Breaking News:

Berita Viral

Catatan Pribadi Pelaku Ledakan SMAN 72: Gambaran Rasa Tertindas dan Dendam dalam Buku Harian

Catatan pribadi pelaku ledakan SMAN 72 menunjukkan melalui isi buku harian curhat dan gambar bahwa ia menyimpan amarah dan rasa frustrasi mendalam.

Editor: Tim TribunStyle
Youtube Tribun Jakarta Official
Catatan pribadi pelaku ledakan SMAN 72 menunjukkan melalui isi buku harian curhat dan gambar bahwa ia menyimpan amarah dan rasa frustrasi mendalam. 

Sebab kata Putra, FN punya pemikiran di luar nalar yang membuat temannya juga heran.

"Untuk si pelaku, saya pikir dia tidak korban bully. Karena seorang korban bully itu enggak punya ideologi seperti itu. Pemikirannya itu enggak bakal sekejam atau unsur ke ngebom gitu. Untuk pemikirannya itu jauh di luar nalar sama orang normal," ungkap Putra.

LEDAKAN SMAN 72 - Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta, FN sempat membuat curhatan berisi perasaan ketidaksukaannya terhadap sesuatu.
LEDAKAN SMAN 72 - Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta, FN sempat membuat curhatan berisi perasaan ketidaksukaannya terhadap sesuatu. (Istimewa | TribunnewsBogor.com)

Kata Putra, belakangan teman-teman kelas pelaku menemukan buku harian FN.

Di sanalah terkuak bahwa selama ini FN kerap menulis nama guru dan temannya untuk ia jadikan target.

"Terus juga untuk si pelaku ini dia ada barang bukti berupa buku diary, buku harian dia, di situ ada nama-nama guru dia, kemungkinan ada nama-nama siswa yang mungkin tercatat di buku diary-nya," imbuh Putra.

Baca juga: Dendam Lama? Saksi Ungkap Perilaku Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Sebelum Aksi

Pelaku Kesepian

Sebelumnya, penyidik kepolisian mengurai soal motif pelaku melakukan pengeboman di sekolah.

Isu bullying jadi motif ledakan di SMAN 72 memang sempat merebak.

Hingga akhirnya terungkap bahwa terduga pelaku tidak mendapatkan perundungan di sekolah.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imannudin menyebut bahwa terduga pelaku ledakan selama ini merasa kesepian.

Hal itulah yang membuat FN melakukan perbuatan nekat.

"Dari hasil penggalian keterangan maupun petunjuk yang ada bahwa anak yang berkonflik dengan hukum ini terdapat dorongan untuk melakukan peristiwa hukum tersebut. Dorongannya yang bersangkutan merasa sendiri, merasa tidak ada yang menjadi tempat untuk menyampaikan keluh kesahnya. Baik itu di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah," kata Kombes Iman Imannudin.

( TribunnewsBogor.com | khairunnisa | TribunStyle.com | Noval Dwi Widya )

Halaman 2/2
Tags:
korban bullyKombes Iman Imannudinledakan di SMAN 72 Jakarta
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved