Kasus Perundungan
Pakar Mikro Ekspresi Poppy Amalia Tawarkan Diri untuk Jadi Psikolog Audrey Secara Gratis
Dukungan untuk Audrey terus mengalir, pakar mikro ekspresi Poppy Amalia tawarkan diri untuk jadi psikolognya secara gratis.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Mohammad Rifan Aditya
TRIBUNSTYLE.COM - Dukungan untuk Audrey terus mengalir, pakar mikro ekspresi Poppy Amalya tawarkan diri untuk jadi psikolognya secara gratis.
Dukungan demi dukungan terus pada siswi SMP yang dikeroyok kakak kelasnya di Pontianak, Audrey.
Seperti diketahui, remaja berusia 14 tahun ini dianiaya oleh 12 orang siswi SMA.
Banyak masyarakat yang mulai bersimpati padanya, sehingga tanda pagar (tagar) #JusticeForAudrey jadi trending di media sosial.
Petisinya pun saat ini sudah menuju 3 juta tanda tangan.
Beberapa publik figur juga turut menyatakan dukungannya pada Audrey, salah satunya adalah pakar mikro ekspresi Poppy Amalya.
Dalam video yang dia unggah di akun Instagram @poppyamaliyaofficial hari Rabu (10/4/2019), Poppy menyampaikan keprihatinan yang mendalam pada Audrey.
"Membaca kisahnya sudah membuat saya marah, kesal, dan ingin membantunya dengan amat sangat," ucapnya.
Sayangnya, Poppy mengaku tidak tahu bagaimana caranya menghubungi pihak Audrey.
"Saya bersedia untuk menjadi psikolognya Audrey," kata Poppy.
• Viral #JusticeForAudrey, Siswi SMP Dikeroyok 12 Siswi SMA, Anji Ungkap Kecewa Dengan KPPAD Kalbar
• Dukungan Untuk Siswi SMP Dikeroyok Terus Mengalir, Petisi #JusticeForAudrey Menuju 3 Juta
• Pelaku #JusticeForAudrey Hadapi Ancaman Dua Pengacara Kondang, Sunan Kalijaga hingga Hotman Paris
Menurut Poppy, Audrey tidak hanya mendapatkan kekerasan secara verbal, tapi juga fisik.
"Yang paling memprihatinkan adalah dia mendapatkan kekerasan dilakukan secara sengaja oleh pelaku, kakak-kakak kelas tersebut, dengan cara memasukkan benda tumpul ke dalam kemaluannya, yaitu tangannya sendiri," jelas Poppy.
Poppy menegaskan bahwa para perempuan yang diduga menjadi pelaku kekerasan melakukannya dengan sengaja.
"Dan dia tahu bahwa ini adalah masa depannya Audrey," tegas Poppy.
Poppy merasa tak habis pikir kenapa para pelaku bisa berpikir sekejam itu.
Ia lalu berharap bisa bertemu dengan Audrey untuk memberikannya terapi secara gratis.
Menurutnya, jika Audrey tidak segera mendapatkan terapi, Poppy khawatir remaja berusia 14 tahun itu mengalami stress, depresi, dan lain sebagainya.
Poppy juga mempertanyakan pola asuh orangtua pelaku sehingga anaknya melakukan tindakan sekeji ini.
Ia menegaskan bahwa sebagian besar anak yang menerima tindakan bullying tidak menceritakannya pada orangtua.
"Karena mereka lebih takut pada temennya daripada orangtuanya," ungkap Poppy.
Karena itu, dia mengimbau pada para orangtua untuk menanyakan keadaan anaknya, bukan hanya soal PR dari sekolah saja.
Di akhir video, Poppy kembali menyatakan bahwa dirinya ingin segera menemui Audrey untuk membantunya.
Berikut caption lengkap di postingan video Poppy Amalya:
"Memprihatinkan, bullying “verbal” mengata2in saja akan memberikan dampak bagi para korban, yaitu korban akan merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya.
Kebanyakan anak2 di bully jarang menceritakan kepada org tuanya. Krn takut, Apalagi dgn kasus ini, sampai ke fisiknya, yang berkaitan dgn masa depannya (kemaluannya). Tentu akan memberikan dampak yg serius, bagi psikologisnya.
Perlu penanganan yg tepat dan segera secara psikologis. Utk pelaku, biasanya anak yang menjadi pelaku bullying adalah anak yg di besarkan dengan pola asuh otoriter atau sewenang-wenang menunjukkan kecenderungan anak menjadi pelaku bullying.
Selain pola asuh permisif (pembiaran)-memanjakan, juga turut menghasilkan kecenderungan remaja menjadi pelaku bullying. Pola asuh semacam ini memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan tindakan agresi pada orang lain. Orang tua tanpa disadari membenarkan perilaku agresif dengan tidak menghukum anak mereka ketika melakukan tindakan agresif pada orang lain.
Oleh sebab itu selain di selesaikan secara hukum, org tua pelaku semua perlu di berikan penanganan serius secara psikologis. Namun yg terpenting fokus kepada korban saat ini. “Saya bersedia menjadi Psikolognya audrey"
(Tribunstyle/ Irsan Yamananda)
Yuk Like dan Subscribe Channel YouTube Tribunstyle di bawah ini: