Breaking News:

Terpelatuk dengan Aksi Kartu Kuning Zaadit pada Jokowi, Guru di Asmat Ini Juga Unggah Curhatannya!

Seorang guru yang mengajar di Asmat mengunggah curhatannya soal kondisi yang ada di sana!

Pertama aku ingin titip pesan buat adik2 mahasiswa jangan berkoar-koar secara berlebihan tanpa mengetahui fakta di lapangan apalagi cara penyampaiannya tidak pada tempatnya, ga beretika menurutku.

Oia, aku sudah setahun tinggal di pedalaman Papua, hidup menyatu bersama masyarakat jadi bolehlah aku sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi sesungguhnya di pedalaman papua.

Salah satu persoalan yang sedang heboh saat ini adalah mengenai gizi buruk di asmat.

Aku bukan orang kesehatan tapi aku meyakini gizi buruk itu bukan semata masalah kurangnya tenaga kesehatan melainkan efek dari kemiskinan dan pendidikan rendah.

Instagram/ sigit.arifian
Instagram/ sigit.arifian ()

Kenapa sih masalah kemiskinan dan rendahnya kualitas pendidikan masih belum teratasi hingga saat ini, apa kendalanya.

Kendala pertama di papua adalah kondisi medan dan geografisnya.

Untuk menjangkau masyarakat di kampung-kampung sangat sulit sekali, dimana harus melewati gunung-lembah, melintasi laut, sungai bahkan rawa-rawa.

Heboh Kartu Kuning Ke Presiden Jokowi, Kampus UI dan UGM Mendadak Dibanding-bandingkan Soal Asmat

Instagram/ sigit.arifian
Instagram/ sigit.arifian ()

Makanya pemerintah saat ini mengenjot pembangunan infrastruktur guna membuka akses daerah sulit, bandara-bandara dan pelabuhan yang terus dibangun dan diperbesar, harga bbm satu harga (udah jalan kebijakannya meski di lapangan ada “seseuatu” yang mengganjal), hal yang langsung kurasakan adalah menyaksikan pembangunan di distrik tempatku mengajar, distrikku berada di perbatasan Papua Nugini, saat ini sudah di bangun puskesmas, tower telekomunikasi meski belum beroperasi dan sedang dalam proses survey untuk pembangkit tenaga surya).

Namun itu semua hanyalah bangunan kosong tanpa SDM yang menjalankan, Nah kendala kedua ya itu SDM, Papua sangat kurang SDM mulai dari tenaga kesehatan, insinyur, guru. Mengabdi di Papua itu sulit jika tidak pake hati apalagi hanya mengejar uang.

Instagram/ sigit.arifian
Instagram/ sigit.arifian ()

Bagi tenaga medis yang melayani dipedalaman-pedalaman terpencil Papua, mereka harus menempuh perjalanan yang jauh, harus berjalan kaki berjam-jam hingga berhari-hari sambil memikul obat dan perlengkapan medis lainnya.

Bagi guru yang mengajar di pedalaman harus hidup dengan ketiadaan akses sinyal, tanpa listrik PLN, transportasi ke kota yang sulit, biaya hidup mahal karena bbm aja bisa 50-70rb

jadi jangan kaget di pedalaman papua, mata uang paling kecil itu 5rb, akses air bersih yang sulit karena di sebagian daerah hanya mengandalkan air hujan, bisa tidak mandi berhari-hari saat kemarau, bahkan di beberapa wilayah nyawa taruhannya.

Instagram/ sigit.arifian
Instagram/ sigit.arifian ()

Makanya banyak pegawai-pegawai yang tidak betah untuk bekerja dan memilih untuk secepatnya pulang,

Jadi pesanku yang kedua, kalau memang peduli dengan papua, kuliah dulu lah yang benar jadilah orang yang ahli dibidangmu, pas udah lulus ajak teman-temenmu ramai2 datang ke papua dan tunjukkan secara nyata kontribusi kalian sesuai kompetensi yang dimiliki.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Zaadit TaqwaSigit ArifianPapua
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved