Viral Hari Ini
Pemberontakan Normatif Rakyat Miskin dengan Baju Mode Kelas Atas 'Sapeur', Ingin Buat Iri Tetangga
Berita viral hari ini - Pemberontakan normatif rakyat miskin di negara Kongo dengan baju mode kelas atas bernama 'Sapeur'. Ingin buat iri tetangga.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Amirul Muttaqin
Jas dan cerutu adalah simbol kemewahan dan kekayaan yang mewakili tekad dan ambisi untuk gaya hidup ala Eropa yang ideal.
Kostum-kostum itu menerangi jalanan kota Brazzaville dan kota-kota tetangga.
Menawarkan secercah harapan dan kemakmuran bagi banyak orang-orang di Kongo.
Selama tahun 1960-an dan 70-an Sapeur bertemu dengan komunitas kostum mereka secara rahasia.
Mereka berencana untuk mengungkapkan ekpresi kebebasan dari rezim yang keras.
Sapeur berusaha menyingkirkan Kongo dari semua pengaruh kolonial.
Pakaian Sapeur dianggap sebagai tindakan pemberontakan ideologis.
• POPULER Penampilan Rey Utami Saat ke Kejaksaan: Pakai Tas & Jam Tangan Mahal Seharga Miliaran Rupiah
• Viral Pengantin Wanita Meninggal Karena Kelelahan Resepsi, Suami Jadi Duda Seminggu Pasca Nikah

Sapeur menentang larangan dari mantan presiden Zaire atau kini yang dikenal sebagai Kongo, Mabutu Sese Seko, pada pakaian gaya Barat.
Presiden ingin rakyat Kongo mengenakan pakaian tradisional, yang dikenal sebagai "acabac" untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap autentifikasi identitas mereka.
Namun, Sapeur menolak hal itu.
Saat ini sebagian besar para Sapeur adalah bekerja sebagi buruh bangunan, sopir, hingga pengutil.
Tak jarang mereka melakukan tindakan nekat seperti mencuri, meminjam uang dan tak mengembalikannya, hanya demi untuk membeli pakaian bermerek itu.
Mimpi para Sapeur
Bagi para Sapeur mereka memiliki mimpi kecil dan sederhana untuk mendapatkan visa dan pindah ke Paris, pusat mode dunia.
Mimpi ini menjadi kenyataan bagi sedikit orang di sana.