Nunung Srimulat Terjerat Narkoba
Nunung Akui Pakai Narkoba untuk Meningkatkan Stamina, Ini Dampak Buruk untuk Otak Jika Konsumsi Sabu
Komedian Nunung mengonsumsi narkoba untuk meningkatkan stamina. Ini bahaya yang sebenarnya terjadi pada otak jika konsumsi sabu.
Penulis: Vega Dhini Lestari
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
TRIBUNSTYLE.COM - Komedian Nunung ditangkap Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya atas kasus penyalahgunaan narkoba, Jumat (19/7/2019).
Dilansir dari Kompas.com, komedian bernama asli Tri Retno Paryudati ini ditangkap bersama sang suami, July Jan Sambiran di kediamannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Nunung dan July positif mengonsumsi sabu berdasarkan hasil pemeriksaan urine.
Menurut keterangan polisi, Nunung dan suaminya mengonsumsi narkoba untuk meningkatkan stamina.
• 7 Fakta Penangkapan Nunung karena Kasus Narkoba, Polisi Temukan Sabu 0,36 gram
• Syok Ibunya Ditangkap karena Narkoba, Anak Nunung Bakal Jenguk ke Polda Metro Jaya, Tahu dari Media

Bernarkah sabu memiliki efek demikian?
Dokter Adiksi dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, Hari Nugroho menjelaskan efek sabu atau crystal methamphetamine kepada Kompas.com.
"Jika ada orang yang menggunakan sabu untuk alasan stamina, maka orang tersebut menggunakan sifat stimulan dari sabu," jelas Hari kepada Kompas.com, Sabtu (20/7/2019).
Lebih lanjut Hari menjelaskan sabu atau crystal methamphetamine ini adalah turunan dari amfetamin.
Pada mulanya, amfetamin digunakan dalam dunia medis untuk pengobatan.
Salah satu pengobatan yang menggunakan amfetamin tersebut adalah terapi untuk ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder).
Sabu adalah salah satu metamfetamin ilegal berbentuk kristal tawas atau gula batu.
Dikutip dari Kompas.com, selain berbentuk kristal, metamfetamin ielgal ini ada juga yang berbentuk cair dan tablet (yaba).
Hari menuturkan organ tubuh yang paling terpengaruh efek metamfetamin adalah otak.
Efek metamfetamin untuk otak ini dijelaskan lebih lanjut oleh dokter kesehatan jiwa, dr Andri, SpKJ, FAPM.
Dilansir dari Kompas.com, dr Andri menjelaskan zat golongan amfetamin atau metamfetamin seperti sabu dan ekstasi dapat menyebabakan lonjakan hormon serotonin dan dopamin berkali-kali lipat dari biasanya.