Breaking News:

Jenazah Terbakar di Mobil

Aulia Kesuma Ngaku Pembunuhan Pada Suami dan Anak Terinspirasi Sinetron, KPI Diminta Bertindak Tegas

Aulia Kesuma mengaku pembunuhan keji yang ia lakukan pada suami dan anak tirinya terinspirasi dari sinetron, KPI diminta bertindak tegas.

Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Irsan Yamananda

Sebagian besar dari mereka meminta KPI menindak tegas beberapa sinetron yang dianggap kurang mendidik.

Berikut beberapa komentar netter di salah satu postingan terbaru akun @kpipusat.

@aylasarass "AULIA KESUMA MENGAKU BUNUH SUAMI KARENA TERINSPIRASI DARI SINETRON !!!!! SINETRON YAAA!!!! SINETRON!!!! BUKAN YUTUP ATAWA NETPLIKS!!! SINETRON LOOOHHHH.... TAU KAN SINETRON????"

@radenim07 "Tolong sinetron tidak mendidik dibatasi pak"

@remihindarta "hashtag siaran sehat tapi sampe ada yg terinspirasi bunuh suami dan anak tiri dari sinetron"

@afdal_zik "Bapak ibu yg terhormat..apakah acara2 di indonesia tidak bisa disaring dampan dan kontennya? Kenapa sinetron yg tidak mendidik dibiarkan memberikan cerita2 yg tidak mendidik dan mempengaruhi psikologis penonton? Sangat jauh sekali dr unsur hiburan...apakah KPI hanya menyaring sesuai kebutuhan KPI saja? Tidakkah menanyakan kepada masyarakat konten2 apa yg lebih baik? Mohon bijak pak, dari kami penonton yg risih .. mohon didengarkan juga masukan dr kami.."

@asrinirita "Hai @kpipusat ayo gimana pertanggung jawaban kalian? Cartoon kalian takutkan, sinetron kalian biarkan bersliweran di Televisi sampe ada orang yg terinspirasi gara2 dikasih tontonan ga sehat?"

Tanggapan Psikolog

Menanggapi hal ini Kompas.com menghubungi Hening Widyastuti, psikolog asal Solo.

Hening berkata, sinetron dan tayangan di televisi awalnya bertujuan unuk menghibur pemirsa.

Seiring waktu, makin banyak industri pertelevisian dan rumah produksi yang memproduksi sinetron-sinetron.

Sayangnya, sinetron yang edukatif jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding sinetron yang kualitasnya kurang mendidik.

"Justru lebih cenderung banyak unsur percintaan, kasmaran, keruwetan rumah tangga, percekcokkan, pembunuhan. Semua ini yang pasti banyak unsur kekerasan, baik verbal maupun fisik," kata Hening kepada Kompas.com, Rabu (4/9/2019).

Hening mengatakan, jenis-jenis tayangan yang mengandung banyak kekerasan, baik verbal dan fisik, inilah yang menimbulkan dampak negatif ke sel saraf otak manusia.

"Episode demi episode dengan unsur kekerasan yang setiap hari kita lihat akan terekam di otak kita," terang Hening.

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Aulia KesumaM Adi PradanaEdi Chandra PurnamaPupung SadilisinetronKPIKomisi Penyiaran Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved