Gempa Banten
Foto dan Video Data Korban Gempa Banten versi BNPB dan Alasan Pakar UGM Sebut Tak Berpotensi Tsunami
Foto dan Video Data Korban Gempa Banten versi BNPB dan Alasan Pakar UGM Sebut Tak Berpotensi Tsunami
Editor: Agung Budi Santoso
Ia memaparkan lima rumah itu milik Caspit dan Dedi Saipul, warga Kampung Pakancilan, Desa Kuta.
Sedangkan di Desa Sukamanah milik Lim dan Gandi warga Kampung Pasir Muncang, serta milik Fatmawati, warga Kampung Munjul.
Pihaknya bersama unsur TNI-Polri sudah melakukan penanganan di beberapa wilayah terdampak gempa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami menyusul gempa bumi pada Jumat, pukul 19.03 WIB, dengan pusat gempa di 147 km barat daya Sumur, Banten dengan kedalaman 10 km.
Dari situs inatews.bmkg.go.id sejumlah daerah yang dimintai untuk waspada, antara lain di sebagian Banten, Bengkulu , Jawa Barat dan Lampung.
Namun, peringatan dini tsunami tersebut telah diakhiri beberapa waktu kemudian.

Alasan Pakar UGM Sebut Gempa Banten Tak Berpotensi Tsunami
Gempa Banten dengan magnitudo 7,4 terjadi Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB. Gempa ini terasa cukup lama di Jakarta, Lampung, Yogyakarta, Banyuwangi, sampai Mataram.
Menurut keterangan awal BMKG, hiposenter gempa berada di kedalaman 1o kilometer, namun perhitungan manual menunjukkan hiposenter berada di kedalaman 48 kilometer.
Selain itu kekuatan gempa tadi malam adalah M 7.4, yang kemudian dimutakhirkan menjadi M 6,8.
Berdasar keterangan awal dengan kedalaman 10 kilometer, wajar bila BMKG mengeluarkan peringatan potensi tsunami.
Pasalnya, gempa yang terjadi di kedalaman 10 kilometer atau lebih di dalam laut dan memiliki magnitudo cukup besar, merupakan gempa megathrust yang bisa memicu tsunami.
Namun berdasar analisis manual hiposenter kedalaman gempa dan karakteristik getaran gempa yang dirasakan hingga ratusan kilometer dari pusat gempa, Gayatri Indah Marliyani, pakar Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM yakin bahwa gempa ini tak akan menimbulkan tsunami.
"Karakteristik gempa merata seperti itu, biasanya (pusat) gempanya ada di bagian dalam dari zona subduksi. Atau istilah geologinya intra-slab," ujar Gayatri dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2019).
Hal ini biasanya karena ada lempeng samudera yang pecah, retak, atau patah sehingga hiposenter agak dalam dan getarannya bisa terasa sampai ratusan bahkan mungkin ribuan kilometer.