20 Gadis di Bawah Umur Jadi Korban Pencabulan Dukun Palsu di Garut, Berawal dari Curhat di Facebook
20 gadis di bawah umur jadi korban pencabulan dukun palsu di Garut, berawal dari curhat di Facebook.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Desi Kris
Aksi ini, masih menurut pelaku, sudah dilakukannya selama kurang lebih satu tahun.
Ritual palsunya sendiri dia lakukan pada korban mulai di rumahnya hingga di tempat lain.
Menanggapi hal ini, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan pendampingan pada para korban.
"Seperti biasa kita siapkan tim psikolog, karena jumlah korbannya banyak dan orangtuanya juga perlu dampingan, mereka pasti juga tertekan dengan masalah anaknya," katanya.
Diah menyesali peristiwa yang menimpa para korban di usianya yang masih muda.
Karena itu, dia mengjaka orangtua untuk lebih memberi perhatian pada anaknya dengan mau jadi teman bicara.
Mengingat salah satu cara yang dilakukan pelaku untuk menjaring korban adalah dengan menjadi teman curhat di Facebook.
"Jadi anak-anak kalau curhat masalah apapun harus pada orangtua, bikin anak percaya hingga mau bicara apapun yang mereka rasakan pada kita (orangtua)," jelasnya.
Dari situ, pelaku mulai menawarkan solusi tipu-tipuan untuk masalah yang korban hadapi.
"Kalau tidak ada ruang kosong dalam diri anak, mereka pasti tidak akan mencari sosok lain," tegasnya.
Diah berharap, peristiwa yang menimpa anak-anak ini bisa menjadi pelajaran berharga, terutama bagi orangtua.
"Bukan berarti dibatasi pergaulannya, tapi jadilah teman bicara mereka, bangun komunikasi yang baik, hargai pendapat-pendapat anak," katanya.
Dengan begitu, menurut Diah anak bisa merasa lebih nyaman bersama orangtuanya hingga tidak mencari tempat atau figur lain untuk menghadapi hidupnya.
"Rumah harusnya jadi tempat yang paling nyaman untuk anak, ini tugas kita sebagai orangtua," kata Diah mengingatkan. (Tribunstyle/ Irsan Yamananda)
Yuk Like dan Subscribe Channel YouTube Tribunstyle di bawah ini: