Marak Kasus Bullying, Yuk Intip Penyewaan Jasa 'Paman Sangar' yang Sedang Ngetrend di Korea Selatan
Perundungan dapat menimpa siapa saja. Di Korea Selatan para orang tua menyewa jasa 'Paman Sangar' untuk melindungi anak-anaknya dari aksi bullying.
Penulis: Vega Dhini Lestari
Editor: Mohammad Rifan Aditya
TRIBUNSTYLE.COM - Kasus perundungan atau bullying akhir-akhir ini semakin marak terjadi.
Di Indonesia sendiri saat kini sedang heboh kasus perundungan yang menimpa salah satu siswi SMP di Pontianak bernama Audrey.
Aksi bullying dipicu oleh banyak faktor termasuk aksi saling sindir di media sosial.
Tidak hanya kekerasan fisik, kekerasan dalam bentuk verbal juga akan berdampak pada mental korban.
Di Korea Selatan, kekhawatiran para orang tua terhadap maraknya kasus bullying ini membuat mereka segera bertindak.
• Kasus Pengeroyokan Audrey Baru Terkuak Seminggu Setelah Kejadian, Kenali 6 Gejala Anak Korban Bully
• Salah Satu Terduga Pelaku Pengeroyokan Audrey Ngaku Malah Jadi Korban: Saya Dibully, Dihina, Dicaci

Dilansir dari Kompas.com, sejak September tahun 2018 silam banyak perusahaan di Korea Selatan yang membuka jasa penyewaan "Paman Sangar".
Perusahaan yang menyewakan jasa tersebut menyediakan berbagai macam paket yang bisa dipilih oleh para orang tua sesuai kebutuhan.
Sebuah perusahaan di Yeongdeungpo-gu menawarkan "Paket Paman" yang berisi pria-pria atau paman yang berusia sekitar 30 hingga 40 an tahun.
Para "paman" sewaan ini memiliki wajah sangar dan penampilan yang mengintimidasi.
"Paman" sewaan ini akan menemani si penyewa dan mengaku sebagai pamannya setiap hari selama dua minggu dengan biaya sebesar 500.00 won atau Rp 6,6 juta per hari.
Perusahaan lain di distrik Guro-gu menyediakan "Paket Bukti".
Paket ini menyediakan staf yang akan berusaha mengumpulkan bukti perundungan yang dilakukan oleh pelaku kepada klien.
Bukti yang terkumpul ini lalu akan diserahkan ke pihak berwajib atau dewan sekolah sebagai bentuk keluhan resmi adanya tindakan bullying.
"Paket Bukti" ini dibenderol dengan harga sebesar 400.000 won atau sekitar Rp 5,3 juta.

Ada juga paket yang dibanderol dengan harga sangat tinggi yaitu sebesar 2 juta won atau sekitar Rp 26,5 juta.
Paket tersebut ditawarkan oleh perusahaan anti-bully di Anseong.
Perusahaan ini menyediakan staf yang akan menemui orang tua pelaku bullying di tempat kerjanya.
Staf ini akan menunjukkan bukti-bukti perundungan yang telah dilakukan oleh anak mereka.
Orang tua pelaku akan dibujuk dan diyakinkan agar bersedia menghentikan aksi perundungan yang dilakukan oleh anaknya.
Jika orang tua pelaku ini menolak, maka staf sudah menyiapkan aksi balasan untuk penolakan ini.
Staf bertugas ini akan berdiri di lobi perusahaan tempat orang tua pelaku bekerja sambil berteriak "orang tua pelaku bullying bekerja di perusahaan ini".
• Usai Membully, Terduga Pelaku Kasus Audrey Gantian Meminta Perlindungan Pada KPPAD Kalbar
• VIDEO Ekslusif Pengakuan Pengeroyok Audrey: Saya Juga Korban Karena Sudah Dihina, Dibully, & Diteror

Banyak orang tua yang mendukung adanya perusahaan anti-bullying ini.
Mereka sering merasa kecewa dengan sikap pihak sekolah yang terlalu lama menangani kasus bully yang menimpa anak-anaknya.
Namun maraknya perusahaan anti-bullying ini mendapat tanggapan dari akademisi dari Universitas Korea, Kim Yoon Tae.
Penggunaan jasa dari perusahaan anti-bully ini dianggap sama saja melawan bully dengan menggunakan bully.
Kim Yoon Tae menuturkan perlunya pengembangan sistem untuk mencegah aksi bullying ini. (TribunStyle/Vega Dhini Lestari)
Tanggapi Kasus Audrey, Sarwendah Kenang Masa Lalunya Pernah Jadi Korban Bully Sampai Dipukuli

TRIBUNSTYLE.COM - Kasus bully-ing yang menimpa Audrey juga membuat Sarwendah merasa prihatin.
Sarwendah bahkan teringat akan masa lalunya yang juga pernah menjadi korban bully.
Bahkan istri Ruben Onsu ini pernah dipukuli oleh teman-temannya, seperti yang TribunStyle.com kutip dari akun Instagram @sarwendah29.
• Bukan Hanya Saling Sindir Soal Mantan Pacar, Pelaku Perundungan Audrey Juga Tersinggung Soal Utang
Bukan hanya dipukuli, mereka juga merekam kejadian tersebut.
Bully-ing yang dialami Sarwendah tak berhenti sampai disitu.
Sarwendah juga di-bully oleh teman-temannya yang juga berasal dari Indonesia.
Mantan personel girlband Cherrybelle ini mengaku sangat trauma atas kejadian yang dialaminya.
• Usai Dijenguk Ifan Seventeen, Audrey Kini Tak Bisa Dibesuk, Ini yang Akan Dilakukan Pihak RS Padanya
Tak hanya itu, tindakan pihak sekolah terhadap pelaku yang mem-bully Sarwendah bahkan juga tidak kuat.
Kejadian yang menimpa Audrey ini membuat Sarwendahsemakin miris karena lebih parah dari apa yang dialaminya.
Sarwendah pun berharap semoga kasus yang menimpa Audreybisa diselesaikan dengan bijak agar tak lagi ada kasus bully-ing.
Artis yang sedang menanti kelahiran anak keduanya ini berharap semoga kasus Audrey bisa diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
• Jadi Korban Perundungan, Audrey Minta Wajahnya Tak Perlu Diblur, Ternyata Ini Alasannya
"Dulu saya sekolah diluar negeri dan saya pernah menjadi anak yg di Bully dipukulin sama teman-teman saya sambil divideoin dan yang mirisnya lagi saya justru diBully oleh teman-teman dari negara saya sendiri dan kejadian itu sempat membuat saya trauma dan sayangnya tindakan dari sekolah waktu itu juga tidak kuat kepada para pelaku.. Dan Audrey merupakan salah satu korban lagi yg mengalami Bully malah lebih parah lagi, semoga ini bs diselesaikan dengan Bijak dan membangun anak-anak supaya tidak ada lagi Bullying.. Apalagi sekarang sudah menjadi orangtua pasti ingin lebih baik untuk masa depan anak, semoga #JusticeForAudrey bisa ditegakkan dengan benar, save moral dan perilaku anak-anak."
• Kumpulan Update Terbaru Justice For Audrey, Dari Dukungan Artis dan Pengacara Hingga Hasil Visum
Berbagai komentar dari para netizen pun bermunculan dalam postingan Sarwendah ini.
@adelialia3999 : "Kasihan bgt...parah nya pelaku nya malah cengengesan...ga ada rasa bersalah nya."
@masitah_ummu_hafs : "Jengkel nya itu pelaku ko GK dihukum setimpal gara2 masih dibawah umur,mau jdi ap kedepannya ny,sangat miris."
@wulan_yullia : "Jahat pelaku sangan jahat,tidak punya hati nurani,harusnya hukum biarpun anak d bawah umur tp dia tetap sudah mengertu mna yg slah dan mna yg benar,jd klw orang yg slah harus d hukum tegakan keadilan bwt audrey."
@endaberry89 : "Setuju say @sarwendah29 saya juga telah menjadi orang tua dan sangat terpukul atas perbuatan para pelaku siswa SMA tersebut. Walaupun umur pelaku di bawah umur tetapi mohon kepolisian segera di tindak lanjuti agar tidak terjadi lagi korban2 selanjutnya."
Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir, menjelaskan kronologi kasus penganiayaan yang dialami oleh Audrey ini.
Perkelahian antara Audrey dan para pelaku terjadi pada 29 Maret 2019 lalu di kawasan belakang Pavilion Informa, Jalan Sulawesi, Pontianak.
• Beri Dukungan untuk Audrey, Petisi #JusticeForAudrey Sudah Ditandatangani 3 Juta Lebih, Ini Linknya
Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 14.30 WIB.
Melansir dari TribunPontianak, Audrey bukanlah target utama dari ke-12 pelaku tersebut.

"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku penganiayaan ini," kata Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu kepada TribunPontianak.
Namun antara pelaku dan korban saling berbalas komentar di media sosial.
• Dukungan Tuk Audrey, Psikolog Dedy Susanto: Trauma yang Dialami Audrey Jenis yang Sulit Disembuhkan!
Hingga akhirnya pelaku merencanakan penjemputan dan penganiayaan terhadap korban.
"Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," lanjutnya.
"Semua pelaku adalah teman-teman kakak sepupunya, mereka menggunakan korban ini untuk memancing kakaknya keluar dari rumah dengan cara menjemput korban dari rumah neneknya di Jl. Cendrawasi sekitar jam 14.00," ujar korban dikutip TribunnewsBogor.com dari BerkatnewsTV di RS Promedika.
• Audrey Siswi SMP Dianianya Lantaran Asmara, Beginilah 5 Cara Cerdas Hadapi Konflik dengan Pasangan
Mereka sempat memukul dan menarik rambut Audrey.
"Oleh salah seorang pelaku, wajah korban disiram dengan air. Rambutnya ditarik dari belakang. Lalu dia terjatuh ke aspal," kata Husni, di Mapolresta Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/4/2019). (TribunStyle.com/Ninda Iswara)