Breaking News:

Satpam Perumahan Tewas Digigit Ular Weling, Simak 5 Fakta Ganasnya Bisa Ular Bungarus Candidus

Pada saat peristiwa terjadi, Satpam bernama Iskandar (45) sempat beranggapan ia akan baik-baik saja walau telah digigit ular.

Istimewa / WartaKota
Satpam perumahan tewas digigit ular weling, simak 5 fakta ganasnya bisa ular bungarus candidus. 

Sifat utamanya adalah racun saraf (neurotoxic), yang dapat berakibat rusaknya jaringan saraf dan membawa kelumpuhan.

Gigitan kobra yang mengandung bisa, akan menimbulkan rasa sakit yang sangat dan pembengkakan di sekitar luka, meskipun kadang-kadang gejala ini tidak muncul.

Di pihak lain gigitan weling tidak demikian, yakni cenderung tidak menimbulkan sakit berlebihan atau bengkak di lokasi luka, tetapi dapat berakibat fatal.

 

Bila bisa –melalui gigitan ular– masuk dalam jumlah cukup besar ke dalam tubuh, beberapa waktu kemudian akan timbul gejala-gejala keracunan yang khas.

Untuk ular-ular Elapidae, gejala ini misalnya adalah kelopak mata yang memberat, kesulitan menelan, dan belakangan, kesulitan untuk bernafas; serta pada akhirnya kegagalan kerja jantung.

Rata-rata selang waktu antara masuknya bisa melalui luka hingga tibanya kematian, untuk kasus gigitan Elapidae, berkisar antara 5 hingga 20 jam.

Viral, Ular Sanca 3 Meter Terekam Menyembul dari Toilet di Jambi, Begini Cara Melepas Lilitannya

Guru Wanita Nekat Tangkap Ular Piton dengan Tangan Kosong Karena Khawatir Siswanya Terancam

5. Penemu ular weling

Dilansir wikipedia, pada 1932, Felix Kopstein mendeskripsi Bungarus javanicus dari spesimen tunggal, yang memiliki semua ciri-ciri ular weling kecuali bahwa warnanya hitam seluruhnya dengan sisi perut putih kekuningan.

Ular yang secara lokal disebut ular warakas ini didapati orang di daerah Matanghaji, Kecamatan Sumber, Cirebon.

Namun, setelah memperoleh tambahan dua spesimen lagi, salah satunya dengan corak belang samar-samar pada latar belakang kehitaman, pada 1938 Kopstein mulai meragukan identitas spesies baru tersebut.

Akan tetapi masyarakat ilmiah telah telanjur mencatat bahwa ular warakas ini adalah sejenis ular baru yang endemikJawa, dengan lokasi sebaran yang terbatas di sekitar Cirebon.

Pemahaman ini terus berlangsung sampai lebih dari setengah abad kemudian, ketika tulisan Joseph B. Slowinski pada tahun 1994 memunculkan lagi keragu-raguan semula dan secara ringkas memaparkan argumen bahwa B. javanicus adalah bentuk gelap (melanisme) dari corak warna B. candidus yang umumnya belang hitam dan putih.

Analisis morfologis dan genetik yang dilakukan Ulrich Kuch dan Dietrich Mebs pada tahun 2007 memperkuat kesimpulan bahwa B. javanicus adalah sinonim (tepatnya junior subjective synonym) dari B. candidus.

Kajian ini juga mendapatkan bahwa ditemukan pula ular-ular weling dengan corak warna yang cenderung dominan putih, serta pola-pola warna di antaranya. Diketahui pula bahwa variasi melanisme ini ditemukan pada wilayah yang lebih luas, mulai dari Indramayu di tepi pantai utara Jawa, ke arah tenggara ke Cirebon, Cilimus, Purwokerto, hingga sekitar Cilacap.

Kronologi Ular Weling Gigit Satpam

Peristiwa tewasnya Iskandar akibat gigitan ular bermula saat warga di Cluster Michelia 8 Nomor 2 melihat ular di area taman kediamannya pada Selasa (20/8/2019) lalu.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Tags:
ular welingsatpam tewas digigit ularbisa ular welingTangerang
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved