Viral Satpam Tewas Digigit Ular Weling, Panji Petualang: 'Indonesia Hanya Ada 1 Obat Anti Bisa Ular'

Viralnya kasus satpam tewas digigit ular weling ditanggapai oleh Panji Petualang yang menjelaskan di Indonesia hanya ada 1 jenis obat anti bisa ular.

TRIBUNSTYLE.COM - Kabar seorang satpam yang tewas setelah digigit ular weling menjadi viral di media sosial.

Viralnya kasus satpam tewas digigit ular weling ini juga ditanggapai oleh Panji Petualang, pecinta reptil sekaligus host program petualangan yang akrab dengan dunia reptil.

Panji Petualang lalu menjelaskan mengenai anti bisa yang ada di tanah air melalui vlog berjudul "Ular Weling T3waskan Satpam di Tangerang/Yuk Kenali Ular" yang diunggah pada Kamis (22/8/2019) lalu.

Menurut Panji, di Indonesia hanya ada satu jenis anti bisa yang hanya bisa mengobati bisa dari tiga jenis ular.

• Viral Ular Weling Bunuh Satpam di Tangerang, Ini Cara Bedakan Ular Berbisa atau Tidak Secara Fisik

• Ingat Panji Sang Petualang? Sempat Dikabarkan Tewas Digigit Ular Ini Profesi Baru Pria Pejinak Hewan

Tiga jenis ular yang bisa diobati menggunakan obat anti bisa tersebut adalah ular welingm ular tanah dan ular kobra.

"Untuk anti bisa-nya, negara kita Indonesia hanya memiliki satu anti bisa buatan dari Biofarma, yaitu Biocef Polivalen.

Bisa mengobati gigitan dari ular Bungarus, yaitu welang (atau) weling, gigitan Agkistrodon Rhodostoma atau ular tanah (dan) gigitan ular kobra," jelas Panji seperti

Sedangkan untuk jenis-jenis ular lain termasuk Kong Kobra menurut Panji tidak bisa diatasi dengan obat Biocef Polivalen tersebut.

"Beberapa ular berbisa lainnya seperti King Kobra dan lain-lain, tidak bisa diobati dengan anti bisa tersebut," lanjut Panji.

Lebih lanjut Panji menjelaskan bahwa kita tidak boleh meremehkan ular baik yang berbisa maupun tidak.

"Kita jangan menganggap sepele ular juga gigitannya.

Safety tools adalah alat yang wajib untuk kita gunakan saat menghadapi ular berbisa ataupun tidak.

Mengapa? Karena banyak orang yang tidak tahu jenis ular tersebut berbahaya atau tidak," terang Panji.

"Jangan karena ular tersebut jinak, lalu kita menganggap ular tersebut tidak berbahaya.