Breaking News:

Walau Mewah dan Mirip Taj Mahal, Masjid di Jakarta Ini Tak Bisa Gunakan Pengeras Suara

Sebuah Masjid mirip Taj Mahal di Jakarta Utara terpaksa tak memakai pengeras suara untuk suara adzan.

Editor: Dimas Setiawan Hutomo
Penampakan Masjid mirip Taj Mahal di Danau Sunter 

"Tadinya bila kami tidak dapat tanah di Sunter baru kami akan mencari ke sekitar Sunter. Tapi ternyata Allah memberikan izin untuk membangun masjid di Sunter, tepat di depan Danau Sunter,” ujar Sofian.

Saat peresmiaan masjid 15 Mei 2016 dihadiri oleh kerabat dekat dan teman bisnis Pak Haji, termasuk Camat Tanjung Priok, Lurah Sunter Agung, Kapolsek, Danramil, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr. H Nasarudin Umar.

Masjid ini memang awalnya ditargetkan selesai tahun 2013, molor hingga 2016 baru diresmikan.

Sofian mengungkapkan pembangunan terhambat kontraktor yang lambat dalam pembangunan, sehingga ayahnya yang langsung mengambil alih proyek.

"Kontraktornya janji dua tahun, tapi dari tahun kedua sampai tahun ketiga progress melambat, karena itu Pak Haji mengambil alih dari tangan kontraktor. Jadi dari tahun ketiga sampai peresmian Pak Haji yang ambil alih dan mengontrol penuh masjid hingga selesai," paparnya.

Masjid Tanpa Pengeras Suara

Selain itu juga terkendala masalah izin juga, “Izinnya kami harus merubah dari izin rumah tinggal pribadi menjadi tempat ibadah umum yang memerlukan waktu dua tahun. Warga sekitar mengajukan beberapa syarat sebelum mereka tanda tangan izin menyetujui membangun masjid.

"Salah satu syarat nya bila masjid sudah diresmikan dan di fungsikan, tidak boleh menggunakan toa atau pengeras suara masjid,” katanya.

Impian untuk membangun masjid akhirnya tercapai, pemilik seorang mualaf Indonesia keturunan Tionghoa akhirnya dapat membeli lahan seluas 2.000 meter persegi di Jalan Danau Sunter pada tahun 2009.

Namun ia harus menunggu 2 tahun untuk memulai pembangunannya karena harus terlebih dahulu mengurusi izin pembangunan masjid.

“Yang jelas semua syarat-syarat sudah lengkap, termasuk izin lingkungan, kami mulai pembangunannya saat syarat syarat sudah lengkap kalau enggak ngapain kami nunggu sampai 2 tahun. Nah salah satu syaratnya itu ialah tidak boleh menggunakan pengeras suara,” bebernya.

Tidak seperti masjid biasanya yang selalu ada penggeras suara atau toa. Memang masjid berada ditengah tengah pemukiman warga yang kebanyakan non muslim. Dan saat melakukan perizinan untuk membangun masjid harus ada persetujuan tetangga dan warga sekitar.

Saat waktu salat tiba seorang petugas masjid memukul bedug yang ada diluar masjid dan ia langsung adzan di luar masjid tanpa menggunakan pengeras suara.

Setelah itu ia masuk kedalam masjid untuk adzan lagi menggunakan pengeras suara yang memang suaranya hanya terdengar di dalam masjid saja, tidak sampai keluar masjid.

“Ini menjadi sebuah syarat dan akan menjadi sebuah ciri khas dari masjid ini yang tidak menggunakan pengeras suara. Kita saling menghormati dan menghargai antar umat beragama. Semoga bangunan masjid ini semakin makmur, tetap kokoh beribu-ribu tahun dan menjadi tempat siar Islam,” tutup Sofian

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/3
Tags:
Jakarta UtaraDanau SunterRamlie Musofa
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved