Teror Bom Sri Lanka
Ledakan Bom Sri Lanka, Pelaku Ikut Antre Makanan, Warga Asing Jadi Korban Tewas, Bagaimana WNI?
Ada 450 korban luka & 207 korban tewas dalam ledakan Sri Lanka Minggu (21/4/2019). Kemenlu setempat mengatakan terdapat 36 WNA tewas.
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Ledakan Bom Sri Lanka, Pelaku Ikut Antre Makanan, Warga Asing Jadi Korban Tewas, Bagaimana WNI?
TRIBUNSTYLE.COM - Publik dunia sangat terkejut ketika mendengar Sri Lanka, negara yang berada di Asia Selatan, diguncang gelombang ledakan bom pada Minggu (21/4/2019).
Ledakan yang dilaporkan terjadi di delapan tempat itu menewaskan 207 orang dan melukai 450 orang lainnya, serta membuat Sri Lanka berada dalam jam malam.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut sejumlah fakta yang telah dihimpun Kompas.com terkait peristiwa paling mematikan dalam sejarah negara itu.
1. Pelaku Ikut Antre Makanan Sebelum Meledakkan Diri
Penegak hukum Sri Lanka mengatakan, setidaknya dua ledakan bom yang menyasar gereja serta hotel bintang lima merupakan serangan bom bunuh diri.
Nah, salah satu hotel yang menjadi sasaran adalah Hotel Grand Cinnamon di mana si pelaku ternyata sempat mengantre sarapan bersama tamu yang lain.
Manajer hotel yang tidak ingin disebutkan namanya menuturkan, pelaku merupakan seorang tamu yang terdaftar dengan nama Mohamed Azzam Mohamed.
Saat akan dilayani itulah, tersangka kemudian mengaktifkan bom yang sudah dibawanya dan meledak di restoran yang sedang padat pengunjung itu.
2. Paus Fransiskus dan Pemimpin Dunia Bereaksi atas Serangan Bom Sri Lanka
Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus menyampaikan ucapan dukacitanya kepada para korban di tengah perayaan Minggu Paskah di Lapangan Basilika Santo Petrus.
"Saya ingin mengungkapkan kedekatan saya yang tulus kepada umat Kristen (Sri Lanka), yang terluka saat berkumpul dalam doa, dan kepada semua korban kekerasan," katanya seperti dikutip dari Vatican News.
Selain Paus Fransiskus, keprihatinan dan kecaman juga datang dari pemimpin di seluruh dunia atas serangan yang belum diklaim oleh kelompok tertentu itu.
Perdana Menteri Inggris Theresa May meminta dunia bersatu untuk memastikan supaya tidak ada lagi pihak-pihak yang mencoba menebarkan teror di masa depan.
Kemudian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan bantuan kepada korban ledakan. "Belasungkawa saya berikan kepada rakyat Sri Lanka atas serangan teroris di hotel dan gereja," ucap dia.