Serba-serbi Pembuatan Kue Keranjang, Perempuan Menstruasi Tak Boleh Membuatnya
Jadi kue yang digunakan untuk sembahyang, pembuatan kue keranjang tak sembarangan dilakukan.
Editor: Archieva Nuzulia Prisyta Devi
TRIBUNSTYLE.COM - Sekilas tak ada yang berbeda dari rumah yang terletak di Jalan Tulangan No 43, Tegal Panggung, Danurejan, Yogyakarta.
Namun ketika memasukinya tampak beberapa orang tengah sibuk mengemasi kue berwana coklat pekat.
Kue tersebut umumnya menjadi incaran saat Imlek tiba. Ya, kue keranjang namanya.
• Resep Kue Keranjang Goreng - Variasi Penyajian Makanan Khas Imlek Biar Gak Bosen!
Di rumah itu, Sianiwati setia menekuni bisnis turun temurun itu.
Meski tak lagi muda, ia masih lincah berputar kesana kemari untuk memastikan kualitas kue produksinya.
Sebagai kue yang digunakan untuk sembahyang, bahan yang digunakan tentu harus dari bahan pilihan.
Beras ketan yang dipilih adalah jenis Tolo, harus yang terbaik pula.
Gula pasir pun harus dimasak sangat lama, proses pengukusan pun bisa mencapai 9 jam.
Semua proses yang dilalui masih menggunakan tenaga manusia.
"Ini turun temurun, dulu dari kakek. Saya membantu sejak masih muda sama papa dan mama dulu. Karena orangtua sudah meninggal, kami anak-anaknya yang melanjutkan. Semua masih pake tangan, tidak ada yang pakai mesin. Dulu diajari pake tangan, ya sekarang sama," kata nenek berusia 70 tahun itu.
Tidak hanya bahan yang berkualitas, yang membuat pun harus suci.
Sebelum mulai membuat, ia berdoa terlebih dahulu.
Meminta pada Tuhan agar semua diberi kelancaran.

Perempuan yang sedang menstruasi tidak diperbolehkan membuat kue keranjang.