HUT Kemerdekaan RI
Sejarah Mohammad Hatta - Tak Mau Pakai Fasilitas Negara Demi Kepentingan Pribadi, Ini Buktinya!
Bung Hatta memiliki kisah sendiri yang patut untuk dicontoh oleh para pemimpin Indonesia yang lain, apa itu?
Penulis: Desi Kris
Editor: Delta Lidina Putri
Dengan keterbatasan biaya putri kedua Bung Hatta ini memutuskan untuk bekerja paruh waktu.
Sekitar bulan Maret 1975, Gemala ingin mengirim surat kepada sang ayah.
Namun amplop yang dimiliki Gemala habis, sehingga dia menggunakan amplop milik Konsulat Jenderal (Konjen).
Akhir Maret, Gemala mendapatkan balasan surat dari Bung Hatta.
Dalam surat tersebut Bung Hatta menegur Gemala yang berisikan "Ada satu yang Ayah mau peringatkan kepada Gemala. Kalau menulis surat kepada Ayah dan lain-lainnya, janganlah dipakai kertas Konsulat Jenderal RI. Surat-surat Gemala kan privat, bukan surat dinas. Jadi tidak baik pakai kertas Konsulat," tulis Bung Hatta.
Teguran tersebut membuat Gemala mengerti akan pentingnya memisahkan mana barang milik negara dan milik pribadi.
Selain Bung Hatta pernah menegur sekretaris pribadinya, Iding Wangsa Wijaya.
Bung Hatta menegur tentang persoalan yang sangat sepele.
Pada saat itu hanya meminjam kertas dari kantor Sekretariat Negara di Medan Merdeka Utara, Jakarta.
Mengetahui hal itu, Bung Hatta pun meminta sekretarisnya mengembalikan kertas yang dipinjam.
Bung Hatta berkata "Kalau suratnya ke Merdeka Utara, biarlah itu urusan negara. Tapi, kalau ke sini, saya harus membalas dengan kertas saya sendiri."
Wangsa Wijaya akhirnya membeli kertas dengan uang pribadi Bung Hatta dan mengganti surat yang sudah diketiknya.
Pada Juli 1952 Bung Hatta dan Rahmi Hatta istrinya menunaikan ibadah Haji.
Presiden Soekarno sempat menawarkan agar Bung Hatta dan keluarga menggunakan pesawat terbang dengan biaya pemerintah.
Namun tawaran tersebut ditolak.
Bung hatta ingin berangkat Haji dengan menajadi status orang biasa saja, bukan karena dia wakil presiden.
Ternyata seluruh biaya Haji Bung Hatta didapatkan dari hasil penjualan buku yang terbit di Belanda yang berjudul Verspreide Geschriften.