Sinopsis Film
Sinopsis Film Pocong The Origin yang Akan Segera Tayang, Awas Ada Pocong Di Belakangmu!
Film 'Pocong The Origin' akan segera tayang di bioskop pada 18 April mendatang. Film horor ini bisa menjadi pilihan menikmati malam Jumat yang seru!
Penulis: Vega Dhini Lestari
Editor: Mohammad Rifan Aditya
Namun sebelum Usmar Ismail merilis Darah dan Doa sebenarnya sudah ada satu film berjudul Lutung Kasarung yang dibuat oleh L Hueveldorp dan penata kamera G Kruger dalam naungan Java Film Company.
Film ini terbukti laris di Bandung dan masih banyak lagi film garapan orang belanda yang rilis sebelum Usmar Ismailmembuat film Darah dan Doa ini.
Namun sekarang sudah banyak film yang rilis dari sineas asli Indonesia maupun dari film import.
• Angelina Jolie dan Keanu Reeves Dikabarkan Direkrut Marvel Cinematics Universe dan Main Di Film Ini
• 5 Fakta Menarik, Trailer dan Sinopsis Hellboy, Bakal Jadi Film Remake Terbaik 2019?
• Sinopsis Film My Stupid Boss 2, Kisah Bos Pelit yang Pergi ke Vietnam, Tayang Perdana Hari Ini!
Juga tidak dipungkiri banyak dari film tersebut yang tidak cocok dengan selera penikmat perfilman di Indonesia.
Dari yang ditolak untuk tayang di Makasar seperti Dilan 1991 karena ditakutkan ada adegan kekerasan guru sampai alasan geng motor yang berbahaya.
Sampai Film Pocong (2006) yang dinilai sangat horor, sadis, isu sara, sampai pemerkosaan yang brutal.
Dilihat dari begitu banyaknya film yang ditolak maupun dicekal di Indonesia, Tribunstyle merilis beberapa film yang merasakan nasib yang sama, simak deretannya yang diambil dari beberapa sumber.
Film Indonesia Yang Dicekal di Indonesia.
Pagar Kawat Berduri (1961), Film tentang komunisme di Indonesia yang dicekal oleh Partai Komunis Indonesia.
Tiada Jalan Lain (1972), Film yang diproduser i oleh Robby Tjahjadi yang terlibat kasus penyelundupan mobil mewah.
Romusha (1972), Film ini dianggap dapat mengganggu hubungan Jepang dan Indonesia.
Saidjah dan Adinda (1976), Film yang menceritakan tentang Max Havelaar yang baik hati namun tidak benar.
Wasdri (1977) Film yang dianggap Kejaksaan Agung Indonesia saat itu. Wasdri adalah seorang buruh angkut di Pasar Senen, Jakarta, yang hanya diberikan upah separuh oleh seorang istri jaksa di Kejaksaan Agung.
Bandot Tua (1978), diubah judulnya menjadi Cinta Biru, karena kata “Bandot” dinilai bermakna negatif.
Petualang-petualang (1978), judulnya diharuskan diubah dari “Koruptor, Koruptor”. Film ini mengisahkan berbagai bentuk korupsi besar-besaran.