Gempa Sulawesi Tengah
Gempa Donggala, BNPB: 832 Korban Jiwa, Arifin Bawa Bantal Berkeliling Bingung Cari Cucu
“Saat gempa, saya langsung pulang ke rumah membawa istri, Liske dan cucu Rasya,” kata Arifin Amri Ladupa. Namun ia tak menemukan Aulia, cucunya (10).
Penulis: Triroessita Intan
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Korban jiwa pasca gempa Donggala dan tsunami Palu bertambah hingga hari ini, Minggu (30/9/2018).
Informasi terbaru tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho Minggu siang.
"832 orang meninggal dunia terdiri di Kota Palu 821 orang dan Donggala 11 orang," kata Sutopo.
Jatuhnya korban pada umumnya dilatarbelakangi oleh tertimpa bangunan juga tersapu tsunami.
Pencarian ini masih terus berlanjut dan berfokus di Hotel Roa Roa, Ramayana, pantai Talise, hingga perumahan Balaroa.
"Di Hotel Roa Roa diperkirakan ada 50-an orang korban," lanjutnya.
Sutopo mengatakan, operasi SAR tidak mudah karena terkendala listrik padam, minimnya fasilitas alat berat, hingga terputusnya akses menuju lokasi.
Di tengah-tengah pencarian korban oleh SAR, seebuah kisah menyentuh datang dari seorang pria bernama Arifin Amri Ladupa.
Pria 54 tahun ini kebingungan mencari sang cucu.
Ia memeluk bantal dan guling erat-erat dan pandangan matanya nanar menyapu lalu lalang Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu.
Dikutip Kompas.com, dengan baju belum diganti sejak kemarin, ia masih mencari-cari cucu perempuannya, Aulia (10).
Setiap ada orang yang berlalu di depan lorong 5 Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, ia selalu bertanya perihal cucunya.
Saat gempa mengguncang Teluk Palu, Arifin saat itu sedang pulang dari kegiatannya menjaga WC di Pantai Talise.
“Saat gempa, saya langsung pulang ke rumah membawa istri, Liske dan cucu Rasya,” kata Arifin Amri Ladupa, Minggu (30/9/2018).
Liske (49) dan Rasya (3) saat itu sedang di rumah.