Cerita Viral
Tubuhnya Mengeras Sejak Usia 3 Bulan, Gadis Susah Payah Jalani Sisa Hidup karena Penyakit Mematikan
Ketika dia berusia sekitar 3 bulan, ibunya tiba-tiba menyadari bahwa tubuh Nitu tampak sedikit lebih keras daripada anak-anak seusianya.
Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Yohanes Endra Kristianto
TRIBUNSTYLE.COM - Taqlima Jahan Nitu adalah seorang gadis berusia 10 tahun yang menderita Progeria.
Ya, ia mengalami kondisi genetik yang langka.
Nitu lahir pada 10 September 2007 di Habiganj, Bangladesh.
Ayahnya, Kamrul Hasan adalah buruh harian dan ibunya, Mrs. Josna adalah seorang ibu rumah tangga.
• Gadis 12 Tahun di Foto Ini Wajahnya Emang Polos, Siapa Sangka Gedenya Jadi Top Model Super Seksi
Nitu adalah anak ke-4 dan ia punya 3 saudara laki-laki dan 3 saudara perempuan.
Ketika dia berusia sekitar 3 bulan, ibunya tiba-tiba menyadari bahwa tubuh Nitu tampak sedikit lebih keras daripada anak-anak seusianya.
Tak hanya itu, Nitu dengan cepat kehilangan rambutnya.
Ibunya khawatir dan suatu hari mendiskusikannya dengan salah satu tetangganya.

Tetangganya juga khawatir dan menyarankannya untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dengan demikian mereka membawa Nitu ke dokter setempat.
Dokter meyakinkan mereka bahwa Nitu akan baik-baik saja.
Melansir Boredpanda, tim dokter juga memberi resep obat-obatan untuk lambung.
Sayangnya, dokter salah mendiagnosis dan kehilangan semua rambutnya dalam semalam begitu dia mengonsumsi obat-obatan itu.

Orang tuanya ketakutan dan segera membawanya ke rumah sakit di Sylhet.
Para dokter di rumah sakit itu merujuknya ke Dhaka untuk perawatan yang lebih baik.
Akhirnya, para dokter sampai pada suatu kesimpulan.
Mereka mengkonfirmasi bahwa Nitu adalah pasien dengan penyakit langka yang disebut Progeria.
Penyakit ini menyebabkan penuaan dini pada Nitu.

Mereka juga memberitahu orang tuanya bahwa belum ada obat yang diketahui untuk penyakit ini.
Kebanyakan anak-anak dengan penyakit ini tidak hidup melampaui usia 13 tahun.
Orang tuanya tidak dapat mempercayai pernyataan dokter dan berulang kali meminta pengobatan lain.

Mereka masih percaya bahwa suatu hari Nitu akan sembuh.
Meskipun dia menderita kesakitan, Nitu adalah gadis yang cukup bersemangat.
Dia suka bermain dan berkelana.
Boneka adalah mainannya yang paling favorit.

Nitu adalah seorang murid sekolah dasar kelas dua dan dia sangat menyukai pelajarannya.
Dia bisa menggambar dengan baik.
Nitu telah menerima semua kenyataan dalam hidupnya secara positif.
Sayangnya, masyarakat tidak bisa menerima Nitu karena penampilannya yang berbeda.

Dia dikucilkan dari masyarakat.
Nitu semakin tua dan perlahan semakin terisolasi dari sekitarnya dan begitu juga keluarganya ikut dikucilkan.
Tidak ada anak yang mau bermain dengan Nitu.
Orang-orang takut dengan melihatnya.
Terkadang orang menganggap Nitu sebagai kutukan.

Banyak orang menyampaikan komentar buruk dan bersikap buruk terhadap Nitu dan keluarganya.
Biasanya, dia tidak pergi ke tempat umum, karena orang-orang akan mengelilinginya dan mulai bersikap aneh terhadapnya.
Nitu bisa memahami kondisi hidupnya ini.
Dia telah menyadari fakta sulit bahwa masyarakat tidak bisa menerimanya.

Nitu juga sering bertanya pada ibunya bahwa mengapa Tuhan mengirimnya dan tidak membawanya pergi.
Sesuai pernyataan dokter, harapan hidupnya hanya 13 tahun.
Artinya ini tinggal tersisa 3 tahun lagi bila menghitung perkiraan dokter.
Namun, rentang kehidupan yang singkat ini penuh dengan momen yang tak terlalu menyenangkan.

Padahal kita bisa melihat banyak sisi positif yang ada di diri Nitu.
Selain menggambar, ia sangat menggemari make up.
Nitu juga gemar melakukan banyak permainan, seperti yang ia kerap lakukan bersama saudara perempuannya.
Ia senang bermain bola.
Nitu juga senang dengan benda-benda kerajinan lokal.

Nitu juga mahir menggambar tato henna.

Kini Nitu lebih banyak menghabiskan waktunya bersama keluarga, terutama bersama sang ayah karena ia memiliki ikatan yang sangat kuat.
Sejatinya, kita tidak bisa membantunya dengan memperpanjang masa hidupnya tetapi kita dapat dengan mudah membantunya menjalani kehidupan yang lebih baik.
Seharusnya orang di sekitarnya bisa meningkatkan rasa peduli dan mengubah sudut pandang pemikitan terhadapnya.
Semoga saja Nitu dapat menjalani kehidupan kecilnya dengan penuh makna dan meninggalkan bumi ini dengan beberapa kenangan manis.
(TribunStyle/Yohanes Endra)
• Tak Mengakui Orang Tuanya, Anak Jackie Chan Kini Jadi Gelandangan dan Tidur di Kolong Jembatan
• Usai Istrinya Meninggal, Pria Gambarkan Kehidupan Bersama Dua Anaknya, Buku Harian Ini Jadi Saksinya