Jengah dengan 'Mulut Sampah' Rey Utami dan Benua, Astrid Tiar : 'Apa Enggak Diajarin Orangtuanya?'
Baru-baru ini, presenter Astrid Tiar bahkan tidak bisa membendung emosinya kala menanggapi kasus 'Mulut Sampah' yang melibatkan Rey Utami dan Benua.
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Sementara setelah video di Youtube-nya itu viral, pasangan Rey Utami dan Benua membuat klarifikasi dan ngotot merasa tidak bersalah.
Hal tersebut yang kemudian membuat banyak pihak geram dengan pasangan yang terkenal akan kontroversinya itu. Tidak terkecuali Astrid Tiar.
Astrid mengeluarkan unek-uneknya akan sikap Rey Utami dan Benua, terutama konten "Mulut Sampah" yang menjadi sumber permasalahan ini.
Menurut Astrid, seharusnya Rey Utami dan Benua sebagai pemilik chanel Youtube bisa mengendalikan dan memutuskan apakah konten tersebut layak atau tidak dipublikasikan.
"Karena yang punya akun itu Rey Utami dan juga Pablo yang dimana, Rey Utami punya hak mengedit apa konten yang harus dipublis apa yang harus tidak dipublis," ucap Astrid Tiar dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Trans TV, pada Kamis (4/7/2019).
• Sunan Kalijaga Siap Mundur dari Pengacara Jika Rey Utami dan Pablo Benua Luput dari Proses Hukum
Astrid juga menyoroti ucapan Rey Utami bahwa di konten "Mulut Sampah" miliknya, ia bebas mengatakan apa pun yang ia suka.
"Kedua kemaren Rey Utami sempat bicara, ini kan kontennya judulnya mulut sampah, jadi gua bisa ngomong apa aja sesuka gua," kata Astrid Tiar.
Astrid lantas mengingatkan bahwa kita tidak bisa sembarangan berbuat sesuka hati karena ada nilai dan norma yang dijunjung oleh masyarakat.

Astrid bahkan mempertanyakan, orang-orang yang bisa berbuat sesuka hatinya seperti itu apakah tidak diajarkan nilai dan norma oleh orangtuanya.
"Begini ya Mbak kita sebagai warga Indonesia, yang punya nilai-nilai, tahu dong nilai-nilai apa?" jelas Astrid Tiar.
"Nilai adat, budaya, agama, dan hukum,"
"Kebayang enggak sih kita sebagai manusia bisa ngomong apa aja tanpa melihat nilai-nilai itu,"
"Dimana kita yang punya moral ada dimana?" tambahnya.
"Apa enggak diajarin orangtuanya? Pertanyaan gue di situ" uajr Astrid dengan nada tinggi.
Emosi Astrid tampak terlihat jelas dengan sesekali menunjuk meja hingga memukul meja, dua rekannya sampai harus menenangkannya.
