Viral Hari Ini
Sad Clown Paradox, Robin Williams & Nunung: 'Orang Terlihat Paling Bahagia adalah yang Paling Sedih'
Berita viral hari ini - Sindrom Sad Clown Paradox, dari Robin Williams hingga Nunung. 'Orang terlihat paling bahagia adalah yang paling sedih'.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Amirul Muttaqin
Berita viral hari ini - Sindrom Sad Clown Paradox, dari Robin Williams hingga Nunung. 'Orang terlihat paling bahagia adalah yang paling sedih'.
TRIBUNSTYLE.COM - Sad Clown Paradox sendiri mulai mencuat ketika Robin Williams meninggal pada tahun 2014 yang lalu.
Pada tahun 2014, Robin Williams melakukan bunuh diri dengan cara menggantung diri pada usia 63.
Komedian asal Amerika Serikat itu hidup dengan penuh depresi sepanjang masa tuanya.
Beberapa bulan sebelum ini ada juga viralnya si badut sedih penuh keganasan Joker yang membuat banyak orang terkesima dengan kesedihan yang ia derita dalam film tersebut.
Dan kali ini di Indonesia, seorang hakim yang menangani Nunung, artis komedian, mengatakan:
"Ini kan kerjaanya setiap hari cengengesan (di televisi) kok bisa stres?"
Demikian Hakim Djoko Indiarto berujar saat Dokter Herny Taruli Tambunan, saksi dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO), Jakarta Timur, memberi keterangan dalam kasus narkoba dengan terdakwa Tri Retno Prayudati alias Nunung dan suaminya July Jan Sambiran.
• 4 Fakta Nunung Srimulat, Rekan Andre Taulany 3 Tahun Depresi Hingga Pernah Berobat ke Singapura
• Dituntut 10 Bulan Rehabilitasi, Jefri Nichol Minta Keringanan, Rekan Amanda Rawles Ungkap Alasannya

Keterangan Herny serta pertanyaan Djoko terlontar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2019) dilansir dari Intisari.
"Kalau depresi itu seperti seribu wajah."
"Kalau kita di sini, satu dari empat orang di ruangan ini pasti mengalami depresi."
"Kondisi mba Nunung sebagai komedian yang ceria bukan berarti dia tidak merasa cemas, tertekan," jawab Herny.
"Makanya itu saya enggak pernah lihat mbak Nunung enggak ketawa. Saya kalau lihat mbak Nunung saja sudah ketawa," tambah Hakim sembari dibarengi dengan tawa beberapa pengunjung sidang.
Hal ini juga menjadi fokus utama permasalahan psikologi komedian di luar Indonesia, yang menjadi bahan perbincangan.
Dan akhirnya para peneliti dan media banyak memunculkan kembali istilah 'Sad Clown Paradox'.
