Breaking News:

Peringati Ulang Tahun ke-24, Kompas.com Ajak Pembaca Berpikir Jernih untuk Kemajuan Bangsa

Kompas.com peringati ulang tahun ke-24, ajak pembaca untuk berpikir jernih untuk kemajuan bangsa, menghargai perbedaan, hingga melihat harapan.

Editor: Suli Hanna
Instagram/ kompascom
HUT kompas.com ke-24 

"Mari kita gunakan kesempatan baik dan kredibilitas Kompas.com yang dibangun selama 24 tahun untuk menjernihkan informasi sebagai bekal langkah baik kita semua ke depan," ujar Wisnu.

Sejarah 

Halaman 1 harian Kompas memajang foto Presiden Soeharto yang sedang meneteskan vaksin polio kepada seorang anak.

Foto tersebut menggambarkan artikel di bawahnya yang berjudul Tahun 2000 Indonesia Bebas Polio.

Di sudut kanan halaman, terpampang headline hari itu: Tamil Ledakkan Pesawat AU Sri Lanka, 81 Tewas.

dok Kompas.com

Yang istimewa pada 14 September, 24 tahun lalu, adalah apa yang terjadi di salah satu sudut ruang redaksi harian Kompas.

Untuk pertama kali, berita-berita yang terbit di koran hari itu diunggah ke internet ke laman www.kompas.co.id. Laman digital itu disebut Kompas Online, disingkat KOL.

Inilah cikal bakal kompas.com yang Anda nikmati hari ini.

Tak ada pesta yang menandai unggahan pertama itu. Juga tak ada pengumuman di koran Kompas yang menginformasikan kepada pembaca bahwa berita-berita di harian Kompas mulai hari itu sudah bisa dinikmati secara digital.

Informasi soal laman digital Kompas Online baru muncul di harian Kompas pada 22 Oktober 1995 lewat artikel yang ditulis wartawan Kompas, pendiri Kompas Online, Rene L Pattirajawane, yang berjudul Kompas Online: Informasi Masa Depan.

Di awal tulisannya, Rene menyampaikan, Kompas Online bertujuan "...membaca pembaca surat kabar ke jenis informasi dan komunikasi perseorangan yang baru di masa depan."

Awalnya, Kompas Online diwujudkan sebagai layanan tambahan buat para pembaca harian Kompas yang kesulitan mendapatkan koran.

Dengan teknologi informasi ini, para pembaca harian Kompas di luar Pulau Jawa tidak perlu menunggu koran datang di sore hari atau keesokan harinya.

Berita-berita harian Kompas dapat dinikmati di pagi yang sama ketika koran terbit. Ada juga pertimbangan globalisasi.

Ada banyak pembaca setia harian Kompas yang tinggal di luar negeri, seperti Eropa, Australia, Jepang atau Amerika Serikat.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/3
Tags:
Kompas.comOncy Ungu
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved