Breaking News:

Terlanjur Terjangkit Ransomware WannaCry? Pemerintah Sarankan Nggak Bayar Tebusan Karena Alasan Ini

Jika mau mengakses kembali, pengguna diminta bayar tebusan sekitar Rp 4 juta dalam bentuk duit virtual Bitcoin.

Editor: Diah Ana Pratiwi
hand-out
Tampilan sistem antrean pasien sebuah rumah sakit di Jakarta yang terjangkit malware Ransomware, Sabtu (13/5/2017) 

TRIBUNSTYLE.COM - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengimbau masyarakat untuk tak panik menanggapi penyebaran ransomware berjenis WannaCry.

Program jahat itu berdampak fatal dan menyebar sangat cepat, kini sudah di sekitar 100 negara termasuk Indonesia.

Dua rumah sakit di Jakarta dilaporkan telah terjangkit ransomware WannaCry pada Sabtu (13/5/2017) kemarin.

Virus tersebut menghadang pengguna untuk mengakses data di dalam komputer yang terjangkit. 

Jika mau mengakses kembali, pengguna diminta bayar tebusan sekitar Rp 4 juta dalam bentuk duit virtual Bitcoin.

Bagi sebagian orang, nominal Rp 4 juta mungkin tak seberapa dibanding data penting yang ditawan.

Namun, pemerintah, lewat Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), mengimbau agar masyarakat tak serta-merta memenuhi permintaan pelaku penyebar ransomware WannaCry

"Pokoknya jangan dibayar. Kalau dari kasus-kasus sebelumnya, pelaku akan main-main dan menarik ulur. Mereka akan minta lagi duit lebih banyak dan ujung-ujungnya file tetap ditahan," kata perwakilan ID-SIRTII Adi Jaelani, Minggu (14/5/2017), usai konferensi pers di Bakoel Koffie, Jakarta.

Adi mengatakan ada juga penjahat maya yang menyebar ransomware dan benar-benar memberikan kembali akses data ke korbannya pasca-tebusan dibayar.

Namun, skenario seperti itu sangat jarang terjadi.

Untuk menyelamatkan data, Adi menganjurkan pengguna melakukan backup data dalam keadaan komputer tak terhubung internet.

Tampilan sistem yang terjangkit malware Ransomware, Sabtu (14/5/2017)
Tampilan sistem yang terjangkit malware Ransomware, Sabtu (14/5/2017) (Blogspot)

Sebaiknya, backup itu melalui sistem operasi lain, misalnya Ubuntu atau Linux.

"Yang penting sekarang data penting selamat dulu," ujarnya.

Hingga kini belum ada yang menemukan dekripsi (kunci pembuka) untuk membuka enkripsi dari WannaCry.

Program itu umumnya menyerang komputer bersistem operasi Windows 8 ke bawah.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags:
WannaCryWindowsMicrosoftRansomware
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved