Gempa Sulawesi Tengah
Viral Status Korban Tsunami Kelaparan di Palu 'Tolong Kami Butuh Minum & Makan di Bukit'
Status korban tsunami di Palu, Sulawesi Tengah viral di media sosial. Sri menuliskan bahwa dirinya dan warga sedang kelaparan.
Penulis: Verlandy Donny Fermansah
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
"Tsunami memang terjadi.
"BMKG sudah memberikan warning, dan itu telah berakhir, tidak ada lagi.
"Daerah Palu sudah dinyatakan aman," ungkap Rahmat Triyono kepada Kompas TV.
Listrik Padam
Usai diguncang gempa 7,7 SR, Palu masih mengalami gempa susulan, korban gempa mengaku listrik padam dan susah sinyal.
Dilansir Tribunstyle.com dari Kompas.com, terjadi gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 melanda wilayah Donggala, Sulawesi Tengah.
Gempa yang terjadi pukul 17.02 WIB ini berpotensi tsunami.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan dini tsunami untuk wilayah Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
Gempa berkedalaman 10 kilometer, berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT atau 27 kilometer Timur Laut Donggala-Sulawesi Tengah.
Belum diketahui mengenai kerugian atau korban akibat gempa besar ini.
Namun sesaat usai gempa terjadi, kabarnya terjadi tsunami di tepi pantai.
BMKG sendiri telah menghimbau diperkirakan akan terjadi tsunami di daerah Sulawesi Tengah dan Barat pasca gempa terjadi.
Usai musibah tersebut terjadi, ada beberapa korban tewas dan luka-luka.
Melalui sambungan telefon antara KompasTV dengan salah satu warga Palu, kabarnya masih terus terjadi beberapa gempa susulan.
Menurut penuturan warga, memang sejak siang sudah terjadi gempa berkekuatan 5 SR pada siang hari, namun sempat menurun.
Namun saat maghrib, gempa berkekuatan 7,7 SR tiba-tiba terjadi dan menyebabkan tsunami setinggi 1,5 meter.
Hingga kini daerah yang terguncang gempa mengalami listrik padam.
Sinyal untuk komunikasi pun susah.
Menurut penuturan salah satu warga Palu, Hasan, para korban mengalami trauma pasca musibah gempa terjadi.
Saat ini sekitar 100 warga Palu mengungsi di Asrama Bulog, kawasan Palu Timur.
FOTO-FOTO DAN VIDEO DAMPAK GEMPA DONGGAL DAN TSUNAMI
Telah terjadi gempa bumi berkekuatan 7,7 pada Skala Richter, 27 kilometer TimurLaut Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) pukul 17:02:44 WIB.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ini berpotensi tsunami.
Gempa berkedalaman 10 kilometer, berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT atau 27 kilometer Timur Laut Donggala-Sulawesi Tengah.
Namun, peringatan tsunami ini telah dicabut BMKG pada pukul 17.36 WIB.
Mengejutkan, dalam update terbaru, akibat gempa tersebut dipastikan disertai tsunami.
Melansir siaran Kompas TV, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono memastikan bahwa tsunami terjadi cukup tinggi.
"Kami belum data konkret, tapi ketinggian antara 1,5 meter sampai 2 meter," kata Rahmat, dalam wawancara kepada Kompas TV, Jumat malam.
Menurut BMKG, tsunami terjadi di Palu, Donggala, dan Mamuju.
Hingga saat ini BMKG masih mendata mengenai kerugian atau korban akibat gempa besar ini.
Bahkan Mal Tatura di Jalan Emmy Saelan, Lau Selatan, Kota Palu juga dikabarkan roboh.
"Betul Mal Tatura roboh, Hotel Asiyra dan batching Plant di seberang Water Front Citra Land Palu juga roboh, saya update terus infonya," kata Oetomo Tjandra, pengusaha pemilik Batching Plant di sekitar Teluk Palu, kepada Tribun, pada pukul 18.45 wita.
Oetomo Tjandra yang saat ini mengaku masih di Surabaya, mendapat laporan dari karyawan san stafnya dari Palu pada pukul 18.30 wita
Belum ada laporan resmi apakah ada korban jiwa yang tertimpa reruntuhan mal saat gempa 7,7 SR ini.
Lili Chandra, warga Jalan Gadjah Mada, Palu, melaporkan suasana kota berpenduduk sekitar 460 ribu warga ini, mencekam. "Kami hanya di sekitar rumah. Gempa terus." ujarnya kepada Tribun.
Dia juga melaporkan salah seorang adiknya lagi sibuk mencari neneknya yang sudah berusia 80-an tahun.
"Adik lagi cari nenek pakai motor. Macet semua orang di jalan " kata Lili.
Dilaporkan listrik di bagian kota padam.
Rumah warga gelap gulita.
Jalan-jalan juga dilaporkan retak.
Bandara Mutiara Sis Al Jufri di Palu, Sulawesi Tengah, juga ditutup hingga besok.
Penutupan bandara dilakukan mulai hari ini, 28 September 2018 pukul 19.26 WITA, hingga besok tanggal 29 September 2018 pukul 19.20 WITA.
"Bersama ini diinformasikan bahwa sesuai Notam Nomor H0737/18 Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup dari 28 September 2018 pukul 19.26 WITA sampai dengan estimasi 29 September 2018 pukul 19.20 WITA karena terdampak Gempa Bumi," demikian keterangan dari Kementerian Perhubungan.
Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 7,7 SR mengguncang timur laut Donggala, Sulawesi Tengah, pada pukul 17.02 WIB.
Berikut foto-fotonya usai terjadinya gempa:
Foto-foto:Tribun-medan.com/ist
Sebelumnya, menurut BMKG, wilayah yang berpotensi terkena tsunami adalah:
1. Donggala bagian barat dengan status Siaga.
2. Donggala bagian Utara dengan status Waspada.
3. Mamuju bagian Utara dengan status Waspada.
4. Kota Palu bagian Barat dengan status Waspda.
Berdasarkan hasil pemantauan visual daan peralatan di laut selama sekitar 30 menit tidak terpantau adanya perubahan tinggi muka air laut dan tsunami tidak terpantau, maka BMKG telah menyatakan peringatan dini tsunami berakhir pada 28/9/2018 pukul 17.39 WIB.
"Dengan demikian tsunami tidak terjadi. Kondisi aman dan masyarakat dapat kembali ke tempatnya," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Puro Nugroho dalam siaran persnya, Jumat malam.
Berdasarkan analisis guncangan gempa dirasakan daerah di sekitar Kota Palu hingga ke utara di wilayah Kabupaten Donggala dengan intensitas gempa VI-VII MMI (keras hingga sangat keras).
Beberapa wilayah di Donggala meliputi daerah Parigi, Kasimbar, Tobolf, Toribulu, Dongkalang, Sabang, dan Tinombo memiliki intensitas gempa VI-VII MMI.
Diperkirakan di daerah ini banyak mengalami kerusakan.
Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan SKPD lainnya.
Kepala BNPB telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB untuk segera menuju ke lokasi bencana.
Laporan sementara banyak bangunan roboh akibat gempa tersebut.
Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah.
Saat peringatan dini tsunami diaktivasi, masyarakat merespon dengan mengungsi ke empat yang lebih aman. Hingga saat ini pendataan masih dilakukan. Gempa susulan terus berlangsung dengan kekuatan yang lebih kecil.
Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada.
Sebaiknya tidak berada di dalam rumah atau bangunan karena potensi gempa susulan dapat membahayakan.
Diimbau masyarakat dapat berkumpul di daerah-daerah yang aman.
Hindari lereng-lereng perbukitan yang mudah longsor.
Tetap gunakan informasi resmi dari BMKG, BNPB dan BPBD.
Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Donggala, tercatat 2 orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka dan puluhan rumah rusak.
Korban tertimpa oleh bangunan yang roboh.
Evakuasi masih dilakukan oleh petugas. Pendataan dan penanganan darurat masih dilakukan. (*)
Subscribe kanal YouTube dan Like fanpage Facebook TribunStyle.com berikut ini: