Benarkah Langsung Minum Es & Makan Gorengan saat Berbuka Puasa? Kata Dokter, Ini Akibatnya
Berbagai macam gorengan yang tersaji hangat menjadi menu favorit untuk berbuka, begitupun es yang tersaji dingin dengan berbagai jenisnya.
Penulis: galuh palupi
Editor: Mohammad Rifan Aditya
TRIBUNSTYLE.COM - Saat bulan Ramadhan, waktu berbuka menjadi waktu yang ditunggu-tinggu oleh umat Muslim.
Setelah seharian menahan rasa lapar dan haus, kita kembali diperbolehkan makan dan minum ketika azan Maghrib berkumandang.
Ketika Maghrib tiba, kita biasanya lapar mata melihat beragam makanan yang ada.
Salah satu menu yang menjadi andalan ketika berbuka puasa adalah es dan gorengan.
Berbagai macam gorengan yang tersaji hangat menjadi menu favorit untuk berbuka, begitupun es yang tersaji dingin dengan berbagai jenisnya.
• Temani Ani Yudhoyono di Rumah Sakit, Menu Buka Puasa Agus Yudhoyono Ini Curi Perhatian
Lalu bagaimanakah efek kesehatan jika kita langsung mengonsumsi es dan gorengan ketika berbuka?
Dikutip dari TribunJogja.com, Dr dr Saptawati Bardosono, MSc, Ketua Program Studi Doktor Fakultas Kedokteran UI berpendapat, yang paling baik diminum saat berbuka puasa adalah air dengan suhu yang sama dengan suhu tubuh.
"Sebenernya kalau puasa, yang tekuras adalah air dan energi. Begitu berbuka harus diganti dengan air yang sama dengan suhu tubuh," ujanya seusai peluncuran.
Ia mengatakan, jika terlalu banyak mengonsumsi makanan manis pada saat berbuka, seseorang akan merasa kenyang dan enggan untuk mengonsumsi makanan berat.
Padahal selain gula, tubuh sangat memerlukan karbohidrat, protein, serat, ataupun zat-zat lain yang berguna bagi metabolisme tubuh.
• TERBARU Jadwal Buka Puasa Ramadhan 2019 Hari Ke-2, Selasa 7 Mei Jakarta, Surabaya, Bandung, Lengkap!
Dr Saptawati berpendapat, mengonsumsi gorengan saat berbuka bukanlah suatu masalah.
Asalkan tidak berlebihan dalam mengonsumsinya.
"Gorengan tak apa-apa, asal tidak terlalu banyak," kata dia.
Ia menyarankan, pada saat berbuka, cukup dengan satu gelas teh hangat dan sedikit kolak.
"Itu sudah dapat mengembalikan gula darah. Setelah itu, baru makan yang berat," kata dia.
• Asal Usul Kata Puasa yang Sering Kita Gunakan, Berasal dari Bahasa Sansekerta