Fakta Baru Meninggalnya Anggota Paskibraka Tangsel, Aurellia, Alasan Buku Diary Dirobek Terkuak
Buku diary yang menjadi saksi bisu meninggalnya Aurellia Qurrotaini dirobek seniornya. Kini terungkap alasannya!
Penulis: ninda iswara
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Fakta baru meninggalnya Aurellia Qurrotuaini perlahan terkuak.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Aurel meninggal dunia lantaran kelelahan latihan Paskibraka.
Buku diary milik Aurel yang menjadi saksi bisu meninggalnya gadis berusia 16 tahun ini juga dirobek oleh seniornya.
Kini terungkap alasan mengapa buku Aurel dirobek oleh seniornya.
• Kumpulan Fakta Meninggalnya Aurellia Qurratu, Aktivitas di Paskibraka Hingga Penjelasan PPI Tangsel
Keterangan tersebut disampaikan oleh Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangerang Selatan, Warta Wijaya.
Melansir dari Kompas.com, Warta membenarkan bahwa buku diary milik Aurel memang dirobek oleh seniornya.
Namun Warta menegaskan bahwa aturan tersebut tak hanya berlaku bagi Aurel.
Menurut penuturan Warta, buku diary milik anggota paskibraka lainnya juga dirobek.
• Misteri Meninggalnya Paskibraka Tangsel Aurellia, Tak Miliki Riwayat Sakit, Luka Lebam Jadi Petunjuk
"Jadi yang dirobek bukan buku Aurel aja tapi semuanya, teman-teman semuanya disobek," ujar Warta, seperti yang TribunStyle.com kutip dari Kompas.com.
Warta mengatakan bahwa buku diary berwarna merah putih tersebut diperuntukkan sebagai wadah para anggota paskibraka untuk menuangkan cerita.

Setiap anggota diwajibkan memiliki dan mengisi buku harian tersebut.
Warta menuturkan bahwa ada beberapa anggota paskibraka yang tak mengisi buku diary-nya.
• Cerita Ibunda Anggota Paskibraka Tangsel, Aurellia, Pilih Tidur Bareng Orangtua, Sempat Alami Demam
Para senior beberapa kali memperingatkan agar buku tersebut diisi.
Namun ternyata masih ada anggota yang tak menurut.
Sedangkan Aurel sendiri cukup rajin mengisi buku hariannya.
Hanya saja, untuk menguji kekompakan anggota, semua buku diary milik anggota Paskibraka dirobek.
• Fakta Meninggalnya Paskibraka Tangsel Aurellia, Disuruh Makan Kulit Jeruk, Buku Diary Jadi Petunjuk
"Iya dia mengerjakan. Tapi ada teman-teman ada yang malas. Semuanya dirobek kami enggak ada perlakuan khusus karena alasan tadi (malas). Intinya harapan kami ini satu pola pembinaan biar anak ini mengisi dengan tulisan biar kita bisa tahu. Dan itu pun kami ngasih waktu beberapa hari dikerjakan," ujar Warta.
Terkait penyebab meninggalnya Aurel, Warta menegaskan bahwa pola pelatihan dalam Paskibraka tak ada kekerasan.

Bahkan tak ada kontak fisik secara langsung.
Semua yang diajarkan sudah sesuai dengan standar pola pembinaan, menurut penuturan Warta."Yang pasti kita dalam pola pelatihan pendidikan paskibraka enggak ada yang namanya kekerasan atau pun body contact secara langsung kan enggak ada. Ya semua yang sudah diterapkan diajarkan itu sudah sesuai dengan standar pola pembinaan," ucap Warta saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/8/2019).
• Aurellia Qurrota Ain, Paskibraka Calon Pembawa Baki Bendera 17 Agustus Meninggal Mendadak
Warta mengungkapkan bahwa latihan fisik para anggota paskibraka yakni latihan baris berbaris dan latihan fisik dalam kategori wajar.
Latihan dilakukan mulai pukul 07.00 hingga 16.30 WIB.
Mengenai luka lebam di tubuh Aurel, Warta belum bisa memastikan penyebabnya.
Menurut Warta, banyak faktor yang menyebabkan lebam di tubuh Aurel.
• Anggota Paskibraka 2019 Putri Bakal Pakai Celana Panjang, Alasan Dibalik Peraturannya Cukup Serius
Kini pihaknya masih melakukan pendalaman ke anggota masing-masing.
Kendati demikian, Warta memastikan dalam pola pembinaannya, tak ada unsur-unsur kekerasan.
"Masalah lebam kita juga belum tahu penyebabnya ini apa. Banyak faktor kan. Kalau kami ke anggota kami masih melakukan pendalaman ke anggota masing-masing ada atau tidak (kekerasan). Tapi saya bisa pastikan dalam pola pembinaan kami tidak ada yang namanya unsur-unsur kekerasan," kata Warta.
Fakta meninggalnya Paskibraka Tangsel Aurellia, disuruh makan kulit jeruk, buku diary jadi petunjuk
TRIBUNSTYLE.COM - Aurellia Qurratuaini (16), anggota Paskibraka Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diketahui meninggal dunia.
Aurellia rencananya akan bertugas menjadi pasukan pengibar bendera untuk upacara bendera 17 Agustus 2019 mendatang.
Siswi kelas XI MIPA 3 SMA Islam Al Azhar BSD Serpong ini mengembuskan napas terakhirnya pada hari Kamis (01/08/2019) kemarin di kediamannya.
Sederet fakta terungkap terkait meninggalnya Aurellia.
• Misteri Meninggalnya Paskibraka Tangsel Aurellia, Tak Ada Riwayat Sakit, Luka Lebam Jadi Petunjuk
Hal ini disampaikan oleh sang ayah, Farid Abdurrahman (42) terkait meninggalnya sang putri.
Aurellia diketahui pulang ke rumah setelah menjalani latihan Paskibra bersama tim Paskibraka Tangerang Selatan, Rabu (31/07/2019).
Farid menyebut bahwa putrinya yang sudah kelelahan latihan ini harus bangun tengah malam untuk menulis di buku diary.
Aurellia dan anggota Paskibraka Tangsel lainnya memang ditugasi untuk menulis buku diary sejak 22 hari selama latihan Paskibra.
• Aurellia Qurrota Ain, Paskibraka Calon Pembawa Baki Bendera 17 Agustus Meninggal Mendadak
Melansir dari Tribunnews, buku milik Aurellia dirobek usai dikoreksi oleh para senior.

Dirobek oleh senior, Aurellia diharuskan menyalin buku tersebut dalam waktu dua hari.
Sekitar pukul 01.00 dini hari, Aurellia yang kelalahan harus bangun untuk menyalin isi buku diary yang telah dirobek.
• Anggota Paskibraka 2019 Putri Bakal Pakai Celana Panjang, Alasan Dibalik Peraturannya Cukup Serius
"Ini salah satu bentuk psikologis yang luar biasa kalau menurut kami mengakibatkan down mental dan fisik. Akhirnya dia jam satu mencoba bangun untuk nulis lagi, nggak bisa selesai," kata Farid saat ditemui di kediamannya di perumahan Taman Royal II, Cipondoh, Tanggerang Kota, Jumat (2/8/2019).
Sekitar pukul 04.00, fisik Aurellia terlihat tak berdaya untuk menjalani aktivitas.
Tubuhnya pun tumbang dan ambruk seketika.
Aurellia yang tak sadarkan diri langsung dibawa ke rumah sakit.
• Jarang Diekspos! Potret Cantik Ghina Raihanah, Adik Tsania Marwa yang Ternyata Anggota Paskibraka
Nahas, nyawa Aurellia justru tak tertolong.
"Jam 4 dia berusaha mau mulai aktivitas. Karena mulai jam 4 dia sudah limbung badannya, sudah capeknya dia limbung langsung nggak sadar kita bawa ke rumah sakit. Ternyata sudah tidak tertolong," ucap Farid.
"Dokter tidak keluarkan diagnosa karena ketika kita bawa kesana (RS) bahwa Almarhum sudah meninggal," lanjutnya.
Farid yang merupakan seorang Purna Paskibraka beranggapan bahwa perlakuan yang diterima oleh putrinya diberikan oleh para senior, bukan pelatih Paskibra.
• Buat Presenter CNN Indonesia Menangis, Begini Kisah Fariza Putri Salsabila, Paskibraka 2017
"Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa," ucap dia.

Sebelum meninggal dunia, Aurellia diketahui menjalani latihan yang cukup berat.
Selama latihan, Aurellia dan para anggota lainnya disuruh untuk push up dengan tangan dikepal.
• Selalu Menjadi Pusat Perhatian, Begini Sistem Pemilihan Paskibraka 2018 yang Bertugas Membawa Baki
Tak hanya itu, mereka juga diminta untuk memakan jeruk berserta kulitnya dan menulis buku diary.
"Kemudian senior memberikan tugas tambahan tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop. Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam," tambah Farid.
Kendati nyawa putrinya tak tertolong, ayah Aurellia tak akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
Farid mengaku ikhlas dengan kepergian putri kesayangannya.
• Pria yang Pernah Jadi Anggota Paskibraka Ini Bertransformasi Jadi Sutradara Kondang, Siapa Dia?
Namun Farid berharap semoga kasus yang menimpa putrinya bisa menjadi pelajaran bagi pihak terkait.
"Secara langkah hukum ini tidak akan kita lakukan prosedur tindakan. Akan tetapi tindakan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh itu sudah kita sampaikan ke Ibu Wali Kota Tangsel bahwa harus dilakukan evaluasi," ujar Farid.
Farid juga mengaku sudah memberikan masukan kepada Wali Kota Tangeran Selatan, Airin Rachmi Diany, terkait sistem pelatihan paskibraka.
"Alhamdulillah mulai tadi sudah ditindak lanjutin oleh Bu Wali Kota, Bu Airin. Saya sudah dapat laporan dari orangtua anggota paskibra yang lain bahwa sudah standby petugas medis di lokasi," kata dia.
• Pesona 5 Paskibraka yang Dipercaya Sebagai Pembawa Bendera Pusaka, Siapa Favoritmu?
"Kami harapkan dengan adanya kejadian ini sebagai pengalaman sebagai hal yang wajib mereka (pihak pelatih Paskibraka) evaluasi bawah tindakan seperti ini akan berakibat sangat fatal. Baik dari peserta sendiri maupun bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Farid. (TribunStyle.com/Ninda)
Subscribe kanal YouTube dan Like fanpage Facebook TribunStyle.com berikut ini: