unta

Selain Corona, Inilah 5 Virus yang Disebabkan Oleh Kelelawar, dari Virus Nipah hingga Rabies

Lantas, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa virus corona merupakan virus darurat global.

Dilansir dari Kompas.com, jumlah kematian pun meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 362 orang.

Jumlah tersebut diketahui pada Senin (3/2/2020).

Di China angka kematian bertambah menjadi 361 orang yang sebelumnya 250 orang.

Di Filipina terdapat satu pasien yang meninggal gara-gara virus corona ini.

Sehingga jumlah kematian yang disebabkan virus corona mencapai angka 362 orang.

Dilansir Bangkok Post via Kompas.com, pada saat wabah SARS terjadi, jumlah kematian yang dilaporkan China mencapai 349 orang.

Kematian tersebut terjadi pada periode 2002-2003.

Termasuk Virus Corona, Peneliti Temukan 6 Virus dari Kelelawar Buah yang Bisa Menyebar di Indonesia

WHO Tetapkan Virus Corona adalah Virus Darurat Global, Apple Tutup Toko dan Ritel di China

Sementara itu, dilansir dari CNBC via Kompas.com, ada sebanyak 5.327 kasus SARS di China pada saat periode tersebut.

Secara global, WHO mencatat ada 8.098 kasus SARS yang tersebar di 26 negara dengan kematian total 774 di seluruh dunia.

Sedangkan kasus corona telah terkonfirmasi di seluruh dunia mencapai angka 17.387 kasus yang terdeteksi telah sampai di 25 negara.

Dari jumlah tersebut, temuan kasus di China jauh lebih banyak dibandingkan negara lain, yakni mencapai 16.400 kasus.

Jumlah kematian tersebut berlangsung hanya dalam kurun wakti sebulan sejak virus corona dilaporkan terdeteksi di China pada akhir Desember 2019.

Pemerintah China pun mengambil langkah-langkah untuk menangani kasus ini.

Mengambil beberapa langkah untuk mengantisipasi guna mencegah penyebaran virus corona.

Salah satunya yakni mengisolasi wilayah Wuhan yang disebut sebagai lokasi pusat awal tersebarnya virus corona.

Pemerintah China membuat rumah sakit yang pembangunannya dikebut hanya sekira 10 hari untuk tangani virus ini.

People's Liberation Army (PLA) atau Tentara Pembebasan Rakyat telah mengirimkan 1.400 dokter dan perawat militer ke Wuhan.

Hal tersebut atas perintah langsung dari Presiden Cina Xi Jinping.

Pemerintah China juga mengendalikan pengiriman barang-barang kebutuhan pokok kepada orang-orang yang tinggal di Kota Wuhan.

Penyiar China Central Television (CCTV) melaporkan bahwa tim logistik cadangan telah mengirimkan 200 ton pasokan bahan maanan ke supermaket di Wuhan.

Pengiriman bahan makanan tersebut menggunakan 50 truk militer.

Pengiriman tersebut dilakukan oleh para militer.

Total pasukan yang mengirimkan bahan makan tersebut mencakup 260 perwira militer dari pasukan darat dan udara PLA sebanyak 130 truk. (TribunStyle.com/Nafis Abdulhakim)

Jembatan Sungai Yangtze di Wuhan, Hubei, China.
Jembatan Sungai Yangtze di Wuhan, Hubei, China. (Panoramio/??????)

Antisipasi Virus Corona, RI Akan Hentikan Sementara Impor Pangan dari China

Antisipasi Virus Corona, RI Akan Hentikan Sementara Impor Pangan dari China
Kementerian Perdagangan berencana akan menghentikan sementara impor pangan atau makanan dari China. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona yang berasal dari China.

"Dengan kondisi yang tidak menentu mengenai virus, kami akan stop sementara untuk pasokan makanan dan minuman dari negara yang terjangkit virus tersebut," ucap Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto saat meninjau harga bahan pangan di Pasar Senen, Senin (3/2/2020).

Meski impor pangan dari China akan berhenti sementara, Mendag memastikan bahwa pangan yang masih di Impor dari China seperti bawang putih masih bisa diisi dari stok dalam negeri.

"Pada dasarnya impor itu mengisi kekosongan. Sementara ada dua hal di sini. Menurut Mentan ini pasokan masih ada, kemudian kita juga harus berhati-hati untuk mengimpor sekarang ini," ucapnya.

Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan pasokan bawang putih dalam negeri masih mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Cadangan untuk bawang putih panen lokal kami sudah siapkan. Insyaallah memenuhi apa yang menjadi kebutuhan. Karena impor yang kemarin kami pun masih punya cadangan menurut hitungan kami," ucapnya.

Selain itu Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, untuk Maret 2020 harusnya kebutuhan bawang putih nasional bisa dipenuhi panen dalam negri.

Ia mengatakan, penen bawang putih akan cukup luas pada Maret 2020. Diperkirakan luasnya akan mencapai 6.000 hekter. Bila 1 hektar bisa panen 10 ton, maka bawang putih yang akan dipanen akan mencapai 60.000 ton.

Adapun secara nasional kebutuhan bawang putih sebesar 45.000 ton, artinya panen Maret sebesar 60.000 ton akan memenuhi kebutuhan nasional. (Kompas.com/Wayan A. Mahardhika)

245 WNI Pulang dari Wuhan Tiba di Indonesia, Jalani Pemeriksaan & Observasi Oleh Tim Medis

Ini Alasan Haru & Mulia 31 Perawat Pasien Virus Corona di Wuhan Mendadak Memotong Rambutnya

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
virus coronaberita terbaru virus corona hari iniChinaSARSMERSWuhanWHO
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved