2 Tahun Usai Kematian Misterius Anak, Ibu Ini Masih Cari Keadilan, Ia Temui Hal Aneh di Rumah Sakit
Loraine mengatakan ini setelah dokter dari Eastern Bicol Medical Center (EBMC), Filipina tidak dapat menjelaskan kematian putrinya setelah melahirkan.
Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Yohanes Endra Kristianto
TRIBUNSTYLE.COM - Kesehatan adalah hal yang penting dalam hidup manusia.
Apalagi bila usia kita sudah semakin tua.
Semakin lama akan semakin banyak aktivitas yang dijalani.
• Istrinya Lumpuh, Sang Suami Pun Tunanetra, Lihat Cara Mereka Mencari Nafkah Bikin Banjir Air Mata
Mau tidak mau kita dituntut untuk mempunyai stamina prima dan kondisi tubuh yang segar.
Bila kita sakit bisa jadi akan menghambat aktivitas dan membuat keluarga kita ikut sedih.
Walau memang semakin banyak orang yang kini bisa hidup lebih lama dan lebih produktif.
Terlebih lagi kemajuan dan teknologi medis di dunia kita saat ini semakin berkembang pesat.
Sayangnya, tidak semua dokter dan staf medis berhak mendapatkan gelar mereka.
Ada beberapa yang tidak benar-benar profesional.
Ini terlihat dengan ribuan pasien meninggal karena malapraktik medis.
Baru-baru ini seorang ibu bernama Loraine Bronola terus meminta bantuan di Facebook.

Ini terjadi dua tahun setelah kematian putrinya.
Loraine mengklaim bahwa putrinya meninggal karena malpraktik medis.
Loraine mengatakan ini setelah dokter dari Eastern Bicol Medical Center (EBMC), Filipina tidak dapat menjelaskan kematian putrinya setelah melahirkan.
Pada tanggal 1 Oktober 2015, Loraine membawa putrinya, Lorna Bornola, ke rumah sakit tersebut setelah dia mulai sakit selama persalinan.

Begitu mereka tiba di rumah sakit, ibu itu diberitahu oleh seorang perawat untuk mengisi dokumen-dokumen penting di perizinan di rumah sakit tersebut.
Setelah mengisi semuanya, dia kembali ke putrinya.
Tapi ia mengaku sempat mengalami kejadian janggal.
Seorang perawat mendekatinya dan memintanya untuk menandatangani sesuatu.
Ia bingung, tapi Loraine mendekati perawat itu dan bertanya seperti apa isi surat itu.
Setelah beberapa kali mengabaikan pertanyaan Loraine, perawat tersebut akhirnya mengatakan kepadanya bahwa itu untuk 'persetujuan'.
Perawat kemudian menyuruhnya untuk menyiapkan pasien untuk c-section atau operasi sesar.
Beberapa jam kemudian, perawat keluar dari ruang operasi dengan bayi itu.
Namun, saat kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.
Loraine memperhatikan bahwa perawat dan staf yang masuk dan keluar dari ruang operasi memiliki kepanikan di wajah mereka.
Dan pada jam 2 pagi tanggal 2 Oktober, Lorna dinyatakan meninggal dunia.

Ketika Loraine memeriksa mayat putrinya, dia menyadari bahwa Lorna telah berdarah dari mata, hidung, mulut, dan telinga.
Terlihat juga bahwa seluruh punggungnya terkena luka bakar, dari atas kepalanya sampai ke kakinya.
Seluruh tubuhnya juga menggelembung dan membengkak.
Penyebab kematian masih belum terungkap.

Loraine terus berjuang untuk keadilan selama dua tahun terakhir.
Sayangnya masih belum ada hasilnya.
Loraine sekarang mencari bantuan siapa pun yang bisa menolongnya sehingga jiwa anaknya bisa beristirahat dengan tenang.
Banyak netizens percaya bahwa kematian putrinya menjadi korban malpraktek medis.
Malpraktek medis terjadi ketika seorang profesional atau penyedia layanan kesehatan lalai memberikan perawatan yang tepat, menghilangkan tindakan yang tepat, atau memberikan perawatan di bawah standar yang menyebabkan kerusakan, cedera, atau kematian pada pasien.
World Medical Association (1992) mendefinisikan malpraktek medis sebagai perbuatan dokter yang meliputi kegagalan memenuhi standar dalam penanganan kondisi pasien, atau kekurangterampilan / ketidakompetesian, atau karena kelalaian dalam memberikan asuhan kedokteran kepada pasien, yang merupakan penyebab langsung dari cedera pada pasien.
Kelalaian terjadi karena seseorang melakukan (commission) atau tidak melakukan (omission) yang seharusnya dilakukan oleh orang lain yang memiliki kualifikasi yang sama pada suatu keadaan dan situasi yang sama.

(TribunStyle/Yohanes Endra)