Breaking News:

Pernah Dengar 'Electoral College' dalam Pilpres AS? Ini Penjelasannya

Banyak yang menduga, rakyat AS memilih langsung presiden mereka setiap empat tahun sekali.

Editor: Cecylia Rura Patulak
Kompas.com/Hong Wee Keat
Layar di Times Square, New York menunjukkan hasil perhitungan suara pemilihan presiden AS yang sedang berlangsung. 

TRIBUNSTYLE.COM - Banyak yang menduga, rakyat AS memilih langsung presiden mereka setiap empat tahun sekali. Nyatanya rakyat AS tak langsung memilih presidennya.

Setiap empat tahun, memilih orang-orang yang duduk di sebuah badan yang bernama Electoral College. Badan inilah yang sebenarnya menentukan siapa presiden dan wakil presiden baru AS.

Para anggota Electoral College ini, atau di AS disebut para "electors" biasanya sudah memiliki kandidat jagoan yang akan mereka menangkan.

Jumlah para elector ini di setiap negara bagian sama dengan jumlah anggota kongres yang dimiliki negara bagian itu.

Khusus untuk Washington DC, sebagai daerah khusus ibu kota, sesuai amandemen ke-23 konstitusi AS mendapatkan jumlah elector sama dengan negara bagian yang paling sedikit pendudukya, yaitu tiga orang.

Saat ini terdapat 583 electors ditambah tiga orang dari Washington DC. Sesuai konstitusi, para electors ini dilarang berasal dari pegawai pemerintah federal.

Semua negara bagian, kecuali Maine dan Nebraska, memilih para electors dengan sistem "winner-take-all" sejak 1880-an.

Dengan sistem ini berarti para electors dari negara bagian itu akan memberikan suara bagi kandidat yang mendapatkan didukung paling banyak negara bagian.

Sementara itu, negara bagian Maine dan Nebraska menggunakan "metoda distrik kongresional". Artinya, satu elector dipilih di setiap distrik kongresional berdasarkan pilihan rakyat.

Sedangkan, dua electors lainnya dipilih berdasarkan pilihan terbanyak rakyat di seluruh negara bagian.

Keberadaan para electors ini sangat penting, karena para kandidat yang mendapatkan dukungan mayoritas anggota Electoral College lah yang akan bekerja di Gedung Putih.

Jika tak ada kandidat yang memperoleh dukungan mayoritas di Electoral College maka DPR yang akan menentukan presiden baru AS.

Caranya setiap delegasi negara bagian di DPR, bukan tiap anggota, memiliki satu suara untuk memilih presiden baru.

Pada pemilihan presiden AS 16 tahun lalu, sistem Electoral College memenangkan George W Bush yang justru tidak mendapatkan suara rakyat terbanyak.

Dalam hasil penghitungan suara akhir kedua kandidat George W Bush dan Al Gore mendapatkan perolehan suara yang berselisih sangat tipis.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Tags:
Kompas.comDonald TrumpHillary Clinton
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved