Tolak UU Ekstradisi, Aksi 2 Juta Orang Hong Kong Turun ke Jalan Bikin Pimpinan Tertinggi Minta Maaf
Ramai aksi turun ke jalan ternyata juga terjadi di Hong Kong, Chief Executife Carrie Lam hingga akhirnya menyampaikan permintaan maaf.
Penulis: Candra isriadhi
Editor: Mohammad Rifan Aditya
Tolak UU Ekstradisi, aksi 2 juta orang Hong Kong turun ke jalan bikin pimpinan tertinggi minta maaf.
TRIBUNSTYLE.COM - Ramai aksi turun ke jalan ternyata juga terjadi di Hong Kong, Chief Executife Carrie Lam menyampaikan permintaan maaf.
Hal tersebut dilakukan Carrie buntut dari aksi protes yang menantang UU Ekstradisi yang diklaim diikuti jutaan orang.
Jimmy Sham dari Civil human Rights Front selaku koordinator menyatakan aksi protes yang terjadi pada Minggiu (16/6/2019).
Dimana aksi tersebut diikuti oleh dua juta orang yang tumpah ruah turun ke jalan.
Seperti dilansir Tribunstyle dari SCMP pada Senin (17/6/2019) aksi dua juta orang itu terjadi setelah Lam dalam konferensi pers mengumumkan dia bakal menunda pembahasan UU Ekstradisi Sabtu (15/6/2019).

Dalam pernyataan resminya, kantor Lam menuturkan kekurangan dalam pemerintahannya telah menyebabkan kontroversi dan perselisihan, kemudian kekecewaan dari warga.
"Beliau minta maaf atas insiden ini dan berjanji menerapkan kejujuran dan sikap rendah hati untuk menerima kritikan dan peningkatan pelayanan publik," lanjut kantor Lam.
Ucapan minta maaf itu muncul enam jam setelah peserta aksi protes memenuhi kawasan Admiralty, Wan Chai, dan Central dengan partisipan mengenakan kaus hitam.
Sumber dari internal pemerintahan mengungkapkan lambat laun UU Ekstradisi yang diusulkan itu bakal mati secara alami tanpa sempat dibahas kembali.
Sebelumnya diketahui, unjuk rasa yang berlangsung pada Minggu merupakan aksi kedua setelah Minggu pekan lalu (9/6/2019).
Namun kali ini, jumlahnya lebih besar dan memenuhi jalanan utama di Hong Kong.

Mengenakan kaus hitam di tengah terpaan cuaca musim panas, warga Hong Kong dari segala kalangan berbaris dan meneriakkan "Jangan tembak anak kami!".
Ada juga yang berteriak "pelajar bukanlah perusuh" buntut dari komentar Lam yang menyatakan bahwa unjuk rasa pad a Rabu lalu adalah kerusuhan.
Mereka mengecam polisi karena menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada pengunjuk rasa, dan mendesak pemerintah menarik kembali ucapan mereka soal demo Rabu.