Hari Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda - 7 Fakta Menarik di Balik Keputusan Kongres Pemuda Kedua 89 Tahun Silam!
Peristiwa ini menjadi satu tonggak penting dalam sejarah pergerakan nasional bangsa Indonesia.
Penulis: Verlandy Donny Fermansah
Editor: Delta Lidina Putri
Soegondo kemudian membaca rumusan Yamin dan memandang ke arahnya.
Yamin tersenyum dan dengan spontan Soegondo membubuhkan parafnya.
Seterusnya rumusan Yamin disetujui oleh seluruh utusan organisasi pemuda.
Rumusan yang menjadi Ikrar/Sumpah pemuda selanjutnya dibacakan oleh Soegondo dan dipaparkan oleh Yamin yang kemudian disahkan sebagai Sumpah Pemuda.
Dari keenam peserta perempuan tersebut, hanya tiga peserta yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres, yakni Mardanas Safwan, Emma Poeradiredjo dan Siti Soendari.
• Foto Pasangan Ini Bikin Heboh Netizen, Sekilas Terlihat Biasa, tapi Lihat di Bagian Bawahnya!
6. Tidak Boleh Ada Kata Merdeka

Kongres Pemuda II dijaga ketat oleh kepolisian Belanda.
Saat kongres berlangsung, para peserta tidak diizinkan menyuarakan kata merdeka.
Kata tersebut pada saat itu memang merupakan kata ‘terlarang’.
Untungnya, meski peserta yang hadir merupakan dara muda, mereka masih bisa mengkondisikan diri.
Cerdiknya mereka juga mampu merumuskan Ikrar atau Sumpah Pemuda yang menjadi pergerakan kemerdekaan meski tanpa penggunaan kata merdeka.
Larangan kata meredeka pada saat itu juga turut menjadi alasan lagu Indonesia Raya yang didendangkan oleh WR Supratman, hanya dibawakan dengan iringan biola tanpa menyertakan syair.
7. Rumah Tempat Kongres jadi Museum Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda dilangsungkan di sebuah rumah di jalan Kramat Raya nomor 106, Jakarta Pusat.
Berkat Kongres itu, pada 1972, rumah itu ditetapkan sebagai cagar budaya dan dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.
Hingga saat ini, museum tersebut bisa kalian kunjungi untuk mempelajari berbagai hal terkait sejarah kemerdekaan Indonesia serta sejarah Sumpah Pemuda khususnya. (Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah)