Breaking News:

Diwawancara oleh Najwa Shihab, Pengacara Fredrich Yunadi Blak-Blakan Cerita Kemewahan Hidupnya!

Beberapa hari terakhir ini, perhatian masyarakat Indonesia sedang terpusat pada Ketua DPR RI, Setya Novanto.

Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
YouTube
Fredrich Yunadi 

TRIBUNSTYLE.COM - Beberapa hari terakhir ini, perhatian masyarakat Indonesia sedang terpusat pada Ketua DPR RI, Setya Novanto.

Tersangka dugaan kasus korupsi KTP Elektronik (e-KTP) tersebut akhirnya ditahan juga oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Drama penangkapan Ketua Umum Partai Golkar tersebut memang terus-terusan menyedot perhatian masyarakat.

Selain Setya Novanto, masyarakat juga mulai memfokuskan pandangannya pada Fredrich Yunadi, sang pengacara.

Beberapa jam yang lalu, Fredrich Yunadi akhirnya mulai membuka diri saat diwawancara Najwa Shihab.

Video wawancara tersebut baru diunggah beberapa jam yang lalu lewat akun YouTube @NajwaShihab.

Selain berbicara soal Setya Novanto, Fredrich mulai membongkar soal kekayaan dan gaya hidupnya.

Melansir dari Kompas.com, sebagai seorang pengacara kondang, Fredrich mengaku suka hidup bermewah-mewahan.

Saya suka mewah. Saya kalau ke luar negeri, sekali pergi itu minimum saya spend Rp 3 miliar, Rp 5 miliar.

Sekarang tas Hermes yang harganya Rp 1 Miliar juga saya beli," kata Fredrich seperti ditayangkan dalam akun YouTube Najwa Shihab, Jumat (24/11/2017).

"Bagi saya, kalau mau lihat saya, saya seperti pengacara yang sangat top kan, Hotman Paris.
Dia itu lebih dari saya, tapi saya enggak kalah dengan beliau," ucap Fredrich.

Hal ini disampaikan Fredrich saat ditanya Najwa mengenai honor yang ia dapat sebagai pengacara.

Fredrich mengaku tarifnya sebagai pengacara bisa mencapai Rp 100 juta per bulan.

"Kalau ada 20 perusahaan (dalam sebulan) saya bisa hidup nikmat, nyaman," kata dia.

Namun, kekayaan yang didapatkan Fredrich hingga saat ini tidak hanya berasal dari honornya sebagai pengacara.

DIa juga mengaku mendapatkan warisan keluarga dan sejumlah usaha lainnya.

Fredrich tidak secara tegas menjawab berapa honor yang ia dapat dengan membela Setya Novanto.

Namun Fredrich mengatakan, apabila membela orang besar, ia justru tidak mengharapkan bayaran.

"Makin besar namanya, free. Karena akan angkat pamor saya kalau saya menang.

Setelah saya menolong beliau, efeknya tidak bisa diduga," ucap Fredrich.

Fredrich pun mencontohkan pengalamannya saat membela Budi Gunawan pada 2015 lalu.

Saat itu, Komjen Budi Gunawan yang dipilih Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kapolri ditetapkan sebagai tersangka kepemilikan rekening gendut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Fredrich selaku pengacara Budi lantas mengajukan praperadilan melawan KPK.

Hakim tunggal Sarpin Rizaldi pun mengabulkan permohonan praperadilan dan membebaskan Budi dari status tersangka.

Fredrich mengaku, saat itu dia sama sekali tidak mendapatkan bayaran dari Budi.

Meski tak dibayar oleh Budi Gunawan, namun Fredrich tetap merasa puas karena mendapatkan nama baik.

"Dapat nama. Saya dihormati oleh institusi kepolisian karena saya menyelamatkan mukanya polisi," kata Fredrich.

(Tribunstyle/ Irsan Yamananda)

Sumber:
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved