Pidato di Acara Kelulusan, Mikrofon Siswa Dimatikan Saat Ungkap Kekerasan Seksual: Saya Frustrasi
Seorang siswa yang baru saja lulus dari sekolahnya harus menemui kenyataan pahit saat pidatonya yang dipotong.
Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Yohanes Endra Kristianto
TRIBUNSTYLE.COM - Seorang siswa yang baru saja lulus dari sekolahnya harus menemui kenyataan pahit saat pidatonya yang dipotong.
Cewek ini dianggap telah keluar dari topik pidato yang semula ia bicarakan dan mulai membahas tentang kekerasan seksual.
Lulabel Seitz, 17 tahun, baru saja lulus dari Petaluma High School, di California.
• 13 Foto Ini Diambil Tepat Sebelum Tragedi Mengerikan Terjadi, Semula Baik-baik Saja
Saat pidato perpisahannya itulah mikrofonnya dimatikan setelah dia 'keluar dari skrip'.
Seitz jelas kecewa dan akhirnya merekam versi pidato yang tidak disensor.
Ia mengunggahnya ke YouTube dengan judul ‘Valedictorian Mic Cut: Uncensored Speech’.
Menurut Buzzfeed, Seitz, terinspirasi oleh orang-orang seperti Dr Martin Luther King Jr, yang mengabaikan keinginan para administrator sekolah untuk berbicara menentang perlakuan terhadap korban kekerasan seksual.
Martin Luther adalah subjek yang dekat dengan hatinya saat dia menjadi korban.
Namun para petugas di sekolahnya mematikan mikrofonnya selama acara kelulusan pada Sabtu (2 Juni).

Ia kecewa namun, tidak terkejut dengan tindakan dewan sekolah tidak mengejutkannya 'karena mereka sering melakukan ini, mereka membuat siswa bungkam', menurut Seitz.
Seitz telah merencanakan pidatonya dengan baik sejak dia diberitahu pihak sekolah untuk membuat pidato perpisahan beberapa bulan yang lalu.
Dia ingin memberikan tinjauan tahunan tentang pengalaman baik dan buruk dari kelasnya.
Pengalaman buruk itu melibatkan dia diserang secara seksual oleh teman sekelas selama jam sekolah.
Ini terjadi lebih dari satu kesempatan pada musim gugur yang lalu.
Polisi dan Petaluma High School sedang menindaklanjuti pengakuan klaim Seitz.
Seitz menyatakan:
"Pihak sekolah tidak benar-benar melakukan tindakan tegas pada pelaku kekerasan, ini membuat saya merasa frustrasi."
Seitz juga mengklaim bahwa gadis-gadis lain di sekolah melakukan perilaku serupa.
Para petinggi di sekolah sejauh ini masih menolak untuk mengomentari klaim Seitz.
Tapi pernyataan dari distrik sekolah sudah dirilis:
"Administrator dan staf di Petaluma City Schools sangat peduli tentang keamanan dan kesejahteraan murid-murid kami."
"Karena masalah privasi siswa, kami tidak dapat dan tidak boleh menanggapi dengan informasi spesifik."
"Kita dapat mengatakan bahwa ketika isu-isu kekerasan seksual menjadi perhatian kita, penegak hukum lokal memiliki wewenang untuk mengatasi dan menentukan jalannya tindakan."
"Jika dugaan peristiwa terjadi di luar atau di dalam sekolah, kami bekerja untuk mendukung siswa kami dengan disiplin yang secara maksimal dan kami akan melakukan tindakan apa pun untuk melindungi siswa kami saat mereka berada di lingkungan belajar kami."

Seitz menjelaskan bahwa para administrator telah memberitahunya bahwa ia perlu memberikan pidato agar mendapat persetujuan mereka di muka.
Setiap konten negatif dalam rancangan itu akan membuatnya tidak diizinkan untuk berbicara.
Para pejabat tampaknya diberi informasi bahwa ia akan menggunakan kesempatan ini untuk memunculkan isu kekerasan seksual.
Seitz memberi tahu Buzzfeed:
"Mereka menarik saya keluar dari kelas terakhir saya di sekolah menengah untuk mengatakan 'Anda tidak dapat berbicara tentang bagaimana kami memperlakukan korban kekerasan seksual."
"Ini jelas merupakan pembungkaman."
"Saya banyak memikirkan hal itu, jika saya akan diam saja, maka itu sangat menyedihkan ... karena kekerasan itu akan terus terjadi di kemudian hari."
"Saya tidak akan diam saja karena mereka terus membuat saya takut dan mengancam saya."
"Tapi saya pikir, jika saya tidak membela saya dan gadis-gadis lain, lalu siapa yang akan melakukannya?"
"Itu hanya semacam keputusan moral yang harus saya buat."
Ketika hari kelulusan dan pidatonya akhirnya tiba, Seitz berpikir 'mereka akan memotong pidato saya lebih awal'.
Padahal dia hanya mendapat waktu sekitar empat menit untuk pidato.
Orang-orang yang menyaksikan pidatonya sempat meneriakkan: ‘biarkan dia berbicara’.
Seorang petinggi sekolah dari Petaluma High, yang identitasnya tidak diungkapkan, mengklaim bahwa pidato Seitz bertentangan dengan 'perspektif' sekolah tentang peristiwa tersebut.
(TribunStlye/Yohanes Endra)
• Baru 8 Bulan Pacaran, Gadis Nekat Tinggal Serumah Bareng Pacar, Ia Menyesal Lihat Permainan Kotornya
• 4 Fakta Chef Anthony Bourdain yang Tewas Gantung Diri, Semasa Hidup Pernah ke Indonesia
• Cewek Punya 50 Tato, Ganti Bola Mata, Hingga Membelah Lidah: Dulu Cantik Kini Bikin Ibu Menangis