Pilkada Jakarta
4 Alasan Sesungguhnya Mengapa Elektabilitas Agus - Sylvi Turun Setelah Debat Kandidat Gubernur
Ini 4 penyebab elektabilitas Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni turun drastis setelah debat kandidat Gubernur Jakarta.
Editor: Agung Budi Santoso
Menurut Hanta, persaingan dalam Pilkada DKI Jakarta layaknya akuarium besar yang bisa dilihat banyak orang. Debat pun memiliki pengaruh besar bagi warga dalam menentukan pilihan.
"Untuk Pilkada Jakarta, debat itu masih penting karena semua akan menonton," ujar Hanta.
Sementara itu, tidak bisa dipungkiri ada pemilih rasional, psikologis, dan sosiologis di Jakarta.
Hanta menyarankan kepada tiga pasang cagub-cawagub untuk memerhatikan ketiga tipe pemilih itu dalam debat.
(Baca juga: Djarot: Berani Nggak RW Terima Rp 1 Miliar dari Program Agus? Kalau Ada Apa-apa, Penjara Menanti!)
"Kalau dari survei, pemilih rasional itu kekuatan milik paslon nomor 2 yang menjadi tantangan bagi paslon no 1," ujar Hanta.
Artinya, Agus-Sylviana harus memperhatikan aspek data, konten permasalahan, dan pemaparan program yang baik untuk bisa merebut hati pemilih rasional.
"Lalu perhatikan juga pemilih psikiologis. Pemilih psikologis ini kan ada yang suka (cagub) menyerang, defensif, itu pengaruhi juga. Gaya berbicaranya itu," ujar Hanta.
"Lalu pemilih sosiologis, isu isu sosiologis juga harus dimunculkan," tambah Hanta.
(Baca juga: Tim Pemenangan Minta Anies-Sandi Jaga Elektabilitas dan Tidak Blunder )
Hal terakhir yang juga harus diperhatikan para cagub dan cawagub adalah untuk tidak membuat blunder saat debat.
Sebab, itu bisa sangat memengaruhi elektabilitas. "Debat itu satu. Jangan bikin blunder. Kalau ada blunder dalam debat, itu bisa turun," ujar Hanta. (Jessi Carina/ Kompas.com )