Obat Kanker Payudara dari Akar Bajakah Viral, Ada yang Beracun, Sebelum Menjadi Obat Ada Tahapannya
Hati-hati membeli obat kanker payudara dari akar Bajakah viral, ada yang beracun, sebelum menjadi obat ada tahapannya.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Amirul Muttaqin
Hasil inilah yang akhirnya dikemas menjadi sebuah karya ilmiah dan ikut lomba pada ajang Youth National Science Fair 2019 (YNSF) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung.
Kesuksesan Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri di kancah internasional ini langsung menjadi buah bibir dan menjadi berita yang viral.
Tak lama setelah viral berita tentang akar bajakah tersebut, banyak bermunculan pedagang dadakan akar bajakah dengan iming-iming obat kanker, juga ampuh obati kanker payudara.
Pertanyaannya, apakah benar penemuan dua remaja siswi SMA yang meraih penghargaan Gold Medals pada ajang World Invention Creativity (WICO) di Seoul, Korea Selatan, yang mengangkat akar bajakah itu adalah obat? Dan sudah bisa dijadikan salah satu terapi pengobatan kanker, khususnya kanker payudara?
• Viral 6 Lomba 17 Agustus 2019 yang Lucu, Kocak & Kreatif, Lepas Karet hingga Tutup Mata Cari Bebek!
• 5 Fakta Terbaru Video Mesum 3 Pria 1 Wanita di Garut, Suami Jual Istri hingga Tak Sangka Jadi Viral
Padahal yang namanya obat itu struktur farmakologisnya harus diketahui secara pasti.
Untuk diketahui, obat baru ditemukan prosesnya tidak cukup dalam waktu tiga bulan.
Tapi membutuhkan waktu yang sangat panjang, bisa bertahun-tahun.
Sebab, melansir Seminar Pesat 2019 dalam sesi Cerdas Menggunakan Obat yang dibawakan oleh dr. Purnawati, SpA(K) dari Yayasan Orangtua Peduli (YOP) dan dikutip dari GridHealth, sebuah obat harus melalui uji laboratorium yang panjang; identifikasi zat aktif, seleksi zat aktif, pengujian calon obat.
Lalu harus mengantongi ijin otorisasi untuk bisa melakukan langkah selanjutnya, yaitu percobaan klinis sebagai obat baru yang diinvestigasi.
Nah, dalam uji klinis ini melibatkan manusia.
Uji klinis sebuah obat harus melalui empat fase, tujuannya tidak lain supaya memastikan obat tersebut aman, memastikan obat tersebut efektif, dan memastikan dosis minimalnya.

Beda dengan suplemen, apalagi jamu.
Suplemen dan juga jamu dengan nama lain herbal, tidak menjalani uji klinis, tidak diketahui cara kerjanya, tidak diketahui keamanannya, juga tidak diketahui kandungan aktif-nya.
Selain itu, mengenai akar bajakah yang sekarang ini sedang heboh, menurut Abdul Karim, pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng yang biasa masuk hutan, melansir Banjarmasin Post, mengimbau warga agar tidak sembarangan mengonsumsi akar tersebut.
Menurutnya akar bajakah ada ratusan jenis. "Ada jenis akar bajakah yang beracun. Ini yang harus diketahui oleh pencari akar bajakah untuk obat," ujarnya.
• Viral Foto-foto Briptu Hikma Nur Syafa, Polwan Berhijab yang Kini Bertugas di Afrika, Jago Nembak
• Viral Twitter Gadis Diganggu Suara Misterius Tengah Malam, Videokan Momen saat Pintu Kamar Diketuk