6 Cara Merelaksasi Otak Lelah, Makan Tanpa Memikirkan Kalori Jadi Solusi
6 Cara Merelaksasi otak yang mengalami Kelelahan, Makan Tanpa Memikirkan Kalori Salah Satu Caranya.
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Terlalu lama bekerja membuat otak menjadi lelah dan butuh istirahat.
Merelaksasi otak agar tidak selalu memikirkan pekerjaan akan membuat kita lebih merasa tenang.
Dikutip dari Kompas.com, kebanyakan orang berasumsi ketika otak terus digunakan secara aktif akan menjaga ketajaman otak.
Orang juga berasumsi memaksa otak terus bekerja dengan keras, ingatan pada otak akan bertahan sampai usia senja.
Namun, penelitian yang pernah dilakukan mengungkap sebaliknya.
Penggunaan otak yang terlalu aktif justru membuatnya semakin lelah.
• Senin Resmi Dibuka, Alur & Persyaratan Seleksi CPNS 2019, BKN: Pastikan Mendaftar Pakai Alat Ini
Dikhawatirkan tidak setajam dahulu kala.
Dalam penelitian yang telah dimuat dalam jurnal medis Nature, peneliti dari Harvard Medical Schoole melaporkan, otak yang tenang dengan aktivitas saraf yang kurang dapat menyebabkan usai lebih panjang.
Dalam penelitiannya, orang meninggal pada usia 60 karena mereka terlalu sering otaknya beraktifitas sangat berat.
Sedangkan orang yang dapat hidup lebih lama, mereka memiliki aktifitas otak yang lebih rendah.
• Gelar Siraman, Ini 5 Pesona Adik Yuni Shara-Krisdayanti, Kartika Sary, Ternyata Pengusaha Batu Bara
Dikutip dari healthline.com via Kompas.com,"Studi ini menunjukkan bahwa melambatkan aktivitas pada periode tertentu, baik dihabiskan dalam meditasi, melakukan satu pekerjaan saja pada satu waktu, hanya diam atau tidur sama pentingnya bagi kesehatan otak dan umur panjang dengan aktivitas dan olahraga," kata Gayatri Devi, MD, ahli saraf dan psikiater di Northwell Health di New York.
Bagaimana caranya untuk merelaksasi otak?
Dikutip dari Kompas.com, Maryanna Klatt, PhD, seorang profesor kedokteran keluarga klinis dari The Ohio State University yang khusus menangani penyakit kronis yang berkaitan dengan stres.
Ia menjalankan program yang disebut Mindfulness in Motion.
Maryana berbagi beberapa strategi untuk otak agar lebih tenang dan panjang umur.
Inilah cara agar otak terasa rileks
1. Dengarkan sinyal tubuh

Cara terbaik untuk mengistirahatkan pikiran yaitu mulai menyadari tanda-tanda yang dialami tubuh.
Mulai menyadari akan tekanan, ketegangan dan mulai mengistirahatkan otak agar otak rileks.
Latihan membiasakan melambatkan gerakan.
• Ini Formasi CPNS 2019 di Kantor BKN Regional, dari Jakarta, Bandung, Yogya, Surabaya Hingga Jayapura
Misalnya, dengan cara berjalan dengan santai dan perlahan.
Hal ini akan membantu kita lebih fokus dalam pekerjaan dan berhubungan dengan rekan kerja.
Lakukan meditasi untuk menenangkan otak dan sebagai barometer kondisi mental seseorang.
2. Mendengarkan

Kebanyakan orang terlalu mudah berhenti untuk mendengarkan orang lain saat berbicara dan menunggu giliran untuk berbicara.
Hal tersebut menuntun kita untuk lebih sabar dan menerima banyak informasi yang mungkin dibutuhkan.
3. Buat grafik

Latihan ini melatih kita untuk mengukur dan mengingat apakah kita benar-benar menjalankan kehidupan yang kita inginkan.
Dikutip dari Kompas.com, Klatt menyarankan membuat dua diagram lingkaran.
Satu digunakan untuk bagaimana kita ingin membagi 24 jam dalam sehari.
Yang kedua untuk menunjukan bagaimana kita menghabiskan waktu.
Rinciannya termasuk waktu diluar jam kerja.
Sering kali kita temui, kita tak bisa benar-benar bebas dari pekerjaan dan masih memikirkannya.
"Tetapkan waktu terbuka dengan sengaja setiap hari.
Jadi ini bukan untuk X, Y, atau Z, bukan untuk berolahraga, bukan untuk membaca, tetapi untuk waktu bebas, itu juga dapat membantu," kata Klatt.
Selama menjalani ini, kita diwajibkan untuk membatasi diri dan meluangkan waktu untuk merelaksasi diri.
Ia menjelaskan, banyak yang berpikiran jika waktu tidak dimanfaatkan maka sama saja membuang waktu kita.
Padahal kita sangat membutuhkan waktu untuk tubuh adn pikiran agar bisa rileks.
4. Memikirkan tentang makanan

Kebanyakan dari kita sangat memikirkan kandungan dan sebab dari kita memakan sesuati.
Misalnya memikirkan tentang kalori yang terkandung dalam makanan, kandungan gula, dan kandungan lain.
Hal tersebut membuat kita malah tidak dapat menikmati makanan dan makin memikirkan hal buruk yang akan terjadi akibat makanan itu.
Tak salah jika kita tinggalkan sejenak memikirkan hal tersebut.
Kaltt menyarankan, agar tidak terlalu memikirkan kalori dari makanan ataupun cemilan yang kita makan.
Namun, menikmati saja saat-saat menyenangkan menyantap semua makanan yang kita sukai.
Tanpa melihat dari sisi kalori dan sebagainya.
5. Kenali gejala tubuh ketika mulai merasa kelelahan

Banyak orang yang tak sadar kalau mereka kelelahan.
Sebaiknya kita menyadari dan mulai mengenali tanda-tanda kelelahan.
Sebelum kembali beraktifitas seperti biasanya.
Gejala kelelahan dapat kita rasakan ketika kita mulai emosional.
Kita merasa pencapaian kita belum terpenuhi atau belum tercapai.
Kurang gembira dan perasaan yang kurang nyaman.
Klatt menyampaikan itulah titik dimana kamu harus mundur sebelum semuanya benar-benar tidak berhasil sesuai apa yang kamu rencanakan sebelumnya.
6. Cari mentor

Klatt menyarankan untuk membaca buku tentang perhatian dan meditasi.
Kita bisa belajar dari orang lain yang menurut kita lebih baik daripada kita.
Lihatlah rekan kerja dan kehidupan yang mereka jalani. (TribunStyle.com/Nafis Abdulhakim)