Pembunuhan Sadis di Pulomas
Begini Trik Jitu Polisi Menyamar Sebelum Menyergap Ius Pane, Komplotan Perampok Sadis Pulomas
Begini cara polisi lakukan penyamaran yang luar biasa bagus sebelum lakukan penyergapan pada Ius Pane, komplotan perampok sadis Pulomas.
Editor: Agung Budi Santoso
Di situ Eddy mengerti, sejumlah pria penumpang minibus yang mengaku ingin menjemput keluarganya adalah personel Reskrim Polres Jakarta Timur yang sedang memburu Ius Pane.
(Baca juga: Alasan Sepele dan Tak Terduga Ini yang Mendadak Bikin Pembunuh Sadis Incar Keluarga Dodi di Pulomas)
Ius Pane atau Marihot Sitorus adalah anak buah Ramlan Butarbutar, koordinator perampokan disertai penyekapan 11 orang di rumah pengusaha Dodi Triono di Pulomas, Jakarta Timur, Senin (26/12/2016).
Mengaku Mahasiswa
Menurut Eddy, sebelum minibus masuk ke pelataran pol, dua orang anggota reskrim Polres Jakarta Timur sudah lebih dulu di sana, nongkrong di warung sopir. Keduanya mengaku mahasiswa.
"Kami tidak tahu mereka polisi. Memang bagus penyamaran mereka itu. Mereka sudah menunggu sejak sebelum malam pergantian tahun di pelataran sini," cerita Eddy.
Beberapa petugas kepolisian lainnya juga menyamar sebagai mahasiswa. Mereka menunggu di kantin sopir, tepatnya di belakang Pool Bus ALS.
(Baca juga: Cerita Pilu Diona Diseret Pembunuh Sadis, Dilukai Sampai Akhirnya Tewas Kehabisan Oksigen di Toilet)
Setelah membawa Ius ke dalam pos keamanan, enam polisi langsung mengintegorasinya.
Ius Pane tidak mengeluarkan satu kalimat pun di hadapan petugas.
Mulanya petugas ikut mengamankan penumpang yang duduk bersebelahan dengan Ius.

Ramlan cs saat tumbang berdarah-darah dalam operasi penangkapan oleh petugas polisi.
Belakangan diketahui penumpang tadi naik dari Padangsidempuan dan tak terkait Ius.
"Rupanya satu orang bukan perampok, sekadar duduk di samping pembunuh itu jadi dilepaskan. Tapi, tangan perampok itu langsung diborgol," Eddy menambahkan.
Pengakuan senada dikemukakan petugas kantin pol bus ALS, Anto. Anto pun terkejut setelah mengetahui dua pemuda yang menyeruput kopi di kantin pol adalah polisi.
"Penyamarannya bagus. Kayak kalian ini (wartawan) pakai pakaian kemeja dan kaus. Mereka duduk-duduk di kantin. Kami anggap mahasiswa atau penumpang biasa," ujar Anto.
(Baca juga: Cerita Pembantu Bagaimana Pembunuh Sadis Itu Menyiksa Putri Cantik Dodi Triono Hingga Nangis-nangis)