Tak Banyak Orang Tahu, Seperti Ini Asal-Usul Bubur yang Jadi Menu Favorit Sarapan Orang Indonesia
Tak banyak orang tahu, seperti ini asal-usul bubur yang jadi menu favorit sarapan orang Indonesia.
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Bubur dianggap menjadi makanan sehat sejak tahun 219 dalam buku pengobatan tradisional Tiongkok, lo.
Selain itu, karena tekstur bubur yang lembut, makanan ini mulai sering dijadikan makanan pedamping susu untuk adik bayi yang sudah boleh makan nasi.
Seiring berajalannya waktu, bubur mulai disajikan menjadi menu sarapan di rumah-rumah di Tiongkok. Begitupun juga negara Asia lainnya, termasuk Indonesia.
Bubur ayam memiliki kalori yang rendah, yaitu sekitar 138 dalam satu porsi.
Namun, bubur yang diberi tambahan seperti ayam, telur, kacang-kacangan dan yang lainnya mengandung 290 kalori.
Ini lebih rendah kalau dibandingkan dengan nasi putih tanpa lauk yang mengandung 242 kalori.
Bagian dari Perayaan Bodhi Day
Setiap tahun, penduduk Tiongkok merayakan festival Bodhi Day.
Ini adalah hari di mana Buddha atau Siddhartha Gautama mendapatkan pencerahan saat duduk di bawah pohon Bodhi.
Dikisahkan, Siddhartha Gautama mendapatkan kekuatan kembali setelah bermeditasi dalam waktu yang lama.
Nah, pada sekitar abad ke-6, Dinasi Qing yang dipimpin Kaisar Kangxi menambahkan bagian perayaan ini. Yaitu memasak congee dalam jumlah besar, teman-teman.
Bahan-bahan yang disiapkan selain beras ada banyak, misalnya mentega, daging, kacang-kacangan, biji-bijian, dan buah kering.
Bahan tersebut dimasak menjadi enam periuk. Periuk pertama adalah persembahan untuk Buddha, kemudian periuk kedua untuk Kaisar dan penasihat kerajaan.
Periuk ketiga untuk para keluarga kerajaan, periuk keempat untuk pekerja di kerajaan dan di provinsi, periuk kelima untuk pada biksu, dan yang keenam digunakan untuk amal.
Itulah serba-serbi tentang bubur dari Tiongkok. Selain bubur ayam, ada bubur lain di Indonesia, lo!
Artikel ini telah tayang di bobo.id dengan judul : Suka Sarapan Bubur Ayam? Cari Tahu Kisah Asal-Usul Bubur, yuk!