Viral Hari Ini
Kisah Seorang Bocah Sering Dimarahi Karena Mencoret-coret Tembok Rumah, Kini Jadi Pelukis Terkenal
Berita viral hari ini - Kisah seorang bocah sering dimarahi karena mencoret-coret tembok rumah, jadi pelukis terkenal dan dibayar untuk mencoret-coret
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Delta Lidina Putri
Berita viral hari ini - Kisah seorang bocah sering dimarahi karena mencoret-coret tembok rumah, jadi pelukis terkenal dan dibayar untuk mencoret-coret tembok.
TRIBUNSTYLE.COM - Dibayar untuk menggambar di tembok mungkin menjadi impian anak yang suka mencoret-coret tembok.
Bocah bernama Joseph Whale ini sering mendapat masalah karena menggambar di dinding rumah.
Tak diduga keisengan yang sering membawa masalah itu membuatnya dibayar untuk menggambar di tembok.
Pada usia 9 tahun, Joseph tak mau mengerjakan pekerjaan rumahnya, ia mau mengerjakan PR hanya jika sudah menyelesaikan corat-coretnya.
• Curhat Jurnal 300 Halaman Gadis Disiksa Orangtua Hingga Tewas Karena Alasan Perlu Diselamatkan
• Begadang & Bermain Game Semalaman, Remaja Tewas di Dalam Kamar, Orangtua Peringatkan Bahayanya
Joseph sendiri mengaku memiliki obsesi terhadap corat-coret atau yang biasa disebut Doodle atau Doodling tersebut.
Hal ini merupakan sesuatu yang banyak dilakukan orang Indonesia juga yang banyak mencoret-coret tembok.
Berkat dukungan orangtua yang mengenali kemampuan artistiknya, Joseph Whale sekarang dikenal sebagai The Doodle Boy.
Dia seorang doodler profesional, dan dia bahkan belum keluar dari sekolah dasar.
Joseph memiliki buku catatan yang penuh dengan coretan-coretan menggemaskan seperti yang ia unggah di Instagram.
Menurut ayahnya, Greg, yang berbicara dengan Bored Panda, Joseph selalu suka menggambar dan "ditambahkan ke register Berbakat di sekolah dasar berusia empat tahun."
• Viral 8 Tahun Pacaran Lalu Menikah, Pasangan Ini Siapkan Kotak Amplop Khusus untuk Mantan

Coret-coretnya sederhana, tetapi ada sesuatu yang begitu berani, percaya diri, dan ekspresif tentang gambar tersebut kata sang ayah.
Tidak ada keraguan bahwa keterampilan mencoret-coret Joseph jauh melampaui banyak orang.
Ketika orangtua menyadari betapa luar biasanya kemampuan artistik putra mereka, mereka mengirim Joseph ke kelas menggambar setelah sekolah.
Di sanalah Joseph lebih banyak berlatih dan mengasah karya doodle-nya.