Viral Hari Ini
Viral Keluhan Turis Thailand 'Digetok' Tarif Tak Masuk Akal Pelesiran ke Bromo 'Ada Mafia di Sini!'
Viral Keluhan Turis Thailand 'Digetok' Tarif Tak Masuk Akal Pelesiran ke Bromo 'Ada Mafia di Sini!'
Editor: Agung Budi Santoso
Awalnya, saat turun di terminal bis Probolinggo, ia mencari transportasi online yang bisa mengantarkannya ke Cemoro Lawang yang merupakan pintu masuk menuju Bromo.
Akan tetapi, tak satu pun armada yang datang.
Para pengemudi meminta Jirote ke titik penjemputan yang berjarak sekitar 4 kilometer dari lokasi terminal.

Mengingat jarak yang sangat jauh, ia kemudian menanyakan kepada pihak agen di terminal bus mengenai alternatif transportasi yang bisa membawanya menuju Cemoro Lawang.
"Ia mengatakan, ada, tetapi dengan tarif yang relatif mahal," kata Jirote.
Akhirnya, ia berjalan keluar terminal dan mencoba kembali memesan transportasi online, meskipun tak satu pun yang mau menjemputnya.
Kemudian, Jirote dan tiga rekannya kembali berjalan.
Tak lama, ada pengendara motor yang menanyakan tujuannya.
Pengendara motor yang mengaku sebagai sopir bus tersebut selanjutnya memberitahu Jirote bahwa ada bus ke Cemoro Lawang.
• Penderitaan Baru Song Hye Kyo Setelah Dicerai Song Joong Ki, Kontrak Kerja Diputus, Badan Kurus
• Beredar Video Teriakan Minta Tolong, Ini Kabar Terakhir Thoriq Pendaki yang Hilang di Gunung Piramid
• Beginilah Nasib Akhir Ponsel-Ponsel Bekas yang Sudah Tak Terpakai, 1 Ponsel Mengandung 400 Gram Emas
• Gugat Cerai Song Hye Kyo, Song Joong Ki : Saya Akan Bangkit dari Luka Saya Saat Ini
"Pengendara motor itu mengatakan untuk menunggu bus karena bus sedang menunggu penuh penumpang dan nanti akan datang menjemput," ujar dia.
Satu jam berselang, si pengendara motor itu kembali dan memberitahunya bahwa mobilnya tidak bisa menjemput karena penumpang ke tujuan yang sama tidak penuh.
Selanjutnya, Jirote disarankan untuk menyewa satu kendaraan dengan tarif Rp 600.000 dan kemudian diturunkan Rp 550.000.
Menurut Jirote, tarif ini sangat mahal karena jika menggunakan transportasi online tarif maksimal hanya Rp 300.000.
Ia pun tak mengambil tawaran itu dan kembali melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Di tengah perjalanan, ia kembali dihalangi dan akhirnya menyatakan bahwa ia akan menginap di Probolinggi.